Judul: No One to Someone
The Story of Gogirl! Magazine and Friends
Penulis: Nina Moran
Penyunting: Nurjannah Intan dan Ikhdah Henny
Perancang sampul: Gogirl!
Pemeriksa aksara: Titish A. K dan Chalida
Penata aksara: Dian Nareswari dan Adfina Fahd
Foto: Arman Yonathan
Make up: Jeinita Ant
Art Direction: Anita Moran
Diterbitkan oleh: Penerbit B First (kelompok Bentang Pustaka)
Jumlah halaman: x + 194 hlm; 20 cm
ISBN: 978-602-8864-82-4
Genre: Kehidupan, Inspiratif
Status: Punya, beli di bukabuku, edisi bertanda tangan
Gogirl! lahir dari pertanyaan di atas yang terus menerus dipikirkan Nina Moran, Anita Moran, dan Githa Moran. Three sisters yang punya mimpi besar dan kecintaan tinggi terhadap majalah. It was born out full of passion on "maganizism"."What if, we can actually make it work?What if it can actually come true?"
Tepat setelah Gogirl! kali pertama terbit, banyak yang meramalkan majalah ini tutup setelah 4 edisi saja. But now, they proved them wrong! Gogirl! berhasil menjadi icon remaja cewek yang creative, smart, and stylish.
Akan tetapi, semua kesuksesan itu tentu saja nggak instan. Buku ini ditulis sebagai bukti bahwa keberhasilan itu kadang cuma terasa semenit. Dan sisanya, penuh dengan pergumulan, kerja keras, kesedihan, air mata, dan kemauan untuk terus maju.
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Entah karena Bunda sempat sakit pekan lalu, entah karena semangat setelah mudik ke blog masih terbawa, Bunda tumben banget jadi agak cepat bacanya. Cepat di sini bukan berarti satu buku sehari, ya. Nggak. Itu masih jauh dari harapan. Paling nggak, 3 hari ada yang kelar satu buku. Yang Bunda mau review ini. Hihihi.
Lah, kan halamannya dikit, Bun?
Itu dia. Mau halamannya sedikit, kalo kecepatan baca menurun, tetep aja lamaaa banget kelarnya. Bisa sebulan!
Separah itu, Bun?
Iyaaaaa! Separah ituuuu!
Sekarang separah itu. Sebab, sepulang Bunda dari kantor kan nemenin kalian dulu. Apalagi adek tidurnya malem. Weekend cuci setrika karena kita gak punya bibik. Jadi ya diatur dari situ waktu tersisa buat baca.
Buuuun! Kok malah curhaaaat? Katanya mau review?
Eh. Iya! Maaf... Ayok, balik lagi... Mari kita balik ke review...
Buku ini bercerita tentang petualangan pengalaman ibu Nina Moran, ibu Anita Moran, dan ibu Githa Moran sewaktu membangun Gogirl!.
Bunda udah pernah dengar ceritanya, sih, dulu ibu Nina Moran pernah diwawancara oleh Farhan di sebuah stasiun tv swasta. Nah, waktu itu memang nggak cerita sedihnya yang diceritain. Lebih ke motivasi, tujuan, dll sih. Tapi ya Bunda senang aja menyimaknya.
Apalagi ternyata, ibu Nina Moran mau bercerita lewat buku. Yang Bunda kaget, semua dikupas tuntas sampai sedetail mungkin. Mulai dari awal mula ibu Nina iseng bikin business plan yang ketahuan oleh ayah mereka. Terus waktu akhirnya muncul keputusan merealisasikan majalah ini. Gimana ibu Nina mulai mencari dana yang dibutuhkan. Semuanya bikin Bunda menahan napas. Ya ampun... Majalah yang Bunda kagumi ini, ternyata kelahirannya begitu berat dan sulit...
Kenapa Bunda kaget dengan detail cerita di dalamnya? Sebab, nggak semua perusahaan mau cerita sampai sedetail ini. Nggak semua perusahaan mau cerita susahnya mereka. Jadi yang mau diperlihatkan sukanya aja. Nah, ibu Nina beda. Dia bahkan berani "bongkar aib" untuk cerita kalo dia sendiri yang ngebungkusin semua merchandise ketika pihak percetakan yang seharusnya mengerjakan nggak mau mengerjakan.
Salah satu masalah antara lain, susahnya dapat iklan, karena mereka masih baru dan belum dikenal pasar. Belum lagi cibiran orang-orang, terutama yang sudah bergerak terlebih dahulu di dunia permajalahan. Atau, ketidak cocokan dengan percetakan.
Bayangin aja, setelah majalah didistribusikan ke pasar dan sampai ke konsumen, ternyata majalahnya lepas semua. Ini emang karena percetakan sedang bereksperimen dengan jenis lem baru yang ternyata nggak kuat, tapi sayangnya mereka nggak mau mengganti.
