Judul: Harry Potter dan Batu Bertuah (Harry Potter and The Sorcerer's Stone, Harry Potter #1)
Penulis: J. K. Rowling
Penerjemah: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan keduapuluh dua: Desember 2012
Jumlah halaman: 384 hlm; 20 cm
ISBN: 979-655-851-3
Fantasi
Status: Punya. Beli online di Gramedia.com
Harry Potter belum pernah jadi bintang tim Quidditch, mencetak angka sambil terbang tinggi naik sapu. Dia tak tahu mantra sama sekali, belum pernah membantu menetaskan naga ataupun memakai Jubah Gaib yang bisa membuatnya tidak kelihatan.Selama ini dia hidup menderita bersama paman dan bibinya, serta Dudley, anak mereka yang gendut dan manja. Kamar Harry adalah lemari sempit di bawah tangga loteng, dan selama sebelas tahun, belum pernah sekali pun dia merayakan ulang tahun.Tetapi semua itu berubah dengan datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Surat yang mengundangnya datang ke tempat luar biasa, tempat yang tak terlupakan bagi Harry - dan siapa saja yang membaca kisahnya. Karena di tempat itu dia tak hanya menemukan teman, olahraga udara, dan sihir dalam segala hal, dari pelajaran sampai makanan, melainkan juga takdirnya untuk menjadi penyihir besar... kalau Harry berhasil selama berhadapan dengan musuh bebuyutannya. (dari cover belakang)
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Akhirnya, impian Bunda tahun lalu buat baca ulang HP ini jadi kenyataan. Oya, sebelum cerita tentang buku ini, Bunda mau cerita dua kisah pendek dulu.
Kisah pertama, gimana susahnya Bunda dapat buku ini. Jadi, Bunda selama ini merasa punya buku HP #1 ini. Nah, setelah lebaran kalo nggak salah, Bunda merapikan rak buku dan.... tadaaaa! Kaget! Buku Harry Potter #1 kok nggak ada? Padahal, semuanya disusun berurut. Bunda cari ke mana-mana nggak ketemu. Dan bisa dipastikan... emang itu buku entah ke mana. Mungkin ada yang pinjam tahunan lalu dan Bunda lupa kembalikan? Atau sebetulnya Bunda emang nggak punya? Entahlah. Intinya, ternyata Bunda nggak punya buku pertama ini.
Kemudian, cari-cari sejak bulan Oktober, mulai hunting di Rumah Buku, segala macem jenis Gramedia yang ada di Bandung, titip liatin ke temen-temen yang ada di kota masing-masing, seperti Jakarta, Bekasi, Solo, Semarang, Yogya, Surabaya, bahkan sampai sejauh Manado, Makassar, juga Kendari! Nggak dapat! Fyuuuh!
Akhirnya, suatu ketika, di bulan Desember, Bunda iseng buka situs online shop Gramedia, di situ ada stocknya. Sebetulnya, Bunda rada kapok beli buku via online shop. Karena pernah ngalamin, di situ dibilangnya "stock available", setelah dua bulan Bunda tunggu, baru ada kabar kalo sebenernya... stocknya nggak ada... :(
Tapi, Bunda percaya sama online shop satu ini. Toh, penerbitnya masih ini-ini juga, bukan? Masa iya, bilang "stock available" trus taunya nggak ada, kan... Dan ternyata, dua hari kemudian... Yes! Bunda terima barangnya... SENANG!
Kisah kedua, sewaktu Bunda mulai baca Harry Potter #1 ini, Bunda sengaja ambil waktu malam, setelah kalian bobo. Akibatnya, yah, Bunda jadi tidur lebih malam dari biasanya. Nah, dari situ, Papa mengernyitkan kening sambil tanya ke Bunda, "Memangnya, Bunda belum pernah baca buku Harry Potter?" (Kayaknya, waktu Bunda baca HP 1, emang belum kenal papa, sih... :D) Tapi ya gitu. Sering banget susah payah kudu ngeberesinnya karena selalu disuruh tidur sama papa... :))
Sudah.. sudah... cuma ada dua kisah, kok. Nggak penting, sih, sebenernya. Tapi, kayaknya perlu aja diingat. Apasih...
Jadi, ceritanya tuh, ada seorang anak yang di dunia sihir terkenal sekali, bernama Harry Potter, karena "kesaktiannya" membuat seorang penyihir jahat bernama Voldemort yang berniat menguasai dunia sihir kalah dan kehilangan kesaktiannya karena gagal membunuh bayi Harry Potter. Orangtua Harry Potter tewas terbunuh oleh Voldemort.
