| Temple Alley Summer by Sachiko Kashiwaba Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia |
| Statistik baca Temple Alley Summer dari aplikasi Bookly |
Judul: Temple Alley Summer (Musim Panas di Gang Kuil Kimyo) - Kimyoji Yokotyo no Natsu
Penulis: Sachiko Kashiwaba
Ilustrator Isi dan Sampul: Satake Miho
Alih Bahasa: Andry Setiawan
Penyunting: Ika Yuliana dan Dian Pranasari
Penata Isi: Kirana Putri Ersapranu
Desain Sampul: Kirana Putri Ersapranu
Penerbit: BACA
Cetakan pertama, Juli 2024
Halaman: 360 halaman
ISBN: 978-623-8371-20-4
Genre: Fantasy, Middle Grade, Japan, Fiction, Children, Japanese Literature, Mystery, Paranormal, Ghosts, Juvenile
Status: Pinjam punya tante Disty (mama Heka)
Musim Panas di Gang Kuil KimyoKazu dan keluarganya tinggal di sebuah rumah tua. Suatu malam, Kazu melihat sesosok gadis keluar dari dalam rumahnya. Dia yakin gadis itu hantu. Namun keesokan paginya, Kazu terkejut saat melihat gadis itu duduk di ruang kelasnya. Dan, meskipun Kazu tidak mengingatnya, semua teman, tetangga, dan keluarganya yakin bahwa mereka sudah mengenal gadis hantu bernama Akari itu selama bertahun-tahun!Saat Kazu mengetahui jalan rumahnya dulu bernama Gang Kuil Kimyo, nama yang artinya menyiratkan bahwa orang mati dapat hidup kembali, Kazu yakin sesuatu yang aneh sedang terjadi. Dia pun menghabiskan musim panasnya untuk menyelidiki teka-teki ini sembari mulai berteman dengan Akari. Namun, segalanya lebih rumit daripada yang dia kira.Sebuah cerita bersambung dari majalah lama muncul. Lalu, peristiwa nyata dan cerbung misterius itu mulai bersinggungan, sementara seorang nenek eksentrik dengan kucing hitamnya mencoba menghalangi langkah Kazu...Sebuah kisah luar biasa dari penulis legendaris Jepang Sachiko Kashiwaba, yang salah satu karyanya menginspirasi sutradara kenamaan Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, dalam pembuatan film Spirited Away. Dalam Temple Alley Summer, ia berkolaborasi dengan ilustrator kawakan, Miho Satake, untuk merayakan kekuatan cerita dan imajinasi.
Hellow, kakak Ilman dan adek Zi...
Jumpa lagi sama aku, bahas buku pinjeman yang dibaca sekebut mungkin, tapi emang dasar aku lambat, ngebutnya aku juga pace 12 sih, tetep. kekeke
Dipinjemin setumpuk buku sama tante Disty (mama Heka, kakak kelas adek Zi di SMP), pas aku ngabarin ke teman-teman Divisi Ruhiyah sekolah adek, kalo aku lagi remedial Covid kelima kalinya. hahaha. Alhamdulillaah...
Posting perdana di 2025 yang sebenernya tahun ini pun uidah tinggal beberapa hari lagi habis. Udah makib banyak variasi aktivitas yang bikin nulis blog jadi terabaikan, karena mungkin kalah sparkling dan praktis dibanding yang lain. Tapi pada akhirnya aku ingat ucapan Ali bin Abi Thalib r.a, ilmu itu kayak kuda, kalo nggak diikat dan talinya ditambatkan akan lari. Untuk itulah aku bertobat dan balik nulis review. Biar nggak lupa kalo pernah baca ini dan itu juga isi ceritanya bisa aku ingat ketika baca tulisanku lagi. Termasuk mengingat perasaanku saat baca bukunya.
