| Perkumpulan Anak Luar Nikah - Grace Tioso |
| Statistik saat aku baca buku ini via aplikasi Bookly |
Judul: Perkumpulan Anak Luar Nikah
Penulis: Grace Tioso
Penyunting: Yuli Pritania
Penyelaras Aksara: Nuraini S., Dhiwangkara
Desainer: Ali Mustofa
Illustrator isi: freepik.com
Cetakan pertama, Juni 2023
Diterbitkan oleh PT Noura Books
Jumlah halaman: 402 hlm
ISBN: 978-623-24-2398-5
Genre: Historical Fiction, Fiction, Indonesian Literature, Novels, Romance, Historica, Slice of Life, Contemporary Fiction
Status: Pinjem sama tante Disty (mama Heka)
Shocking Confession from an Indonesian’s Ex-ASEAN Scholarship RecipientJudul artikel itu mengguncang media sosial dalam semalam.Martha, sang tersangka, panik. Keteledoran masa lalunya kini mencuat ke permukaan. Sebagai lulusan Computer Science, bagaimana bisa dia meninggalkan jejak digital yang menghantuinya dengan iming-iming penjara pada masa sekarang?Pernikahannya guncang, kebebasannya terenggut, anak-anaknya terancam kehilangan sosok ibu hanya karena Martha memainkan “25 Question About Me” di blognya belasan tahun lalu dan menjawab terlalu jujur pertanyaan: “What is the wildest thing you’ve ever done when you’re 17 years old?”I forged a legal document. Later, I used it to apply for a scholarship, and I got accepted!
Halo, Kakak Ilman dan adek Zi...
-- Curhat dulu --
Kemarin aku lupa cerita kalo sebenarnya aku tuh lagi "ngikut" NaNoWriMo (National November Writing Month 2025). Biasanya aku nulis jurnal yang kapan-kapan bisa aku ubah jadi novel kalo niat xD
Aku udah ikut NaNoWriMo dari tahun 2023. Saat itu masih ada website-nya yang bisa jadi setoran berapa jumlah kata tulisan yang berhasil kita buat (ada fitur words tracker-nya). Jadi, selama Oktober dan November biasanya aku sampai begadang, karena ngejar target. Oktober di gambar (ikut Inktober dan Viztober), November di nulis.
Unfortunately, di bulan Oktober aku nggak bisa selesaikan gambar-gambar itu karena ada kendala teknis, dan karena itu harus dikerjakan per hari, jadinya bertumpuk. Aku nggak bisa ngurusin energiku untuk menyelesaikan PR gambar-gambar itu karena aku juga punya banyak aktivitas lain, kerjaan juga lumayan lagi high. Jadi aku gagal Inktober dan Viztober 2025 ini. Semoga tahun depan aku bisa melakukannya dengan lebih baik. Dan selesai.
Awal November, walau masih sakit, aku sempat nulis jurnal satu hari, dalam rangka ikut NaNoWriMo. Tapi karena aku nggak sanggup berjaga sampai malam, pengaruh obat-obatan juga bolak-balik bikin aku tidur terus, akhirnya keteteran. Per kemarin, aku pikir, aku tetap harus melanjutkan menulis walau tertinggal banyak, paling tidak, menyelesaikan review buku-buku yang kubaca tahun ini. Aku nggak ingin blog ini mati suri selamanya. Jadi bangkitnya blog review ini sebenarnya karena NaNoWriMo 2025. Oh ya, sadly, aku baru tahu bahwa situs NaNoWriMo ternyata sudah ditutup sejak beberapa bulan lalu, due to finance matter. Yaudah, gapapa. Aku tetap berusaha konsisten melakukan ini setiap tahun, ada atau tidak writing tracker kayak di situs NaNoWriMo.
Udah dulu curhatnya, mari balik ke novel.
Martha adalah seorang Cindo (istilah yang lagi happening saat aku nulis ini, untuk warga Indonesia keturunan Cina) yang tinggal di Singapura. Di dalam kesehariannya, Martha adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak dan menikahi suaminya bernama Ronny, yang adalah seniornya ketika di kampus dulu. Mereka bertemu ketika Martha kuliah di kampus itu, melalui jalur beasiswa.
Selain dua sahabat karibnya, Fanny dan Linda, tidak ada yang tahu kalo Martha adalah pemilik akun twitter dengan username @duolion163, bekerja sama dengan sepupunya, Yuni, istri juragan kecap, yang juga ibu rumah tangga. Akun twitter berfokus pada perilaku politikus. Mereka berdua menyajikan fakta-fakta terkait para politikus, yang cenderung bisa mendukung atau malah menjatuhkan para politikus yang sedang dibahas. Tidak sedikit politikus yang dikuliti oleh mereka berdua.