Untuk menyelamatkan hidupnya sampai sudah cukup umur untuk bersekolah di Sekolah Sihir Hogwarts, Harry Potter bayi dititipkan di tempat tinggal paman dan bibinya, kakak dari ibunya. Mereka adalah Paman Vernon Dursley dan bibi Petunia. Mereka juga punya anak gendut yang sangat dimanja bernama Dudley. Tinggal bersama mereka ini membuat seumur hidup Harry Potter merana dan menderita karena perlakuan keluarganya itu. Hingga akhirnya, Harry dijemput oleh Hagrid, salah satu staf Hogwarts, yang dulu mengantarkan Harry Potter bayi ke rumah paman Vernon.
Harry terkaget-kaget sewaktu mengetahui dirinya adalah seorang penyihir. Terkenal. Semua orang mengenalinya. Memujanya. Padahal, selama dia tinggal dengan keluarga pamannya, boro-boro dia terkenal. Yang ada dia malah nggak punya teman satu pun, karena semua temannya takut pada Dudley.
Bunda mau cerita beberapa item menarik yang ada di cerita Harry Potter and The Sorcerer's Stone ini...
Topi Seleksi a.k.a Sorting Hat
Setiap anak kelas satu di Hogwarts, akan melalui seleksi masuk asrama. Di Hogwarts tuh ada empat asrama: Ravenclaw, Hufflepuff, Slytherin, dan Griffindor. Nah, nama-nama asrama ini diambil dari nama alumni Hogwarts yang bersejarah.
Kelas Transfigurasi
Di kelas ini, Harry dan teman-teman belajar mengubah bentuk dengan tongkat sihir. Pengajarnya adalah Profesor Minerva McGonagall yang sering berubah menjadi kucing.
Cermin Tarsah a.k.a Mirror Erised
Cermin ini ditemukan Harry di ruang yang tidak pernah didatangi siswa Hogwart. Sewaktu Harry bersembunyi dari Mr. Filch, penjaga sekolah itu, karena Harry baru saja "bermain" di perpustakaan untuk mencari tahu siapa Nicolas Flamel pada waktu malam hari di mana semua siswa seharusnya tidur. Melalui cermin ini, Harry bertemu dengan ayah dan ibunya.
Oya, Bunda baru sadar kalo kata "erised" yang diterjemahkan jadi "tarsah" itu asalnya kata "desire" yang kalo diterjemahkan berartu "hasrat". Bunda baru sadar sewaktu setahun lalu, lihat di grup Indo Harry Potter, tante Poppy bercerita gimana kerennya ibu (alm) Lis menemukan padanan kata "Erised" dan kata-kata lainnya. Lalu, Bunda bahas dengan pakde Iwan, yang hanya dijawab dengan, "baru nyadar?" =)) Menyebalkan!
Kelas Ramuan
Guru kelas ramuan ini adalah Profesor Severus Snape. Guru favorit Bunda. Hihihi... Lewat pelajaran ramuan ini, Harry dan teman-teman kelak bakalan jago bikin ramuan-ramuan yang nanti akan mereka butuhkan di petualangan berikutnya.
Quidditch
Mungkin, ini termasuk salah satu andalan utama dari keseluruhan serial Harry Potter.
Topi Seleksi a.k.a Sorting Hat |
Kelas Transfigurasi
Di kelas ini, Harry dan teman-teman belajar mengubah bentuk dengan tongkat sihir. Pengajarnya adalah Profesor Minerva McGonagall yang sering berubah menjadi kucing.
Profesor Minerva McGonagall |
Cermin Tarsah a.k.a Mirror Erised
Cermin ini ditemukan Harry di ruang yang tidak pernah didatangi siswa Hogwart. Sewaktu Harry bersembunyi dari Mr. Filch, penjaga sekolah itu, karena Harry baru saja "bermain" di perpustakaan untuk mencari tahu siapa Nicolas Flamel pada waktu malam hari di mana semua siswa seharusnya tidur. Melalui cermin ini, Harry bertemu dengan ayah dan ibunya.
Oya, Bunda baru sadar kalo kata "erised" yang diterjemahkan jadi "tarsah" itu asalnya kata "desire" yang kalo diterjemahkan berartu "hasrat". Bunda baru sadar sewaktu setahun lalu, lihat di grup Indo Harry Potter, tante Poppy bercerita gimana kerennya ibu (alm) Lis menemukan padanan kata "Erised" dan kata-kata lainnya. Lalu, Bunda bahas dengan pakde Iwan, yang hanya dijawab dengan, "baru nyadar?" =)) Menyebalkan!
Harry di depan Cermin Tarsah |
Kelas Ramuan
Guru kelas ramuan ini adalah Profesor Severus Snape. Guru favorit Bunda. Hihihi... Lewat pelajaran ramuan ini, Harry dan teman-teman kelak bakalan jago bikin ramuan-ramuan yang nanti akan mereka butuhkan di petualangan berikutnya.
