Tampilkan postingan dengan label buku 2013. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku 2013. Tampilkan semua postingan

3 Des 2013

Pojok Lavender oleh Primadonna Angela

 Judul: Pojok Lavender
Penulis: Primadonna Angela
Desain dan Ilustrasi cover: eMTe
Diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia
April 2013
ISBN: 978-979-22-9490-3
Genre: Teenlit, Kumpulan Cerpen, Fiksi
Status: punya, edisi bertanda tangan ^_^
 

Banyak hal dapat terjadi dalam sebuah kafe. Kafe bisa menjadi latar berseminya cinta sampai patahnya hati, menjadi saksi perselisihan sampai saksi persahabatan yang tulus, tepat seseorang mengembangkan harapan atau mematikannya. Drama kehidupan yang silih-berganti.
Dalam buku ini ada beraneka kisah yang berkaitan dengan Pojok Lavender. Ya, Lavender Rosemary, adik Cinnamon Cherry, juga punya ceritanya sendiri. Tapi apa kisah cintanya akan berakhir indah seperti yang dialami banyak pasangan yang berkencan di kafenya?

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...

Akhir-akhir ini agak bingung mau baca apa, padahal bacaan menumpuk. Terus, reading challenge Bunda di goodreads kan belum sampai 50%. Akhirnya Bunda set ulang demi dapatkan badge lolos. Hahaha. Curang, ya. Tapi, ini jadi evaluasi buat bulan depan. Jangan pasang target terlalu tinggi kalo memang belum mampu.

Terus, Bunda teringat kalo Bunda punya buku ini. Kalo ngeliat blurbnya, keliatannya sih, konsep dan idenya sama dengan Blue Romance. Jadi, Bunda sudah antusias, ingin sekali baca kumpulan cerpen berlatar sebuah kafe (lagi).

Harap diingat, Bunda nggak pernah membatasi genre bacaan. Jadi, teenlit tetap masuk ke selera Bunda.

Buku ini berisi enam belas cerita pendek. Banyak, ya? Iya. Tapi, kebanyakan cerita hanya sekitar dua halaman. Jadi kayak fragmen gitu. Tapi ga masalah sih. Lebih cepat selesai baca cerita itu, biasanya meningkatkan mood baca, karena terasa cepat menyelesaikannya.

Sayangnya, nggak begitu dengan buku ini. Entah kenapa, feel-nya nggak dapet sama sekali. Bunda baca, kok, cerita-cerita ibu Donna yang lain, misalnya How to be A Writer, Kotak Mimpi, juga Satsuki Sensei. Dan Bunda nggak masalah dengan cerita-cerita beliau. Suka.

Hanya di buku ini... Seperti bukan tante Donna yang biasanya. Pemilihan kata-katanya juga terlalu baku untuk genre teenlit yang benar-benar mengambil segmen usia anak tiga belas tahun. Spoiler sedikit, Lavender Rosemary, yang punya kafe Pojok Lavender ini berusia 13 tahun. Nah, ini yang sedikit membuat Bunda merasa bahasanya terlalu "tua" untuk seluruh karakter di buku ini. Ya, Bunda tahu, nggak semua karakter di buku ini seumuran dengan Lavender. Cuma tetep aja, pemilihan cara bertutur ternyata menjadi kunci keseluruhan kenikmatan membaca. #menurutbundayangpembacabiasa

Di buku-buku lain, twistnya terasa banget. Kadang ga ketebak. Tapi, di buku ini, sejak baca cerita pertama, dari bab awal aja udah kebayang cerita ini ke mana arahnya, bahkan endingnya. Dan ini muncul (hampir) di keseluruhan cerita. Ehm. Cuma di cerita berjudul "Hmm.." yang tidak terduga endingnya. Tapi, di cerita ini juga justru Bunda menemukan apa, ya? Sesuatu yang mungkin jadi kritikan atau masukan.