Suatu hari, muncul berita nasional di Singapura, yang memberitakan bahwa telah terjadi pemalsuan dokumen yang digunakan untuk mengajukan beasiswa, akibat seseorang mengunggah "pengakuan" di blog lama Martha, yang membuat hidup Martha dan keluarganya berubah sepenuhnya, sebab Martha harus berurusan dengan hukum di Singapura.
Apakah semua ini ada kaitannya dengan politikus yang baru saja menjadi pembahasan di akun @duolion163? Apakah akhirnya identitas Martha ketahuan, sehingga ada orang yang membocorkan kesalahannya di masa lalu?
Lewat Perkumpulan Anak Luar Nikah, aku baru tahu bahwa Anak Luar Nikah itu bukan anak-anak yang lahir di luar pernikahan, melainkan karena orang tua dari anak-anak ini adalah stateless (tidak memiliki kewarganegaraan). Walau status mereka ditulis sebagai WNA (Warga Negara Asing) di dokumen, anehnya, mereka sebetulnya lahir di Indonesia, tidak pernah keluar dari Indonesia dan tidak bisa berbahasa negara leluhur mereka. Untuk novel ini, khususnya bangsa Cina.
Ketika menjalani pemeriksaan, banyak yang mengira bahwa pemalsuan dokumen yang dilakukan Martha tuh berupa mark up nilai atau membuat ijazah palsu. Penyelidik terkejut saat mengetahui bahwa "dosa" Martha hanya mengubah status Anak Luar Nikah menjadi "Anak dari..." di akta kelahirannya. Martha menulis nama papa dan mamanya. Sebab dia tidak merasa bahwa dia adalah anak haram. Dia lahir dari pernikahan yang sah.
Walau ini adalah fiksi, di mana karakter-karakter dan ceritanya memang fiktif, namun sejarah yang dimunculkan adalah benar. Cocok buat jadi Historical Fiction, tapi bukan juga sih. Gimana ya? Atau mungkin bisa kita kasih nama "fiksi mengandung sejarah". Apa bahasa Inggrisnya sok?
Fokus cerita nggak hanya pada Martha, sebab semua karakter dibahas satu persatu di sini dengan baik. Bahwa mereka adalah Anak Luar Nikah. Pembaca juga bisa jadi tahu tentang apa yang terjadi di masa lalu, terkait pemberontakan di Tionghoa yang membuat "lahirnya" satu generasi Anak Luar Nikah. Pengalaman setiap karakter saat terjadi Tragedi 1998 pun membuat kita seolah sedang membaca biografi mereka.
Di balik segala kesulitan yang dihadapi Martha, aku senang karena penulis nggak bener-bener bikin hidup Martha sengsara se-sengsara-sengsaranya. Ada tetangga apartemennya, seorang nenek warga India, yang mereka panggil "Paati" yang siap membantunya menjaga anak-anaknya. Ada sahabat-sahabatnya yang selalu mendukungnya. Dan ada wartawan Hongkong Post bernama Krisna, yang walau di sepanjang cerita karakter orang ini sangat mencurigakan, tapi ternyata dia pelaku turning table dari keseluruhan cerita Martha.
Semua cerita ini terasa natural sehingga aku merasa bahwa Martha dan Ronny benar-benar ada, pernah mengalami semua cerita yang diceritakan. Nggak salah juga kalo Grace Tioso menjadi salah satu pemenang Mizan Writing Bootcamp.
Ada yang ingin aku kutip dari utas yang ditulis Martha di akun @duolion163, sebelum mereka memutuskan untuk menonaktifkan akun tersebut.
"This is a super complex issue. Ada faktor politik perang ideologi. Yang paling susah tentu keturunan Tionghoa yang lahir setelah masa itu. Mereka nggak pernah memilih, tapi ikut menanggung akibatnya.
"Orang Tionghoa di Indonesia adalah keturunan Tionghoa yang memilih untuk tinggal dan jadi WNI".
Dengar, ya, kakak Ilman dan adek Zi.. aku tiap hari cerewet sama kalian untuk nggak pernah beda-bedain teman, apapun suku bangsanya. Kalo masih melanggarnya, buka lagi QS Al Hujurat ayat 13. Oke?
Sampai ketemu besok. Besok review apa, yaaaa...
xoxo










Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*