Waktu Harry kelas 1, guru Ramuan itu Profesor Severus Snape |
Quidditch
Mungkin, ini termasuk salah satu andalan utama dari keseluruhan serial Harry Potter.
Wood membuka kotaknya. Di dalamnya ada empat bola yang berbeda ukuran.
"Baik," kata Wood. "Quidditch cukup mudah dimengerti, walaupun tak semudah itu dimainkan. Ada tujuh pemain pada masing-masing regu. Tiga di antaranya disebut Chaser atau pengejar."
"Tiga Chaser," Harry mengulang, ketika Wood mengeluarkan bola merah manyala sebesar bola sepak.
"Bola ini namanya Quaffle," kata Wood. "Chaser melempar Quaffle kepada sesama Chaser dan berusaha memasukkannya ke salah satu lingkaran untuk mendapatkan angka. Sepuluh setiap kali bola berhasil dimasukkan ke lingkaran. Mengerti?"
"Para Chaser melempar Quaffle dan memasukkannya ke dalam lingkaran untuk mendapatkan angka," kata Harry. "Jadi -- semacam basket yang dimainkan naik sapu terbang dengan enam keranjang, iya, kan?"
"Apa itu basket?" tanya Wood ingin tahu.
"Ah, sudahlah," kata Harry cepat-cepat.
"Nah, ada lagi pemain dalam masing-masing regu yang disebut Keeper -- aku Keeper Gryffindor. Aku harus beterbangan sekeliling lingkaran dan mencegah tim musuh mencetak gol." Rupanya Keeper tugasnya sama dengan kiper atau penjaga gawang dalam permainan sepak bola.
"Tiga Chaser, satu Keeper," kata Harry yang bertekad mengingat semuanya. "Dan mereka bermain dengan Quaffle. Oke, mengerti. Jadi, untuk apa yang itu?" Dia menunjuk tiga bola lain yang masih ada di dalam kotak.
"Akan kutunjukkan sekarang," kata Wood. "Ambil ini." Dia menyerahkan kepada Harry pemukul kecil yang mirip pemukul kasti.
"Akan kutunjukkan apa yang dilakukan Bludger," kata Wood. "Dua bola ini namanya Bludger."
Dia menunjukkan kepada Harry dua bola kembar, hitam egam dan sedikit lebih kecil daripada Quaffle merah. Harry melihat bahwa kedua bola itu kelihatannya berusaha keras melepaskan diri dari ikatan yang menahannya di dalam kotak.
"Mundur," Wood memperingatkan Harry. Dia membungkuk dan melepas salah satu Bludger.
Langsung saja bola hitam itu meluncur tinggi ke angkasa dan kemudian melesat turun menuju wajah Harry. Harry memukulnya dengan pemukul untuk mencegahnya mematahkan hidungnya, membuatnya zig-zag di udara -- bola itu mendesing mengitari kepala mereka, kemudian melesat ke arah Wood, yang melompat menyambarnya dan berhasil memitingnya di tanah.
"Lihat, kan?" Wood tersengal, memasukkan kembali dengan paksa Bludger yang memberontak itu ke dalam kotak dan mengikatnya kembali supaya aman. "Bludger ini meluncur ke mana-mana, berusaha menjatuhkan pemain dari sapu mereka. Itulah sebabnya masing-masing tim punya dua Beater -- Pemukul. Si kembar Weasley adalah Beater kita. Tugas merekalah untuk melindungi tim kita dari serangan Bludger dan berusaha memukul Bludger itu ke arah tim lawan. Jadi -- bisa dimengerti?"
"Tiga Chaser mencoba mencetak gol dengan Quaffle, si Keeper menjaga gawang, dua Beater menjauhkan Bludger dari tim mereka," Harry menjelaskan.
......
"Ini," kata Wood, "adalah Golden Snitch -- Tangkapan Emas, dan ini bola yang paling penting dari semuanya. Bola ini sangat susah ditangkap karena geraknya cepat sekali dan susah dilihat. Tugas Seekerlah untuk menangkapnya. Kau harus meliuk-liuk di antara Chaser, Beater, Bludger, dan Quaffle untuk menangkapnya sebelum keduluan Seeker tim lawan. Seeker yang berhasil menangkap Snitch, menambah angka seratus lima puluh untuk timnya, maka mereka hampir selalu menang. Itulah sebabnya Seeker banyak dikerjai. Pertandingan Quidditch hanya berakhir kalau Snitch sudah berhasil ditangkap. Jadi pertandingan ini bisa berlangsung lama sekali -- kalau tak salah rekor paling lama adalah tiga bulan, mereka harus bolak-balik mengajukan pemain cadangan, supaya para pemain bisa tidur."