Sebenernya aku menghindari cerita misteri apalagi yang mengandung hantu-hantuan, karena aku lagi ga suka over thinking sampe takut mau wudhu' shalat Shubuh misalnya. Hehe. I admitted that I am that penakut. Makanya si buku itu udah lama nangkring di keranjang toko oren apa hijau gitu ya, belum dibayar juga. Karena ya itu. Takut kalo ternyata ini tuh cerita horor. Eh, tau-tau dapet pinjeman. Ya, alhamdulillaah, dongs... Karena ternyata bagus, ntar kita beli, yak, buat kalian baca sendiri ^^
Male lead di cerita ini seorang anak laki-laki bernama Sada Kazuhiro. Ceritanya dia kebelet pipis di tengah malam, tapi terlalu takut buat ke kamar mandi sendiri karena lokasinya lumayan jauh dari kamarnya. Dia manfaatin momen di luar lagi turun hujan lumayan deras, buat pipis di depan kamarnya yang terletak di lantai dua (kalo nggak salah ya). Dia yakin kalo nanti hujan akan membasuh pipisnya. Geuleuh kan ya.. Ga boleh ditiru sama kalian, karena itu najis. Nah, pas dia abis pipis itu, dia denger suara langkah kaki yang ga pelan. Dia pikir itu kakaknya yang ada di kamar sebelah. Kazu pun lihat ada kaki. Tapi pas lihat penampakan bagian atasnya, beda banget sama kakaknya. Anak perempuan, pakai ikat rambut bola-bola merah. Karena kaget, dia teriak, ibunya terbangun dan ketahuan sama ibunya dia pipis di depan kamarnya, Kazu kena omel, tapi alasan dia berteriak jadi nggak sampai, karena sosok hantu itu menghilang.
Di sekolah, dia lihat tuh, bola-bola merah yang jadi hiasan rambut seorang anak perempuan. Kazu sadar kalo anak perempuan itu adalah hantu yang dilihatnya subuh tadi. Dia bilang ke Yusuke, sahabatnya, kalo anak perempuan pake ikat rambut bola-bola merah itu hantu, anehnya, semua orang malah memandang Kazu dengan aneh, seolah-olah cuma Kazu yang beda sendiri, tiba-tiba hilang ingatan. Sebab, semua orang di sekolah itu tampak mengenal Akari, nama gadis itu, cukup lama. Bahkan di rumah, ibunya bilang, kalo mereka bertetangga, Kazu dan Akari sering main bareng sejak kecil. Lumayan aneh untuk ukuran hanya Kazu yang nggak tahu apa-apa, tapi semua orang di sekitarnya seperti mengenal "sosok baru" itu seolah-olah emang udah ada dari dulu.
Di musim panas, biasanya Kazu dapat PR musim panas melakukan penelitian. Ketika ada temannya bahas peta lama daerah tempat tinggal mereka, Kazu yang masih terkaget-kaget soal hantu yang muncul di rumahnya itu lalu berwujud menjadi Akari, teman sekolahnya, jadi terpikir untuk menyelidiki tentang Akari dan Kuil Kimyo yang ternyata ada di gang rumah Kazu. Saat Kazu bertanya pada ibu dan ayahnya, keduanya sama-sama nggak tahu tentang Kuil Kimyo. Ibunya bertanya-tanya, Kazu akhirnya punya dalih bahwa itu untuk bahan PR musim panas.
Kazu pun terhubung dengan nenek Minakami Sato atas saran ibunya, karena beliau adalah teman kakeknya. Mungkin, nenek Minakami punya jawaban tentang pertanyaan Kazu. Sayangnya, nenek Minakami senang sekali membelokkan arah pembicaraan, bahkan Kazu pun "diincar" oleh orang-orang yang katanya pengurus, seperti bermaksud menghentikan keinginan Kazu untuk lebih tahu atau mungkin ingin mengincar orang mati yang baru saja kembali?
Kazu punya paman yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri yang sepertinya cukup tahu tentang latar belakang kakek dan punya minat tentang altar di rumah mereka yang sering dijadikan tempat persembahyangan banyak orang, terutama untuk mendoakan kakek Kazu yang belum lama berpulang.
Karena merasa tidak punya banyak jawaban, Kazu mengontak pamannya via email. Dari pamannya lah akhirnya Kazu mengetahui bahwa di altar yang ada di rumah mereka, ada ikon yang konon bisa menghidupkan orang mati. Tapi orang mati yang menjadi hantu itu tidak akan pulang ke keluarganya, melainkan menjadi orang lain, anggota keluarga lain. Kazu pun pernah iseng mengikuti Akari ke rumahnya, dan terkaget-kaget melihat seseorang yang transparan yang diduga sebagai ibu Akari, tapi semua orang mengenal sosoknya. Cuma Kazu yang nggak bisa lihat.