Jadi gini. Tokoh utama di cerita "Hmm" itu, dia pake kata "gue" sebagai kata ganti pertama. Sayangnya, eksekusinya gagal, karena kalimat yang digunakan sedemikian baku, sehingga kurang nyaman bacanya. Kata "aku" rasanya lebih masuk di sini. Maksud Bunda, kalo mau pake kata "gue" sebagai kata ganti pertama, selanjutnya, pakailah bahasa prokem sekalian yang nggak baku, supaya ga berasa belang dan aneh bacanya. Plus, ada sesuatu yang kurang masuk akal di sini. Di cerita ini, ada seorang ibu yang dijambret. Ibu ini kehilangan uang sebesar sembilan juta rupiah. Namun, untuk memudahkan pencarian, ternyata uang ini sudah digambari bunga. Meski seratus ribuan, menggambari uang sebanyak 90 lembar itu lumayan kurang kerjaan, ya. Heuheu. Gapapa, sih. Imajinasi mah boleh aja liar. Cuma itu aja masukannya. Kata "gue" ini jadi mengganggu keseluruhan cerita, walau idenya keren dan endingnya tidak terduga sama sekali.

Berhubung ada quote-quote bagus di dalamnya, Bunda kasih dua bintang, ya, untuk ratingnya. Maaf, ya, tante Donna. Bunda tetap tunggu dan mau baca cerita-cerita tante Donna yang lain, karena Bunda selalu suka ide-ide cerita tante Donna.

Cheers! Love you both,
Terusin baca - Pojok Lavender oleh Primadonna Angela

13 Nov 2013

Wonder - R.J Palacio


Judul: Wonder
Penulis: R.J. Palacio
Diterbitkan oleh: Knopf Books for Young Reader, 14 Februari 2012
ISBN: 978-037-589-9881
Jumlah halaman: 314 halaman
Format: e-book
Bahasa: Inggris
Genre: Young Adult, Realistic Fiction, Childrens - Middle Grade, Fiksi Kontemporer, Book Club, Family, Academic, Young Adult - Teen
Status: Punya. Dan pengen punya paperbacknya


I won't describe what I look like. Whatever you're thinking, it's probably worse.
August Pullman was born with a facial deformity that, up until now, has prevented him from going to a mainstream school. Starting 5th grade at Beecher Prep, he wants nothing more than to be treated as an ordinary kid—but his new classmates can’t get past Auggie’s extraordinary face. WONDER, now a #1 New York Times bestseller and included on the Texas Bluebonnet Award master list, begins from Auggie’s point of view, but soon switches to include his classmates, his sister, her boyfriend, and others. These perspectives converge in a portrait of one community’s struggle with empathy, compassion, and acceptance. (dari Goodreads)
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Sewaktu memutuskan mau baca buku apa untuk #PostBarOkt #Debut BBI, Bunda bingung. Mau baca apa, ya? Sementara buku ini sebetulnya masih masuk ke dalam rak wish list. Tapi, Bunda punya e-booknya. Dan mengingat buku ini banyak mendapat award seperti Carnegie Medal in Literature Nominee (2013), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Medalist (2013), NAIBA Book of the Year for Middle Readers (2012), Waterstones Children's Book Prize (2013),  
rasanya pantas-pantas aja Bunda menempatkan buku ini untuk posting bareng.

Lalu Bunda mulai baca. Sayangnya, nggak seperti yang diperkirakan. Adaaaa aja distraksi yang membuat Bunda lama banget menyelesaikan baca buku ini. Jadi semakin mempertanyakan kemampuan Bunda dalam membaca sepanjang tahun ini. Turunnya kok makin mengenaskan begini, ya? #iyainicurhat

Oke, seperti kata sinopsis di atas, buku ini bercerita tentang August Pullman atau Auggie, yang mengalami deformed face sejak lahir. Walau sudah dilakukan banyak operasi untuk memperbaiki bentuk wajahnya, tetap saja dia mirip alien. Membuat semua orang yang melihatnya pertama kali takut. Dan buku ini bercerita tentang pengalaman Auggie memasuki middle school, yang mana ini pertama kalinya Auggie masuk ke sekolah resmi. Sekolah di mana ada gedung berisikan ruang kelas, auditorium, laboratorium, loker, kantin, guru, kepala sekolah, teman-teman sekelas, dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Auggie bersekolah di rumah alias home schooling. Ibunya yang menjadi gurunya. Auggie terpaksa home schooling karena jadwal operasinya yang memakan waktu sekolah. Meski begitu, Auggie bukan anak yang bodoh. Dia bahkan tertarik pada science subject.

