10 Apr 2015

[Around the Genres in 30 Days] Koichimuitte, Miiko!



Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...
Ketemu lagi di postingan kedua dalam rangka Around the Genres in 30 Days ini. Setelah posting ini, Bunda akan bikin giveaway.



Masih ingat, kan, kalo Bunda masuk grup Children's and Young Adult's Literature? Nah, setelah Bunda cerita tentang Dr. Seuss, kali ini Bunda ingin sekali cerita tentang Miiko :D


Manga Halo Miiko atau Miiko Desu awalnya dimuat di majalah Pyong-pyong, yang kemudian berlanjut ke majalah Ciao di tahun 1995. Hingga suatu ketika, seorang editor mengusulkan pada bu Ono untuk membukukan karya-karyanya, bu Ono memulainya dengan volume 1.


Serial Namaku Miiko atau Miiko Desu ada empat volume, yang kemudian dilanjutkan dengan Halo, Miiko atau Koichimuitte Miiko! Kalo kalian penasaran apa, sih, isinya manga Miiko, cek aja di review Bunda. Review Halo, Miiko! Bunda taruh di label Miiko's Time sementara review Hai, Miiko! Bunda taruh di label Miiko no Koona.

Bunda jatuh hati sama Miiko sejak tahun 2003. Waktu itu, Bunda masih ngajar les privat. Bunda kenal Miiko lewat murid les Bunda yang suka nyewa di tempat sewa buku dan komik dekat rumahnya. Sekali baca, Bunda langsung gedebuk in lap sama karya Ono Eriko sensei ini. Cuma waktu itu masih sebatas numpang baca, karena memang belum mampu belanja komik. Hihihi. Kalo
pun udah gajian, pas ke Gramedia, nggak ada stoknya... >_<

Terus terang, gaji pertama Bunda sewaktu kerja di Akal, tahun 2005, separuhnya Bunda abisin buat borong Miiko yang waktu itu baru cetak ulang banyak banget. Hahaha. Abisnya kan takut kehabisan lagi. Soalnya, kehadiran Miiko cepet banget abisnya. Misalnya pekan ini Bunda baru lihat restock, pekan depannya udah tinggal beberapa buah aja. Nggak sedikit juga volume yang udah habis dibeli orang. Huhuhu...

Apa, ya, yang bikin Bunda gedebuk in lap sama karya-karya Ono sensei ini?

Bunda sepakat sama chief editor M&C (penerbit yang menerbitkan semua terjemahan Miiko di Indonesia) bahwa karakternya cakep-cakep, dekat dengan dunia anak-anak, natural, dan banyak nasihat yang cocok buat anak-anak tanpa ada kesan menggurui. Keren, kaaan!

Bunda juga suka banget bacain bonus komik di Miiko. Biasanya, bu Ono cerita tentang anak-anaknya di rumah atau tentang dirinya di kesehariannya. Itu juga salah satu yang bikin pembaca merasa kenal dengan bu Ono dan anak-anaknya. Serasa ikut terlibat dalam kehidupan mereka, semisal kisah Michan (putri tertua bu Ono) ketika masih kecil, hingga sekarang sudah jadi mahasiswi (atau udah lulus malahan, ya?).

Persahabatan yang nggak selalu mulus antara Miiko dengan Mari Chan dan Yuuko juga Tappei dan Kenta selalu bikin kita ngerasa kalo dunia mereka nggak jauh dengan dunia kita. Kenapa Bunda bilang nggak selalu mulus? Soalnya, Miiko dan Mari Chan sering bareng bertengkar. Hihihi. Meski begitu, mereka cepet banget baikannya. Miiko dan Mari Chan itu kayak saudara kembar jadinya. Ah. Ngiri banget, ya, bisa punya sahabat seperti itu.

Mari Chan yang ceplas ceplos itu bikin dia kurang disukai teman-teman lainnya. Miiko, meski sering diceplosin Mari Chan, selalu mendukung Mari Chan. Miiko paling seneng jadi asisten Mari Chan walau sering banget dibawelin. Haha. Kadang-kadang, Mari Chan meremehkan kemampuan menggambar Miiko. Tapi seringnya, justru karya Miiko lah yang terpilih.