Berbekal keterangan pamannya, Kazu mencari tahu siapa ibu kandung Akari. Ibu kandung Akari ternyata teman kakek Kazu, yang sempat bersembahyang di altar rumah keluarga Sada (kakek Kazu), bernama Ando San. Akhirnya, Kazu pun mendatangi Ando San dan kaget banget pas liyat foto dalam sebuah pigura dengan wajah Akari. Dia adalah Saori, yang meninggal 40 tahun sebelumnya. Selama hidupnya, Saori hanya berada di rumah sakit dan rumah. Di hari Ando san berdoa agar Saori diberikan kesempatan untuk hidup lagi itulah, Akari muncul di depan kamar Kazu.
Setelah banyak mendengar cerita tentang Saori dan juga bertemu Akari juga niat nenek Minakami dan anggota Dewan tempat tinggal Kazu yang tampaknya ingin menghilangkan orang mati yang pulang, Kazu jadi ingin melindungi Akari dan mewujudkan keinginan mendiang Saori mumpung masih ada di dunia dalam wujud Akari. Masalahnya, ikon yang bisa menghidupkan orang mati itu, dicuri. Kalo ikon itu dimusnahkan, Akari akan menghilang. Jadi, setelah tahu ikon itu dicuri dan bisa saja Akari tiba-tiba menghilang, setiap hari Kazu berusaha menemukan Akari, bahkan membawakan majalah Daisy yang pernah terbit 40 tahun sebelumnya dari rumah Ando san. Di dalam majalah Daisy itu ada cerita serial berjudul Bulan di Kiri, yang ditulis oleh Mia Lee. Sayangnya cerita itu tidak selesai. Kazu berusaha menemukan penulisnya untuk mencari tahu akhir dari cerita Bulan di Kiri.
Awalnya aku heran, kenapa, ya, orang-orang kasih rating banyak buat cerita kayak begini, karena jujurly, di awal baca, aku rada nggak nyaman dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia yang menurutku kurang luwes. Bahasanya non formal, tapi jadinya kaku ke sana sini. Cumaaa.. mengingat bahasa Jepang emang bisa jadi kayak gitu kalo diterjemahin ke Bahasa Indonesia, aku memutuskan untuk fokus cuma ke ceritanya aja. Awalnya nggak nyaman, tapi plot dan alur ceritanya lama-lama mulai meresap kayak sate yang dimarinasi semaleman sebelum dipanggang dan akhirnya aku menyukainya, seolah-olah aku lagi dicurhatin Kazu, melebihi ekspektasiku.
Temple Alley Summer tuh novel misteri dalam misteri. Misterinya tentang female lead, Akari, seorang yang sudah mati, berwujud hantu, tapi terus jadi manusia yang normal kayak memang udah ada lama berada di antara mereka ditambah misteri Bulan di Kiri, bagian fiksi dari novel ini. Ngerti, kan, maksudnya? Jadi kalo dibuat film, ini tuh bakalan berlapis-lapis misterinya. Alurnya bisa masuk ke cerita, ntar balik lagi ke scene sebenarnya, di kehidupan Kazu lagi.
Terlepas dari kekakuan terjemahannya, ceritanya asik banget. Ingat, cerita ini jadi inspirasi Studio Ghibli buat bikin film Spirited Away yang udah kita tonton berulang kali. Again, misteri dalam misteri. Dan karena asiknya inilah, aku pada akhirnya yang mau kasih bintang 3 berubah jadi ngasih bintang 5, karena aku suka.
Temple Alley Summer berhasil mematahkan anggapan kalo cerita misteri yang mengandung hantu-hantuan dan kepercayaan sama alam lain itu menakutkan. Temple Alley Summer jauh dari seram dan malah seru. Ya mirip lah kayak kalo kita nonton film Ghibli. Meski karakternya isinya spirit (hampir) semua, tapi ga seram, kaaaan... Itu sebabnya aku ngasih rating 5 karena aku kebawa sama ceritanya. Dan yang pasti, ini oke banget buat dibaca anak-anak SD kelas besar, start kelas 4 SD. Tentu saja aku kasih rekomendasi tinggi ke kalian buat baca ini.
Apakah semua buku yang aku baca di tahun 2025 ini akan tertuang dalam blog ini? Mudah-mudahan bisa begitu. Tapi tentu saja tidak easy. Cuma aku emang udah harus balik menulis lagi. Aku merasa mulai mudah lupa soalnya... huhuhu... Mungkin kebanyakan scroll medsos... >_<
See you! Semoga besok bisa hadir dengan tulisan baru! xoxo!










Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*