Mini Shopaholic
Penulis: Sophie Kinsella
Penerjemah: Siska Yuanita
Ilustrasi : emte
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama, Desember 2010
Novel Dewasa
ISBN: 978-979-22-6486-9
568 hlm; 18 cm
3.5 dari 5 bintang
Sama saja seperti serial Shopaholic yang sebelumnya, Becky Brandon (dahulu Bloomwood) tetap gila belanja. Kali ini, dia sering menjadikan “kebutuhan” Minnie, putrinya yang baru berusia dua tahun, sebagai alasan. Parahnya, meski baru berumur dua tahun, Minnie sudah mulai tertular penyakit gila belanja ibunya, dengan selalu meneriakkan kata, “Mauuuuu!” setiap dia menemukan benda yang diinginkannya, dan berusaha mempertahankan benda itu dalam pelukannya.
Suatu ketika, negara mereka sedang dilanda krisis keuangan yang membuat mereka harus berhemat habis-habisan. Upaya penghematan ini juga telah membuat kedua orangtua Becky bertengkar, sementara itu, Becky dan Brandon saling berjanji untuk tidak berbelanja, terutama Becky. Becky diminta untuk tidak berbelanja pakaian dan berusaha memakai pakaiannya setidaknya 3 kali.
Di luar pengetatan ikat pinggang yang dilakukan orang-orang di negaranya, departemen pembelanjaan pribadi di The Look, tempat Becky bekerja, justru berkembang pesat dan mencapai keuntungan yang luar biasa. Ini dikarenakan Becky memiliki terobosan yang sebetulnya rahasia. Sayangnya, hal ini juga yang kemudian membuatnya diskors oleh manajernya, karena terobosan ini telah memicu protes salah satu suami pelanggan pembelanja pribadinya.
Sementara itu, Becky dan Brandon untuk yang ke sekian kalinya berupaya untuk mendapatkan rumah di Maida Vale, terpaksa batal karena kesalahan pihak developer. Bahkan peristiwa inipun telah membuatnya perang dingin dengan sang mama.
Seperti cerita-cerita Becky Brandon (dahulu Bloomwood) sebelumnya, kisahnya penuh dengan pembenaran diri setiap kali hasrat berbelanjanya muncul. Dan selalu muncul hal-hal tak terduga. Jangan lupakan bagaimana perjuangan Becky untuk menyelenggarakan pesta ulang tahun rahasia Brandon. Bagaimana dia berusaha menyembunyikan ini semua dari Brandon dan berupaya super hemat yang justru malah membuatnya semakin tersiksa.
Jangan lupakan juga adegan di mana Becky berusaha menutup-nutupi perilaku Minnie yang menurut Brandon berlebihan dan perlu penanganan khusus seorang jasa Nanny.
Kesal sih, tapi entah kenapa, ga bisa berhenti bacanya. Hihi. Udah tahu, kalo Becky bakalan punya banyak masalah, pembenaran dan pembelaan diri, tapi, kok, ya saya tetap aja menyukai ceritanya. Yah, sebab, memang berawal dari kisah Becky-lah saya pertama kali menikmati chicklit.
Sayangnya, untuk buku yang ini, terlalu banyak typo. Lebih dari 10 typo untuk 50 halaman pertama, jelas-jelas mengganggu. Sampai bagian akhir ceritapun, masih bertaburan typo di sana sini.
Dari segi besar huruf mengalami perbaikan (nggak terlalu kecil seperti serial sebelumnya) dan saya lumayan suka covernya yang ngejreng. Pas untuk ceritanya kali ini. Sebetulnya, dari sisi besar font dan terjemahannya, ingin saya kasih 4. Tapi apa daya, typo yang mengganggu ini membuat saya terpaksa menguranginya setengah lagi.
- p3n1 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*