Karakter Miiko sebenernya mewakili kebanyakan anak-anak yang ada di dunia ini. Kepintarannya nggak menonjol, rajinnya juga nggak menonjol - malahan senang banget menunda-nunda, nggak rapi apalagi apik, kurang telaten, ceroboh, suka banget makan dan jajan, boros, gampang kalap tiap liyat barang baru yang lucu, seneng banget ikut-ikutan karena mudah tergiur tren. Di balik semua itu, Miiko punya hati yang tulus, pantang menyerah dan sangat peduli pada orang lain. Nggak segan-segan Miiko akan mengorbankan waktu atau tenaganya untuk membantu orang lain.

Jujur aja, pas ngeliat Miiko pertama kalinya, Bunda ngerasa melihat ke diri Bunda sendiri. Hampir semua yang ada di Miiko, di kategori yang Bunda warnai merah di atas itu, cerminan dari diri Bunda. Ya, kan? Sama persis? Hahaha... Jadi, pas Bunda baca kisah Miiko, Bunda nggak merasa sendirian di belantara teman-teman Bunda yang isinya rajin semuaaaaaa.

Iya. Temen-temen Bunda rata-rata menonjol kepintarannya. Nggak sedikit yang udah punya gelar master sekarang. Bahkan sudah ada yang menggenggam gelar Ph.D dan beberapa sedang berjuang menyelesaikan disertasi mereka. Bunda ikut senang dan bangga dengan keberhasilan mereka. Ngiri, sih. Tapi, Bunda cukup nyadar diri, kok, kalo Bunda nggak sekeren mereka. Hihihi.

Kepikiran aja, sih. Jangankan buat dapat gelar Ph.D, waktu dapat gelar Sarjana Teknik aja, procrastinating Bunda lumayan makan waktu bertahun-tahun. Hihihi. Soalnya seneng banget berpikir, "nanti, deh. Ngerjain ini dulu". Nggak terasa, tahu-tahu sudah dua tahun saja berlalu dan teman-teman Bunda sudah hampir habis karena sudah pada lulus.

Wait. Ini kok malah jadi curhat?

Yah. Intinya, ketika bersama Miiko, Bunda nggak merasa sendirian. Bisa jadi, Bunda adalah Miiko yang lain dan masih banyak Miiko-Miiko sejenis Bunda dengan varian berbeda.

Badan Miiko yang pendek sering bikin dia dikira anak kelas satu padahal udah kelas lima. Same with me. Waktu Bunda udah SMA, sering dikira anak kelas 4 SD. Belakangan ini, entah pas lagi kayak gimana, ya, Bunda sering dikira masih mahasiswa. *Sebenernya kalo mau berpikiran lebih jernih lagi, jangan-jangan emang dikira mahasiswa S3 bukannya S1. Hihihi*


Nah, ada lagi yang bikin Bunda ngerasa seperti Miiko. Yaitu Tappei. Karakter Tappei itu mirip banget papa di bagian pedulian dan galaknya. Heuheu. Tapi papa nggak pernah meledek Bunda dengan bilang, "pendek" atau "payah", sih. Cuma, kalo kebeneran Bunda lagi naik dingklik dan berdiri di sebelah papa, papa suka bilang, "wah, Bunda jadi tinggi...." Wew!

Itulah sebabnya, saking cintanya Bunda sama Miiko dan bu Ono, Bunda kepingin sekali bisa hadir ketika bu Ono datang ke Indonesia. Sayangnyaaaaaaa, bu Ono datang di saat ketika ada pemilihan walikota Bandung dan Bunda merasa harus ikut memilih karena kan ini tanggung jawab Bunda sebagai warga kota Bandung dan sebagai seorang manusia yang memilih pemimpinnya. Jadi, ketika harus memilih di antara dua itu, terpaksa Bunda harus melepas impian Bunda ketemu bu Ono >_<



Bunda nggak kehabisan akal. Kebetulan, tante Smartie mau bantuin Bunda beliin tiketnya. Jadi, tante Smartie yang wakilin hadir untuk ambil shikishi dan paketnya. Bunda terharu banget sama tante Smartie. I love you so much, tante Smartie! xoxo

Jadilah, Bunda dapat foto-foto ini dari tante Smartie


foto punya tante Smartie

foto punya tante Smartie

foto punya tante Smartie
Itu bu Ono. Hwaaaaa... Cuma dikirimin foto ama tante Smartie aja, Bunda udah jejeritan! Kebayang, ga, kalo Bunda ketemu beneran sama bu Ono?

