Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Nggak terasa sudah hari keempat Bunda ikut proyek mudik bareng ke blog sendiri. Semoga besok bisa bertahan. Sayang, kan, tinggal sehari lagi.
Kok, nadanya kayak udah mulai jenuh, ya? Sebetulnya bukan jenuh. Hanya saja, konsentrasi jadi terbelah ke mana-mana padahal ada deadline. Bingung mau nentuin mana duluan yang harus dikerjakan. Hiks. It's so me. Hiks (lagi)
Di hari ketiga ini, Bunda pengen cerita tentang sebuah buku bergenre young adult - romance yang sempat membuat Bunda mabuk kepayang.
Awalnya iseng aja, ngajakin tante Alvina baca bareng. Terus ternyata, tante Desty dan tante Putri juga ikutan. Jadi, teman-teman Spank Club minimal sudah pernah baca ini. Entah dengan pak presnya. Hihihi...
Sekarang, Bunda ngerti, kenapa buku ini dapat nominasi penghargaan di Goodreads. Sedang menanti vote. Bunda juga ngerti, kenapa buku ini banyak dibicarakan orang.
Genre romance, young adult, udah jelas, dong, arahannya ke mana? Pastinya tentang sepasang remaja yang saling jatuh cinta. Gitu, kan? Iya, memang tentang jatuh cinta yang kayak begitu, kok. Terus, jatuh cinta itu umumnya standar, gitu-gitu aja. Ada yang akhirnya pacaran, ada yang nggak. Iya, memang kayak begitu.
Terus, apa bedanya dengan cerita romance - young adult lainnya?
Bunda nggak tahu. Karena Bunda belum punya pembanding. Atau dibandingkan dengan salah satu novel romance - young adult lain kayak Anna and the French Kiss juga ga sebanding, sih. Ceritanya mungkin boleh klise. Ide ceritanya mungkin nggak asing.
Tapi yang membuat Bunda suka adalah meski tentang jatuh cinta, karakter yang ada di dalamnya membuat Bunda terpikat. Sangat terpikat. Dan asal kalian tahu, Bunda sadar bahwa Bunda pernah mengalami masa-masa mabuk kepayang.
Kenapa bisa begitu? Karena, Bunda punya... ummm... masalah dengan percaya diri. Parah banget, deh. Jadi ingat sewaktu Bunda pacaran dengan seseorang-yang-bukan-papa-kalian, selama empat tahun, dia bekerja keras mendongkrak Bunda supaya Bunda bisa semakin pede. Sedikit aja ada prestasi Bunda, dia kasih pujian. Anehnya, pujian itu malah bikin Bunda terpuruk. Bunda malah merasa itu adalah sarkasme. Parah banget ya?
Memang, sih, setelah menikah dan punya anak, masalah ga percaya diri ini seperti terabaikan. Mungkin karena Bunda punya banyak kesibukan, jadi nggak sempet lagi terlihat minder. Padahal, setiap ngobrol sama seorang sahabat Bunda, si pakde, mesti keluar ga pedenya. Bahkan ngobrol dengan papa pun, mesti ga keluar ga pedenya. Mesti curhat yang ujung-ujungnya "menjatuhkan" diri Bunda sendiri. What the heck is it?
Awal tahun ini pun, ketika Bunda dekat dengan seseorang, dan entah kenapa, bisa keluar tuh "menjatuhkan" diri di depan dia, sampai dia berkomentar, "kamu itu kok, nggak ngajeni?"
Jedang.
Mampus.
Berita buruknya sih, sayangnya dengan seseorang ini udah nggak dekat lagi. Mungkin beliau sudah ga peduli lagi #iyainicurhat
Balik lagi ke masalah ga percaya diri. Meski di luaran Bunda keliatan banci tampil atau apa aja, terkadang faktor-faktor orang dekat lah yang bikin rasa percaya diri Bunda jatuh, hancur berkeping-keping.
Lalu, Bunda baca buku ini. Di sana karakter cowok pernah bilang dalam hati, kalo si cewek kayak pengen tetep terlihat jelek.
Jleb.
Nggak pernah dipuji cantik bukan berarti jelek, lho. Sekalinya dipuji cantik tuh, bukan berarti sarkasme. Meski 99 dari 100 orang bilang ga cantik, pasti ada 1 orang yang bilang cantik. Hehe.
Nah, dari situlah, Bunda "bangkit". It's not about the way people look at you. It's about how you look into yourself. No matter how people see or treat you, if you respect yourself, you're a great person.
Satu lagi. Bunda belajar dari buku ini, kalo berharap punya anak yang menghormati dan menghargai orang lain, maka anak ini harus dilimpahi kasih sayang yang berawal dari rumah dan orangtuanya. Jadi, kalo kalian bertemu dengan anak yang ga bisa menghormati atau menghargai orang lain, kasihanilah. Mungkin dia nggak pernah tahu rasanya dihormati dan dihargai. Mungkin di rumahnya dia ga pernah dapat itu semua...
Selama baca buku ini, Bunda selalu terngiang lagu Looking through the Eyes of Love - Nikka Costa:
Please, don't let this feeling end
It's everything I am
Everything I wanna be
I can see what's mine now
Finding out what's true
Since I've found you...
Looking through the eyes of love...
Buku itu adalah...
Judul: Eleanor & Park
Penulis: Rainbow Rowell
Diterbitkan 12 April 2012
Penerbit: Orion
ISBN13: 978-1409-116-332
E-book
Jumlah halaman: 329 halaman
Genre: Fiksi Kontemporer, Romance, Young Adult
Status: Punya. Trus lagi pre-order juga di Bookdepository, seperti diceritakan di sini
Reviewnya bisa dilihat di sini.
*Ditulis dalam rangka mudik ke blog sendiri yang digagas oleh @irwanbajang. Syarat dan ketentuan ada di blog penggagas.
Cheers! Love you both,
Ah Teh Peni..
BalasHapusBagiku teteh itu keren banget :') .. Mungkin karena aku juga suka ngerasain hal yang sama dengan Teteh. Masalah organisasi maupun hubungan juga. Aku ini pedenya suka rendah banget, kadang kalau orang mulai menjauh, suka berpikir "apa sih yang salah sama aku? maaf aku nyakitin, dll"
Yah begitulah :| (lah ini malah curcol di blog Teh Peni #selfplak)
Bener ya kata teh Peni, musti harus sering menghargai diri ini sendiri. Gimanapun juga selain Allah SWT dan ortu, diri inilah yang musti paling disayang kan?
Makasih ya Teh Peni :"D
*peluk Ren*
Hapus