Sebagai anak dengan deformed face, tentu dia mengalami banyak hal. Terutama reaksi orang-orang sekitar setiap melihat wajahnya. Dan Auggie sebetulnya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Tepatnya, dia berusaha membiasakan diri. Auggie punya kakak, ibu, dan ayah yang sayang padanya. Dan itu bisa menjadi salah satu kekuatan Auggie menghadapi semuanya.

Buku ini disampaikan dalam berbagai PoV. Baik itu dari sisi Auggie sendiri, Via (kakak Auggie), Justin (pacar Via), Miranda (sahabat Via), Jack (teman sekelas Auggie), juga Summer (teman sekolah Auggie yang sering bersamanya di saat istirahat makan). Masing-masing PoV terkait satu sama lain, tapi alurnya ga terlalu jauh mundur, sehingga meski buku ini mirip puzzle, kita tetap bisa menikmati buku ini, walau berbeda sudut pandang.

Di sini diceritakan gimana pertama kalinya Auggie ditawari untuk bersekolah di sekolah formal oleh orangtuanya. Kita bisa merasakan kegalauannya. Kekhawatirannya untuk menapaki dunia baru. Pengalaman hari pertama di sekolah barunya. Gimana perasaannya sewaktu dia menemukan fakta bahwa orang yang dia kira best friend-nya ternyata bersandiwara. Cuma suruhan Mr. Tushman, kepala sekolahnya.

Semua karakter di buku ini adorable. Auggie yang bikin Bunda pengen meluk. Mom dan Dad-nya yang keren. Via yang yeah, meski abege dan sempat labil, tapi dia kakak penyayang. Daisy, anjing mereka yang adorable. Justin yang ternyata punya sifat melindungi. Summer yang unyu. Jack yang setia. Mr. Tushman yang wow! Beliau ini mengingatkan Bunda pada pak Kobayashi di cerita Totto Chan.

Meski begitu, nggak semua karakter di sini adorable, sih. Ada Justin dan ibunya yang bikin pengen lemparin kulit pisang. Ke ibunya, sih. Soalnya, ibunya Justin ini ngingetin Bunda ke Malcius Malfoy. Kenapa, ya, dewan sekolah itu, kok, isinya orang songong semua? Atau karena mereka songong, makanya dijadiin dewan sekolah? Kalo ya, crap banget!
Ada anak bernama Eddie yang perlu diajari sopan santun. Perlu diajari empati. Kemungkinan besar, dia berasal dari keluarga yang nggak pernah punya kasih sayang di dalamnya. Karena, untuk menumbuhkan empati pada orang lain, harus dibangun di dalam keluarga dulu. Keluarga itu rumah segala perasaan, kok...

Setiap chapter dalam buku ini hanya satu-tiga halaman. Nggak lebih. Dan ini yang membuat cerita mudah dicerna. Penggunaan kalimatnya nggak bertele-tele. Meski to the point, cara penceritaannya berhasil membangun emosi pembaca. Nggak salah emang, kalo buku ini memenangkan berbagai award. Karena emang buku ini keren banget. Dapet banget emosinya. Dan ada banyak quote yang pantas menenangkan hati kita.

Ini Bunda kumpulin quote-nya. Bunda mau bikin bookmark dengan quote ini.

The things we do are like monuments that people build to honor heroes after they've died. They're like the pyramids that the Egyptians built to honor the pharaohs. Only instead of being made out of stone, they're made out of the memories people have of you. That's why your deeds are like your monuments. Built with memories instead of with stones. - Auggie
"Sometimes you don't have to mean to hurt someone to hurt someone", said Veronica, Jack's baby sitter
Do people look the same when they get to heaven?"
“I don’t know, sweetie.” She sounded tired. “They just feel it. You don’t need your eyes to love, right? You just feel it inside you. That’s how it is in heaven. It’s just love, and no one forgets who they love. 
Dan masih ada lagi. Nanti Bunda masukkan ke bookmark dan Bunda jadiin freebies ^_^