Oya.... dalam rangka kedatangan bu Ono juga, M&C comics ngadain sayembara bikin karikatur dan nulis surat buat bu Ono. Untuk surat, boleh dalam bahasa Jepang atau bahasa Inggris. Karena Bunda nggak bisa nggambar, Bunda milih ikut nulis surat dalam bahasa Inggris aja. Hadiahnya paket komik dan shikishi.
Konon katanya surat dan gambar yang masuk bakalan dikasiin ke bu Ono, jadilah Bunda termotivasi ikut sayembara. Nggak kepikiran ikut sayembara buat menang lomba, soalnya hadiahnya udah Bunda punya juga (ada di paket tiket Meet and Greet Ono Eriko itu). Yang penting, Bunda bisa berterimakasih pada bu Ono secara langsung melalui surat Bunda. Udah itu aja.

Yang jelas, sih, nggak nyangka juga, pas tante Chocofit ngasi tau Bunda kalo Bunda dapat posisi juara harapan, dapet shikishi ini. LUMAYAN BANGET, lah, bagi fans berat Ono Eriko! Walau ternyata, di paket Meet and Greet, dapet shikishi yang sama. Hihihi...


Ini foto bu Ono yang Bunda embat dari fanpage M&C Comics.
from M&C Comics fanpage

from M&C Comics fanpage
Rasanya pengen nangis banget liyatnya. Hahaha. Bunda noraaaaaaaaaaaaaaak! Kisah kedatangan bu Ono ke Jakarta dimuat di volume 26.

Masih kurang fakta kegilaan Bunda akan Miiko?

Mungkin bukti berikut bisa menguatkan fakta tersebut... x))


Yang jelas, Bunda selalu harus merasa update dengan hal-hal berbau Miiko, deh! Kalo kalian nemu apdetan tentang Miiko, harap segera hubungi Bunda, ya! *mulai gila* x))

After all, Bunda pengen kasi sedikit sopiler kenapa Bunda seneng banget dengan Miiko. Salah satunya, ngajarin bersyukur.




Bunda juga punya program Miiko No Koona, di blog ini. Cuma belon dilanjutin. Pengennya, tayang tiap pekan gitu, review semua manga Miiko yang udah Bunda baca.. Ntar, deh, kalo ke-hectic-an ini udah mulai mereda, Bunda mulai lagi...

http://mata-p3n1.blogspot.com/search/label/Miiko%20no%20Koona
gambarnya kalo diklik ke-direct ke semua posting tentang Miiko di blog ini
Saat ini, manga Koichimuitte Miiko sudah sampai ke volume 27 ditambah tiga volume lain di luar serial, yaitu Miiko kecil dan fanbook Miiko juga Miiko di zaman Edo. 

Apakah ada yang Bunda nggak suka dari Miiko?

Jawabannya simpel aja: NGGAK ADA! Hahahaha....

Bunda berharap, serial Miiko terus berlanjut, bu Ono nggak pernah kering ide untuk melanjutkan serial Miiko karena dari Miiko juga Bunda belajar banyak dan mendapat inspirasi untuk terus berkarya. Salah satu mimpi Bunda adalah bisa bikin georama Miiko dan teman-temannya pake paper quilling dan cross stitch. Doakan Bunda bisa mencapainya, ya!

Sebenernya masih banyak lagi yang pengen Bunda sampaikan mengenai Miiko. Tapi bakalan panjaaaaaaaaaang lagi... Sebagai penutup, ini adalah sajian poster Pray for Japan sewaktu Jepang terkena gempa dan tsunami di tahun 2011.





Love you both! Cheers and xoxo!



1 komentar:

tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*