23 Des 2011

BFG - Raksasa Besar yang Baik





The BFG - Raksasa Besar yang Baik Hati
Penulis: Roald Dahl
Alih Bahasa: Poppy Damayanti Chusfani
Editor: Dini Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama, Januari 2010
200 hlm; 20 cm

ISBN: 978-979-22-5337-5


Suatu malam Sophie diculik raksasa. Tadinya ia mengira akan ditelan bulat-bulat, namun ternyata raksasa itu malah melindunginya.

BFG, demikian nama si raksasa, memberitahu Sophie bahwa dialah yang meramu mimpi-mimpi lantas dengan trompet meniupkannya ke dalam kamar anak-anak yang terlelap.

Sayang ketenteraman mereka tidak bisa berlangsung lama, karena Sophie dan BFG harus memutar otak untuk membuyarkan rencana raksasa-raksasa lain yang ingin memakan anak-anak di berbagai penjuru negeri. (Goodreads, cover belakang)


Pastinya, seorang Sophie kecil yang adalah anak yatim piatu dan tinggal di asrama, merasa sangat ketakutan ketika seorang raksasa setinggi tujuh meter (yang ternyata tergolong raksasa kerdil) menculiknya dan membawanya ke Negeri Raksasa.

Apalagi, ketika Sophie tahu bahwa makanan raksasa adalah manusia. Hiyyy...

Meski berkisah tentang raksasa, buku ini cukup menggemaskan. Sebab, BFG si raksasa yang mencurik Sophie, tutur katanya sungguh banyak yang ngaco. Maklum, BFG nggak pernah bersekolah. Hebatnya, Sophie lumayan memahami apa yang dikatakan oleh BFG, padahal kata-katanya kerap membuat saya memutar otak. Maksudnya apa, ya? Tapi justru inilah yang menjadi kesenangan tersendiri saat membaca kisah Big Friendly Giant.

Selain kata mencurik, kriyang kemintang, omong bolong, Yang Melia, merium, tomat manusia, dan masih banyaaak lagi -- adalah kata-kata yang muncul di sini, yang merupakan ucapan dari para raksasa.

BFG tidak makan manusia, ia hanya makan snozzcumber, semacam mentimun yang rasanya tidak enak, bahkan membuat Sophie memilih kelaparan dari makan snozzcumber. Hihihi... Lalu, ngapain BFG menculik Sophie kalo bukan untuk disantap? Sebab, ia takut Sophie akan menceritakannya kepada banyak orang, lalu nanti BFG tertangkap dan bahkan menjadi tontonan. 



Padahal, BFG kan raksasa baik hati, yang bertugas meniupkan mimpi-mimpi indah yang ditangkapnya. Setiap mimpi punya label dan ada ceritanya. Setiap mimpi diletakkan di dalam sebuah stoples, dilabeli dan diklasifikasi: mana untuk anak lelaki, mana untuk anak perempuan, mana untuk orang dewasa, bayi, dan lainnya. BFG bukan raksasa bau yang jorok, melainkan raksasa yang rapi dan apik, mengingat ribuan atau mungkin puluhan ribu stoples mimpi masing-masing ada labelnya.

Sophie dan BFG akhirnya bekerja sama untuk memberantas kesembilan raksasa pemakan manusia dengan melibatkan Ratu Inggris dan pasukan tentaranya. Membayangkan Sophie berangkat menuju Inggris dengan menumpang di telinga besar BFG yang nyaman, membuat saya tergeli-geli membayangkannya. Seperti apa, ya, rasanya ngumpet di telinga raksasa. Hahaha...

Saya selalu suka dengan ide-ide brilian Roald Dahl dalam membuat cerita. Meski memang ada adegan "seram" seperti saling jotos dan gimana BFG dibully oleh raksasa-raksasa lainnya karena ia kerdil (ya, meski tingginya tujuh meter, dibandingkan dengan Fleshlumpeater, Bloodbuttler, Childcewer, Meatdripper, Manhugger, Bonecruncher, Gizzardgulper, dan Butcher Boy yang tingginya 15 meter, tentu saja ia tergolong kerdil..haha), tapi tetap sarat dengan kelucuan. Terus terang, saya menjura pada penerjemah dan editornya, sampai saya betul-betul penasaran ingin baca cerita aslinya dalam bahasa Inggris untuk kata-kata yang ditulis maupun diucapkan seenaknya oleh BFG.



Dan saya belajar "istilah baru" di sini. Mimpi buruk disebut trogglehumper dan mimpi indah disebut phizzwizzard. Dan, bersendawa adalah whizzpopper... hihihi... cool!


-p3n1-

2 komentar:

  1. salut sama penerjemahnya, yang bisa menghantarkan kata-kata susah itu :D

    BalasHapus
  2. iyaaa.. aku menjura, deh, sama penerjemahnyaaa.... hebaaat!!!

    BalasHapus

tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*