Akhirnya, nambah satu lagi, deh, wish list Bunda. Worth it to collect, kok. Walau kavernya (meski representatif) kurang catchy :D

Tentang penulis:


R. J. PALACIO lives in NYC with her husband, two sons, and two dogs. For more than twenty years, she was an art director and graphic designer, designing book jackets for other people while waiting for the perfect time in her life to start writing her own novel. But one day several years ago, a chance encounter with an extraordinary child in front of an ice cream store made R. J. realize that the perfect time to write that novel had finally come. Wonder is her first novel. She did not design the cover, but she sure does love it. (copas dari Goodreads)

Cheers, Love you both!
Terusin baca - Wonder - R.J Palacio

18 Okt 2013

Charlie and the Chocolate Factory by Roald Dahl


Judul: Charlie and the Chocolate Factory
Penulis: Roald Dahl
Alih bahasa: Ade Dina Sigarlaki
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan keempat: Juni 2006
ISBN: 979-686-889-X
Jumlah halaman: 200 halaman; 20 cm
Genre: Children Literature, Fantasi, Fiksi Anak
Status: Punya. Beli di Gramedia
 

Ciptaan-ciptaan Mr. Wonka menakjubkan. Pria misterius itu membuat berbagai macam permen enak di pabrik cokelatnya yang luar biasa. Tapi tidak seorang pun pernah melihat bagian dalam pabrik tersebut, atau bahkan bertemu Mr. Wonka! Karena itu orang-orang langsung gempar ketika Mr. Wonka mengadakan sayembara.
Charlie Bucket nyaris tidak bisa memercayai kemujurannya ketika ia menemukan tiket emas sayembara dan memenangkan perjalanan paling mengesankan seumur hidupnya: berkeliling pabrik cokelat yang terkenal itu dan melihat berbagai kreasi terbaru Mr. Wonka.

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Bunda baru sadar, ternyata, meski Bunda menyukai cerita ini, Bunda belum pernah baca buku ini sama sekali. Yang jelas, Bunda sudah menonton filmnya berkali-kali.

Kebetulan karena ada event Read A Long - Roald Dahl yang diadakan oleh tante Hobby Buku, Bunda jadi "kepaksa" baca.

Seperti halnya filmnya yang membuat liur menetes-netes, cerita di sini sangat fantastis. Betul-betul bikin imajinasi Bunda menggelegak. Terutama membayangkan kunjungan ke pabrik Wonka yang selama ini rahasia.

Bayangkan saja, ada sungai cokelat yang harum baunya. Naik perahu yang terbuat dari permen tapi tidak lengket kecuali dijilati. Ada banyak ruangan yang seluruhnya dibuat untuk membuat cokelat! Dan tidak hanya cokelat, Pak Wonka juga membuat berbagai permen, es krim, dan kudapan-kudapan lainnya yang membuat ngiler!

Khusus untuk cerita ini, Bunda merinding senang bacanya. Karena berkaitan dengan coklat, kakek Roald Dahl jelas-jelas mengeluarkan semua imajinasi yang sangat anak-anak. Bunda memang selalu suka dengan cerita kakek Roald Dahl. Meski kakek Roald Dahl sudah menjadi orang dewasa saat menulis cerita ini, kakek Roald Dahl tidak pernah lupa imajinasi anak-anak seperti apa.

Nggak hanya bercerita mengenai imajinasi yang super fantastis, kakek Roald Dahl juga menyampaikan sikap-sikap anak-anak yang menyebalkan sebagai konflik di dalam ceritanya, sehingga jelaslah, pemenang dari semua sikap adalah sikap tenang, rendah hati, dan sabar.

Kelima anak yang beruntung mendapatkan tiket emas untuk berkunjung ke pabrik cokelat Willy Wonka dan bertemu langsung dengan Mr. Wonka sendiri. Nah, sikap-sikap tak pantas itu muncul di cerita ini lewat beberapa karakter, di antaranya Augustus Gloop, harus kalah di putaran pertama karena ketamakannya. Jelas, kan, sikap tamak tidak akan membawa keuntungan di manapun. Termasuk untuk seorang anak bernama Augustus Gloop.

