cover dari feedbooks-nya begini XD |
Judul: The Man Who Would be King
Penulis: Rudyard Kipling
Diterbitkan: 1888
Kategori: Fiksi, Action & Adventure, Cerita Pendek
Sumber: Project Gutenberg
e-book
download dari feedbooks
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Seharusnya Bunda posting ini sehari setelah postingan yang ini. Tapi nggak keburu. Karena Bunda belum selesai bacanya. Padahal ini buku, super duper tipis alias cuma beberapa halaman aja. 40 juga nggak sampai. Lalu? Apa yang Bunda lakukan sampai ga tuntas baca dari tanggal 16 Oktober 2012?
Jawabannya adalah....
Banyak kerjaan. Trus, tergoda baca buku lain. Trus karena harus ngelarin baca GWTW *tapi ternyata masih belum selesai*. Trus gampang ngantuk. Trus trus trus... masih panjang alasan lain. Alasan sebenarnya adalah: Bunda nggak ngerti ini buku cerita apa. Hiks.
Sebentar, mungkin Bunda akan mencoba menggali ingatan Bunda. Kalo nggak salah, buku ini cerita tentang Peachey, entah masih muda atau udah tua, ya, pokoknya dia cerita tentang dirinya sendiri di sini sebagai "I" alias "aku", yang bekerja di penerbitan surat kabar gitu. Dia harus stand by buat nungguin telepon bahan berita, nulis artikel surat kabar yang isinya kebanyakan tentang berita kematian. Soalnya, kayaknya ini latar belakangnya peperangan gitu. Semacam perang di Afghanistan or something gitu. Soalnya, ada cerita Peachey ini digeret dua orang buat pergi ke India eh apa Afghanistan, ya, buat ikut merebut daerah di sana dan jadi raja.
Sebenernya, sih, banyak adegan lucu. Kalo bacanya konsentrasi. Berhubung lagi banyak yang lagi dipikirin, sewaktu Bunda baca buku ini kurang menikmati gitu. Tapi, Bunda janji buat meng-update tulisan ini, kalo nanti Bunda baca ulang buku ini.
Untuk saat ini, Bunda cuma bisa bilang:
#1. Sepertinya karena Bunda belum pernah begitu menikmati dunia kesusastraan, ketika baca karya Kipling yang adalah pemenang Nobel Award di bidang Sastra, Bunda terseok-seok. Apalagi pakai bahasa Inggris yang nggak ummm.. lazim. Gaul abis, deh, pokoknya.
#2. Bunda jadi paham, kenapa orang-orang "penyuka sastra" itu sering dianggap orang-orang serius. Lah, wong, baca bukunya aja bikin kening berkerut, karena gagal paham. Atau cuma Bunda doang?
#3. Lalu apa buku ini bikin kapok? Nggak. Abis ini Bunda sama tante Ally mau baca buku The Jungle Books, karya Kipling. Dan Bunda akan sekali lagi baca buku yang sedang Bunda review sekarang ini untuk memahami bukunya dan meng-update postingan yang ini, kalo aja ada yang salah tangkap gitu... :D
#4. Kenapa Bunda kasih 5? Apa itu berarti favorit Bunda? Buku ini berhasil menjitak Bunda yang telah meremehkan 35 halaman yang Bunda pikir bakalan bisa kelar dalam waktu sehari dua hari aja. Waktu cerita ke pakde Iwan, beliau bilang, "Buku Kipling mah emang berat. Makin tipis halamannya, makin susah." Oke, deh. Bunda mengaku kalah :D
#5. Satu lagi, deh, biar jadi lima poin. Grammar di buku ini banyak yang bikin kening Bunda berkerut. Apakah bahasa sastra Inggris emang begitu, ya? Soalnya ada "we was", "I says", dan seterusnya gitu. Sampai-sampai Bunda mempertanyakan kemampuan bahasa Inggris Bunda yang memang... seadanya :D
hoho.
BalasHapusJadi penasaran pengen baca.
Pilihan katanya susah ya bun?
susah! andai ada terjemahannya... XD
Hapusat least usaha bunda untuk membacanya harus diacungi jempol juga.. :)
BalasHapus*terharu*
Hapus