Bagian pertama: Happy Birthday, Papa....
Yang jelas, nggak ada doa khusus hari ini, sebab setiap hari doanya selalu khusus #lho
Trus ada giveaway, nggak, sehubungan dengan ultah papanya anak-anak? Ada, sih. Cuma nanti sekalian digabung aja sama event BBI. Cuma selisih tiga hari, kok. Pantengin aja terus twitter saya. Pasti dipublish di sana. Rencananya, sih... :P
Bagian kedua: Review saya mengenai buku Norwegian Wood (Tokyo Blues)
Judul: Norwegian Wood (Tokyo Blues)
Judul asli: Noruwei no mori
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Jay Rubin
Diterbitkan oleh: The Harvil Press
Jumlah halaman: 353 halaman
e-book
Romance, Japanese Literature, Literary Fiction, Contemporary Fiction
Status: Punya
Sinopsis dari Goodreads
Pernah baca komentar siapa, ya, di akun GR-nya, dia kipas-kipas kepanasan pas baca buku ini. Hihi... Dan sebetulnya, saya pengen mulai baca ini tanggal 27 Maret, yang mana dimaksudkan untuk ikut program posting barengnya BBI di bulan Maret. Cuma, yah, apa daya. Standar banget saya, nggak bisa memenuhi target karena emang
Pertama kali baca, saya jatuh cinta dengan Haruki Murakami. Terus terang, meski udah lama dibicarakan teman-teman BBI, saya baru baca sekarang dan langsung suka. Mungkinkah karena gaya terjemahannya enak? Atau seandainya saya berbahasa Jepang pun, saya akan langsung menyukainya? Entah. Yang jelas, penuturannya enak dibaca. Kalo masalah butuh waktu lama untuk menyelesaikannya, sih, jangan salahkan bukunya. Itu faktor saya, kok. Scroll lagi ke atas, deh. Udah dibahas tadi X))
Khusus untuk Norwegian Wood atau Tokyo Blues ini, suasananya ternyata emang se-blue judulnya. Toru Watanabe berurusan dengan banyak perempuan dan berteman dengan beberapa pria juga, yang hampir semuanya bermasalah. Duh, kalo nggak pasang shield setebal setengah meter, kayaknya bakalan kebawa blue juga, deh. Tapi saya berhasil ikut suasana hati Watanabe yang mana dia punya shield super tebal. Jadi nggak kebawa desperate seperti orang-orang yang terlibat dalam hidupnya.
Norwegian Wood mengambil sudut pandang orang pertama, dengan Toru Watanabe menjadi si "aku" di buku ini. Watanabe adalah mahasiswa jurusan drama yang tinggal di sebuah dormitori, berbagi kamar dengan seseorang yang dijuluki sebagai Storm Trooper - saking OCD-nya. Nah, kisah Storm Trooper ini sering menjadi bahan cerita Watanabe ketika dia ketemu dengan cewek. Semisal Naoko, Rieko, kemudian nanti ada yang namanya Midori. Dan cerita mengenai Storm Trooper ini selalu sukses membuat ketiga perempuan ini tertawa. Selain cerita tentang Storm Trooper, Watanabe merasa nggak punya sesuatu yang menarik buat diceritakan terhadap ketiga perempuan ini.
Jadi, Watanabe ini gedebuk in lap sama mantan pacar sahabatnya (Kizuki) bernama Naoko. Kizuki dan Naoko bukan putus karena udah nggak saling sayang lagi. Mereka terpaksa berpisah, karena Kizuki memutuskan untuk bunuh diri, di usianya yang ke-17. Nah. Jelas, kan? Udah mulai blue? Belum... Masih panjang...
Sebagai sesama yang kehilangan Kizuki, Watanabe sering menghabiskan waktu dengan Naoko, meski nggak banyak bicara. Lalu mereka berdua saling jatuh cinta. Cuma tiba-tiba Naoko menghilang dan lalu ada kabar kalo Naoko dirawat di sebuah sanatorium, jauh dari Tokyo. Dan ketika akhirnya Watanabe berhasil mengunjunginya, dia juga berkenalan dengan Rieko. Seseorang yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan Naoko selama ada di sanatorium ini.