Kemudian, ada anak yang bernama Violet Beauregarde yang seumur hidupnya mengunyah permen karet. Sikap sombongnya telah membuatnya kalah di setelah Augustus Gloop. Dia tidak mau mendengarkan larangan Mr. Wonka. Sikap sok tahunya telah membuat tubuhnya menggelembung dan berwarna ungu, seperti blueberry.

Lalu, anak yang bernama Veruca Salt bersama orangtuanya harus "terlempar" ke tempat sampah karena baik Veruca Salt maupun kedua orangtuanya sama-sama tidak menghargai orang lain dan menganggap bahwa uang adalah segalanya. Semacam "you can buy the whole wide world with the money". Padahal, sikap sombong, angkuh, dan suka meremehkan orang lain adalah senjata utama kehancuran seseorang.

Mike Teeve juga kesandung masalah karena dia tak mau mendengarkan larangan Mr. Wonka. Dia berubah menjadi kerdil karena sok tahu.

Apakah kalian memperhatikan? Bahwa sikap-sikap seperti itu bukanlah sikap baik. Sikap-sikap macam itu hanya akan membuat kalian sengsara di kemudian hari. 

Ini yang Bunda suka dari semua cerita yang dibuat oleh kakek Roald Dahl. Tanpa menghilangkan unsur imajinasi khas anak-anak, kakek Roald Dahl mampu menunjukkan moral cerita secara gamblang lewat masing-masing karakter. Jadi, dengan masih membayangkan Bunda berada di dalam pabrik Willy Wonka, Bunda mau kasih bintang lima untuk Charlie and the Chocolate Factory. Muah!

 
Postingan ini dibuat selain untuk menuh-menuhin agregator, juga untuk ikut Read A Long Roald Dahl yang dibuat oleh Hobby Buku.
 

Terusin baca - Charlie and the Chocolate Factory by Roald Dahl

1 Okt 2013

Eleanor and Park


Judul: Eleanor & Park
Penulis: Rainbow Rowell
Diterbitkan 12 April 2012
Penerbit: Orion
ISBN13: 978-1409-116-332
E-book
Jumlah halaman: 329 halaman
Genre: Fiksi Kontemporer, Romance, Young Adult
Status: Punya. Trus lagi pre-order juga di Bookdepository, seperti diceritakan di sini 


Eleanor is the new girl in town, and she's never felt more alone. All mismatched clothes, mad red hair and chaotic home life, she couldn't stick out more if she tried. Then she takes the seat on the bus next to Park. Quiet, careful and, in Eleanor's eyes, impossibly cool, Park's worked out that flying under the radar is the best way to get by. Slowly, steadily, through late-night conversations and an ever-growing stack of mixed tapes, Eleanor and Park fall in love. They fall in love the way you do the first time, when you're 16, and you have nothing and everything to lose .. Set over the course of one school year in 1986, Eleanor and Park is funny, sad, shocking and true - an exquisite nostalgia trip for anyone who has never forgotten their first love.

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Sebetulnya, Bunda ga tau mau review apa dengan buku ini. Yang jelas... Bunda tersepona banget sama cerita di buku ini. Terutama, Bunda tersepona dengan karakter cowok yang bernama Park Sheridan. Lah, kok, namanya agak mirip dengan nama adek Zidan, ya? *maksaaaa*

Ceritanya, Park ketemu dengan Eleanor, yang murid baru ketika itu, di bis sekolah. Sewaktu baru naik, Eleanor ini kayak "raksasa" gitu keliatannya. Badannya tinggi besar *kayaknya montok banget*, wajahnya penuh bintik dan rambutnya merah kayak api. Seketika itu, dia langsung nggak disukai karena penampilannya oleh teman-teman sebisnya. Tapi, Park nggak bersikap lain. Dia sih biasa aja. Untuk beberapa pelajaran, Park sekelas dengan Eleanor. Di antaranya pelajaran Bahasa Inggris. Dan Eleanor langsung jadi idola guru Bahasa Inggris.