Belum lagi soal merchandise yang adaaaa aja ributnya. Duh!
Meski Bunda nggak ikut nangis pas baca pengalaman ibu Nina, tapi Bunda bisa bayangkan gimana beratnya perjuangan mereka sehingga Gogirl! bisa sebesar sekarang. Dan yang bikin Bunda envy adalah mereka bertiga begitu kompak. Belum lagi dukungan pacar masing-masing (yang sekarang sudah jadi suami masing-masing) dan keluarganya. Juga dukungan ibu dan ayah mereka yang begitu dahsyat.
Yang jelas, buku ini bercerita tentang kekuatan tekad, kekuatan kekompakan, dan kekuatan cinta serta dukungan keluarga itu memang penting dalam memulai usaha. Di buku juga diceritakan, bahwa mereka sekarang "senang", sebetulnya karena hasil kerja keras mereka yang yah, begitu menguras tenaga, air mata, emosi, dan lain-lain. Intinya, yang namanya bisnis itu susah. Bukan nakut-nakutin. Tapi, di dunia bisnis, cuma yang kuat yang maju. Kuat di sini bukan kuat nyewa preman buat "membunuh" usaha-usaha lain. Tapi kuat keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan akan membantu.
Bunda jadi teringat, mantan pacar Bunda dulu pernah bilang, bahwa di dalam hadits dikatakan, "dari 12 pintu rejeki, 11 di antaranya adalah berniaga". Dan bisnis adalah berniaga. Ada 11 pintu rejeki, lhoooo!
Terus, Bunda jadinya mau mulai berbisnis atau gimana?
#terpekur
Yang jelas, selain mengenai kerja keras, tahan bantingan dan lain-lain, kreativitas juga diperlukan dalam berbisnis. Juga melihat sebuah peluang dan bagaimana memanfaatkan peluang itu. #lirikatasanBunda :P
Nah, sejauh ini, sih, Bunda yang memang langganan Gogirl! dan fans berat ketiga pendirinya, tentu buku ini wajib punya. Eh, Bunda termasuk Gogirl! Tribe, bukan, yaaa... hihihi... masa ibu-ibu kok, bacanya Gogirl! Yah, soalnya, sewaktu Bunda belum menikah dulu, nggak ada majalah sekeren ini. Yang bisa kasih informasi fashion (meski ga mengubah Bunda jadi fashionista juga, sih), tentang self education, make up, pengetahuan umum, psikologi, lingkungan hidup bahkan sampai political views kayaknya cuma Gogirl!. Jadi, yah, dimaklum aja, deh, kalo Bunda ikut-ikutan kayak abege baca beginian :D
Sayangnya, ada beberapa "masalah" yang bikin Bunda agak gimanaaa gitu sama buku ini.
Pertama, bahasanya yang campur aduk. Memang, sih, Bunda jadi belajar bahasa Inggris juga dengan bahasa campuran macam begini. Kadang emang ga nyampe kalo ditulis dalam bahasa Indonesia. Tapi, ya, tetep aja. Rasanya aneh. Terutama, untuk wawancara dengan ibu Dian Noeh Abubakar, kalo ga salah. Yah, jadi berasa baca Vickytisasi gitu deh.
Apa itu Vickytisasi? Jadi, pernah ada di sini, di negeri ini, seleb yang memalukan sok-sok nginggris gitu yang bikin jijay bajay. Nah, walau pun misalnya memang ibu Dian ini bicaranya begitu, sebaiknya sih, penyunting bisa membantu dengan menyunting bahasanya biar enak dibaca. Iya, jatuhnya jadi kurang enak dibaca. Bunda sih, sudah terbiasa dengan bahasa campuran khas Gogirl! Tapi, untuk yang bagian wawancara itu tadi, agak terbaca kampungan. Maaf, ya... Sayang aja, sih. Mending sama penyuntingnya disunting atau dipilihin kalimat yang lebih nyaman untuk dibaca. Karena itulah guna penyunting a.k.a editor... ^_^
Kedua, untuk foto. Bunda tahu, warna merah ikut mendominasi hitam putih yang jadi warna buku ini. Tapi, kalo foto hitam putih ikut ditambahin warna merah, rasanya aneh. Sepia bukan. Black and white bukan, terus pewarnaan merahnya bikin mata kurang nyaman.
Itu aja, sih, komplen Bunda. Yang lainnya tetep inspiring dan khas Gogirl!
Jadi, bintang 3 kayaknya layak, ya...
sebagian merchandise dari majalah Gogirl! yang Bunda punya :D |
Oke. Bunda mau pulang dulu, ya... Sampai ketemu di rumah!
Cheers! Love you both! xoxo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*