Ketika Naoko berada di sanatorium, Watanabe berkenalan dengan seorang perempuan bernama Midori, yang ternyata mereka sekelas di kelas drama. Seorang perempuan unik, cenderung aneh. Tapi, Watanabe menyukai cara berpikirnya yang ajaib. Midori ini termasuk perempuan misterius, karena di balik keunikan dan keceriaannya, dia menyimpan banyak cerita sedih.
So far, nanti saya ceritakan di bagian spoiler, membaca buku ini benar-benar membuat napas beberapa kali seperti sesak. Mungkin, memang seperti itu ya, perilaku orang Jepang di masa lalu, terutama anak mudanya yang mudah sekali untuk depresi dan menyelesaikannya dengan cara mereka masing-masing, tanpa memikirkan hal lain. *sigh* Dan hati masih bertanya-tanya, apakah mereka masih seperti itu di jaman sekarang? Soalnya, ini settingnya tahun 1960-an.
Oya, meski settingnya tahun 1960-an, saya nggak sulit membayangkannya. Kok, kayaknya nggak jauh dengan tahun-tahun sekarang gitu :D Plus, di sini banyak diceritakan lagu-lagu klasik kesukaan saya, semisal karya Beethoven, Schumbert, Chopin. Juga diceritain tentang beberapa lagu The Beatles, di antaranya Norwegian Wood, yang sering dimainkan oleh Rieko.
Ini tentang tokoh-tokoh di dalam ceritanya. Mendingan ga usah dibuka, sih, kalo belum pernah baca. Sedikit mengandung spoiler :P
Over all, saya suka ceritanya. Suka settingnya. Suka elemen penceritaannya. Suka suasananya yang Jepang banget. Ya eyalaaah... settingnya di Jepang, penulisnya juga orang Jepang... =)) Meski ada banyak info mengenai Jepang di dalamnya, saya sih nggak merasa digurui. Dibawa mengalir aja gitu... Meski bernuansa gloomy, tetep suka.
Bagaimana dengan "kipas"? Lebih kipas dari FSOG, sih, kata saya mah... Hahahaha... Mungkin karena nggak dituturkan in a porn way, jadi yah, kerasanya biasa aja. Cuma, yeah, lumayan bikin gerah, kok. Kalo kata si aki, nanti ada buku kulkas, bukan buku kipas lagi. Tenang aja, menurut saya, Norwegian Wood masih masuk kategori buku kipas atau AC. Belum ke kulkas, kok... X))
Jadi, untuk pengalaman saya pertama kalinya baca karya Haruki Murakami, saya terkesan dan suka. Bintang 4 layak, lah... ^_^
Postingan ini juga didedikasikan untuk
Lalu sekarang, bagian ketiga yang juga bagian terakhir:
[2013 - RC Books in English] April's Link Post
Ya, silakan memasukkan link teman-teman. Mohon maaf, saya belum sempat blogwalking. Tapi, setelah urusan saya selesai, saya akan segera meninggalkan komentar. Kemungkinan besar, sih, saya mau bikin giveaway sehubungan dengan challenge ini. Nanti saya rencanakan dulu konsepnya gimana. Soalnya, bulan ini mau ikut bloghop giveawaynya BBI. Nantikan kabar berikutnya, ya...
sebenernya tulisan mrungkel-mrungkel gini entah kenapa bikin mata saya ikut memutar, tapi bisa dibaca sih ^^
BalasHapusMooo, dua tahun lalu saya disuruh baca ini sama senior saya, atau disuruh nonton filmnya ya karena yang main si Kenichi Matsuyama si ganteng L di Death Note :D tapi aku belum mau baca karena dari nada suaranya ceritanya bikin "kipas-kipas." Sebenarnya itu alasan sih, toh novel Jepang yang saya baca banyak yang bikin saya merinding :v
Mba Peni, I love your new template XD
BalasHapusHappy birthday juga buat Papanya di rumah yaa :D
gomennasai, Mide san...
BalasHapustulisannya mlungker, ya... hihihi....
ntar kuganti, deh... cuma entah kenapa, aku suka tulisan mlungker... -_____-"
iya! desperado banget bacanya! gloomy! merindingable... tapi entah kenapa, kok, syukaaaaa ya...
ma kasih, Oky... ^_^
BalasHapuspengen belajar bikin script layout sendiri. udah gatel pengen bikin background sendiri. cuma mesti belajar kan...
Oky berkenan mengajariku? :D