Suatu ketika, Park memperhatikan, Eleanor kayak memandangnya. Sebenernya bukan. Setelah diperhatikan lagi, ternyata Eleanor lagi baca komik yang dibawanya. Sejak saat itu, Park menaruh komik yang dia maksud pinjamkan ke Eleanor, di bangku tempat Eleanor duduk. Lucunya, mereka tetap nggak bicara satu sama lain. Cuma minjemin, terus ntar Eleanor balikin bukunya. Lucu, yaaa...

Trus ada momen, yang bikin Bunda merinding ngebayanginnya saking romantisnya, Park masangin headset ke telinga Eleanor, supaya Eleanor dengerin musik yang lagi didengerin Park. Ketika mereka mulai berbicara satu sama lain, Park bahkan bikinin kompilasi musik di kaset tersendiri. Juga minjemin walkman ke Eleanor. Kyaaaa... soooo sweeeeet!

Eleanor & Park mengambil setting tahun 1986, di Omaha, Nebraska. Dengan settingan tahun itu, masih musim kaset dan walkman. Jadi, yang diceritain ya kaset dan tape, juga walkman. Walkman itu biasanya pake batre kecil AA, dua buah. Yang kekuatannya cuma beberapa jam aja. Kalo rajin tekan Rewind, ya paling cuma tiga jam tahannya. Nggak kayak sekarang, yang semua gadget dengerin musik bisa dicharge. Dulu, kalo ga punya batre, terus ga punya duit... ya wassalaam.

Jadi inget, Bunda juga dulu suka bikin kompilasi musik dalam kaset. Kayaknya pernah cerita di sini, deh, ya, sampai dibisnisin segala. Hahaha...

Balik lagi ke apa yang bikin Bunda terpesona dengan Park... Dia nggak seperti cowok kebanyakan yang mementingkan fisik. Dengan fisik Eleanor yang katanya ajaib itu, Park tetep suka. Kadang, Park berpikir, apakah Eleanor emang pengen terlihat jelek? Park berasal dari keluarga yang hangat. Ibunya seorang Korea, makanya Park berwajah Asia. Kalo mau dijelasin lagi, mungkin berwajah Asia Timur, kali, ya. Dan bukan Oriental. Sebab, Oriental itu buat makanan. Gitu kata buku ini.

Park punya ayah dan ibu yang hangat dan perhatian. Nenek dan kakek dari pihak ayahnya juga begitu hangat. Pokoknya bertentangan banget dengan keadaan keluarga Eleanor, deh.

Sementara itu, Eleanor berasal dari keluarga broken home. Ibunya bercerai, tapi punya anak lima. Terus menikah lagi dengan seorang pemabuk, pemarah juga kasar. Bahkan, Eleanor pernah terusir sampai tinggal di rumah tetangganya. Bukan tinggal bersama ayah kandungnya. Entah demi apa, ibunya sepertinya sangat berusaha supaya suami barunya ini nggak pernah marah. Padahal, Eleanor sangat membenci Richie. 

Singkat cerita, mereka berdua, Park dan Eleanor jadian. Ibu Park sempat nggak suka, tapi pas tahu gimana latar belakang Eleanor, bahkan ibu Park mengundang Eleanor untuk sering datang ke rumah mereka.

Cerita kisah manis mereka tiba-tiba berubah ketika akhirnya Eleanor tahu siapa yang suka menulis di balik buku Matematikanya dengan kata-kata menjijikkan, lebih ke melecehkan Eleanor. Semula, Eleanor mencurigai Tina, salah satu cewek populer di sekolahnya. Sebab, Tina ini suka menghina dia.

Jadiiii.... Sungguh! Bunda jatuh cinta sama Park! Baca buku ini, bikin Bunda tersipu-sipu sendiri. Tertawa. Dan jatuh cinta! Kok, malah Bunda yang kasmaran, sih? Yeah! Congratulations, Sheridan Park! You're my first book boyfriend now. And also, your dad. He's my second book father now, after Atticus.

Cuma, yang sama sekali nggak nyangka, ending buku ini. Bikin pengen banting e-book reader. Nggak jadi, sih. Buktinya, tetep pre-order paperbacknya. Walau lama. Hahaha... 

Oke... 
Ini sebagian kata-kata Park yang bikin....

"I don't like you. I need you."

