Waktunya untuk Posting Bareng BBI! Kali ini temanya #Fabel
Judul: The Wind in The Willows
Penulis: Kenneth Graham
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Penyunting: Nadya Andwiani
Ilustrasi dan Pewajah Sampul: Ella Elviana
Pewajah Isi: Basandid
Cetakan I: April 2010
Jumlah halaman: 138 halaman
Jumlah halaman: 138 halaman
ISBN: 978-979-19926-4-0
Diterbitkan oleh: Mahda Books
Genre: Fabel, cerita anak, klasik, fantasi, classic fantasy
Kisah tentang persahabatan antara Tikus Tanah yang polos, Tikus Air yang sangat mencintai sungai, Luak yang bijaksana, serta Katak yang ceroboh. Di tepi sungai yang indah dan hutan belantara yang angker, kisah mereka terjalin dengan indah dan mendebarkan.
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Seharusnya, Bunda posting ini kemarin, karena waktunya Posting Bareng sesuai di kalender tanggal 27 Januari 2014. Cuma ya, namanya juga orang sibuk, sesempetnya aja, toh. :P
Sebenernya, Bunda udah pernah baca cerita ini. Kayaknya pas hamil adek Zidan. Terus, karena Bunda udah lupa punya fabel apa aja, Bunda ngambil ini, deh, buat acara posting bareng BBI.
Jadi, ceritanya seperti yang dibilang di atas, The Wind in the Willows itu bercerita tentang persahabatan antara Tikus Tanah, Tikus Air, Luak, dan Katak.
Tikus Tanah tuh cintaaaaaaaa banget sama rumahnya, meski rumahnya ada di bawah tanah dan sederhana banget. Nggak bisa dibilang mewah, tapi nyaman. Cerita bermula, ketika ia mengunjungi Tikus Air dan malah diajak berpetualang. Sebenernya, Tikus Tanah merasa nggak nyaman dengan petualangan ala Tikus Air. Tapi, ia nggak enak sama Tikus Air, jadi manut-manut aja. Dan ia nggak pernah balik ke rumahnya sendiri karena menginap di rumah Tikus Air.
Nah, ada kalanya, Tikus Tanah ini rindu pada sahabatnya yang lain, Luak. Masalahnya, Luak tinggal di dalam Hutan Rimba yang katanya berbahaya untuk dimasuki. selama musim dingin, Tikus Air ini kerjanya tidur melulu. Jadi, Tikus Tanah merasa kesepian. Ia pun nekat masuk ke Hutan Rimba. Nyaris terjadi sesuatu sih, pada Tikus Tanah, saking berbahayanya Hutan Rimba. Tapi ternyata, Tikus Air muncul di saat yang tepat.
Dan mereka pun nyasar karena permukaan Hutan Rimba tertutup salju. Sampai akhirnya mereka menemukan rumah Luak.
Cerita nggak selesai sampai di sini karena mereka harus melindungi Katak yang ndablek. Aduh! Bunda gemes banget sama si Katak ini. Udah dilindungi oleh sahabat-sahabatnya, tetep ajaaaaa bikin ulah. Saking ndableknya.
Bunda cukup suka cerita ini. Bukunya tipis juga, sih. Jadi cepet bacanya. Hihihi. Banyak ilustrasi yang menarik, khas karya klasik. Yang jelas, yang bikin buku terjemahan ini top markotop adalah... ilustrasi kavernya! Keren abis! Cuma satu kata: suka! Pake banget.
Cheers! Love you both,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*