Harry Potter dan Quidditch |
Hermione adalah gadis pintar dan selalu serius soal belajar. Kehadirannya terkadang membuat Harry dan Ron gugup sekaligus kesal, karena Hermione muncul seperti alarm pengingat kesengsaraan. Hahaha. Iya, semacam mengingatkan buat belajar, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Tapi, Harry dan Ron sangat melindungi Hermione, ketika ada troll muncul dan nyaris menghancurkan Hermione.
Hermione, Ron, dan Harry usai bermain Catur Sihir |
Penjaga binatang liar di Hogwarts ini ternyata meski termasuk raksasa, berbadan besar dan bertampang garang, hatinya lembuuuut banget. Terbukti sewaktu dia melepas Harry bayi dia menangis. Juga sewaktu harus melepas Norbert, naga peliharaannya. Dan dia menyebut dirinya "mama" untuk si bayi naga itu, lho! Bwuihihihi...
Rubeus Hagrid |
Profesor Albus Dumbledore
Bunda akan menulis tentang Profesor Albus Dumbledore sebagai penutup tulisan ini. Kepala sekolah hebat yang membuat Harry sangat terkagum-kagum. Bisa dibilang, Dumbledore ini seperti "kakek" yang tidak pernah Harry temui semasa hidupnya. Bunda suka bonding yang terjadi di antara mereka berdua...
Oya, Bunda mengutip beberapa kata-kata beliau di sini...
Oya, Bunda mengutip beberapa kata-kata beliau di sini...
"Besok cermin ini akan dipindahkan ke tempat baru, Harry, dan aku memintamu agar tidak mencarinya lagi. Jika suatu kali nanti kau kebetulan melihatnya lagi, kau sudah siap. Tak ada gunanya memikirkan impian berlama-lama sampai lupa hidup, ingat itu. Nah, sekarang bagaimana kalau kaupakai lagi jubah istimewa itu dan pergi tidur?" bab Cermin Tarsah, hal 266
"Panggil dia Voldemort, Harry. Selalu gunakan nama yang benar untuk apa saja. Ketakutan akan nama memperbesar ketakutan akan benda itu sendiri." bab Laki-laki dengan Dua Wajah, hal 368.
Profesor Albus Dumbledore |
Nah... Bunda emang ga kepingin cerita total tentang buku ini. Tapi semoga, kalo kalian belum pernah baca Harry Potter, kalian bakalan tertarik dengan seluruh fantasi yang ada di kisah ini, lewat beberapa "item" unik yang ada di kisah Harry Potter... Selamat membaca dan menyelami keindahan dunia sihir di dalamnya.... Temukan banyak kebaikan di dalamnya... :D Bukan nyuruh kalian belajar sihir, kok.... Hahaha... Don't get Bunda wrong! Bunda cuma menikmati semua jalinan kata yang dirangkai penulisnya... Dan kalian harus tahu rasanya....
Posting ini dibuat untuk:
errr... I thought it wouldn't take a genius to see where the word "tarsah" came from.
BalasHapusmeski waktu baca pertama kali dalam bahasa Indonesia (waktu itu ga tahu apa itu Kinokuniya dan kalau pun tahu ga akan kebeli bukunya), setiap kata yang ganjil pasti ada maknanya, bahkan kata Muggle pun dijelaskan pada halaman-halaman berikutnya. apalagi dijelaskan ukiran pada cermin yang sekilas seperti mumble-jumble tetapi jika dibaca dari belakang akan keliatan maknanya. lalu kenapa Tarsah tidak bisa dibaca dari belakang?
tapi mau ga mau jadi ingat palindrom Napoleon, "Able was I ere I saw Elba". dibaca bolak-balik dari depan atau dari belakang tetep sama. *now I'm mumbling* :D
errr... I thought it wouldn't take a genius to see where the word "tarsah" came from.
BalasHapusmeski waktu baca pertama kali dalam bahasa Indonesia (waktu itu ga tahu apa itu Kinokuniya dan kalau pun tahu ga akan kebeli bukunya), setiap kata yang ganjil pasti ada maknanya, bahkan kata Muggle pun dijelaskan pada halaman-halaman berikutnya. apalagi dijelaskan ukiran pada cermin yang sekilas seperti mumble-jumble tetapi jika dibaca dari belakang akan keliatan maknanya. lalu kenapa Tarsah tidak bisa dibaca dari belakang?
tapi mau ga mau jadi ingat palindrom Napoleon, "Able was I ere I saw Elba". dibaca bolak-balik dari depan atau dari belakang tetep sama.
*now I'm mumbling* :D
Wah memang mendapatkan buku pertama HP ini penuh perjuangan ya *elus2 buku HP ku* semoga kakak Ilman & adik Zidan ketularan Bundanya suka sama Harry Potter! :)
BalasHapus