"Nothing before you counts," he said. "And I can't even imagine an after." 

"I look like a hobo?"
"Worse," he said. "Like a sad hobo clown."
"And you like it?"
"I love it."
As soon as he said it, she broke into a smile. And when Eleanor smiled, something broke inside of him.
Something always did."
 
Mau nggak gedebuk in lap gimana, coba? 

Ya udah. Bunda ga mau bahas lebih jauh. Ini aja berusaha menajamkan otak, biar bisa cerita serileks mungkin. Ternyata, kalo udah menyangkut Park... susah!

Note:
Eleanor and Park adalah buku pertama yang jadi bahan baca bareng Grup Spank. Nantikan postingan baca bareng bulan berikutnya, ya...
Terusin baca - Eleanor and Park

30 Jul 2013

[Posting Bareng BBI Bulan Juli 2013] There's a Wocket in My Pocket - Dr. Seuss

Source


source

Judul: There's a Wocket in My Pocket - Dr. Seuss' Book of Ridiculous Rhymes
Penulis: Dr. Seuss
Diterbitkan oleh Random House, 1974
ISBN: 0-679-88283-9
ISBN13: 978-0679-882-831
HARDCOVER
36 halaman, ukuran buku saku
Status: PUNYA, beli seken di Lulu

 

A host of inventive creatures help beginning readers recognize many common "household" words. (kata Goodreads)


Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...
Whoaaaa! Akhirnya, Bunda "berhasil" juga ikut posting bareng BBI di tahun 2013 ini setelah beberapa bulan "lolos". Soalnya, temanya agak "enteng" yang ini. Posting bareng buku anak. Meski latar belakangnya buku favorit sewaktu anak-anak dulu, nggak menggoyahkan buat Bunda tetep posting, meski pas Bunda kecil dulu, Bunda sama sekali nggak kenal Dr. Seuss :D

Jujur, Bunda tahu Dr. Seuss karena bergabung dengan BBI. Dari sana kan Bunda jadi sering lihat-lihat buku apa aja yang ditawarin buat nitip beli atau ada yang jual seken. Pertama kali tahu Dr. Seuss dari cerita The Cat in the Hat (nanti Bunda tulis review bukunya yang udah Bunda baca) di sebuah situs PBS. Karena penasaran, kenapa The Cat in the Hat - Dr. Seuss ini dibuat film kartun dan sampai ada gamenya di situs itu, akhirnya Bunda mulai mencari buku-buku Dr. Seuss. 

Sampai akhirnya, Bunda ketemu buku yang satu ini! Bunda langsung gedebuk in lap sama buku ini! Ridiculous rhymes-nya beneran ridiculous! T.O.P banget, dah! Hahaha... rhyming-nya pas banget! Dan beliau, Dr. Seuss ini, created karakter-karakter yang nyambung dengan benda-benda yang ada di dalam rumah, sekaligus sifat masing-masing dari mereka. Meski maksudnya menemukan sesuatu yang berima, Bunda menemukan satu sisi kehebatan dari "ridiculous rhyme" ini. Anak belajar kata! 

Misalnya aja, dibuat karakter Bofa yang duduk di Sofa. Di sana digambarin Bofa ini suka baca dan ga peduli sama kita yang pencilakan di sekitarnya. Tetep aja asik baca. 

Bunda tahu, sebagian besar anak-anak di luar negeri punya teman khayalan dengan berbagai bentuk. Nah, karakter teman khayalan yang di-create oleh Dr. Seuss ini, rata-rata berbulu. Cocok lah ama karakter-karakter di Monster Inc. Nyaman, empuk, nggak bikin anak-anak takut. Mestinya, sih.
Nah, entah, deh, kalo anak-anak Indonesia punya teman khayalan, bakalan kayak apa, ya? Kok, kalo dari cerita temen Bunda, yang semasa kecilnya suka ada yang ngikutin, penampakan mereka seram gitu. Hiiyyy! >_< 
Semoga kalian nggak pernah punya teman khayalan yang menyeramkan!
Bunda pernah punya teman khayalan? Nggak, sih. Paling Bunda membayangkan lagi ngobrol sama teman-teman Bunda aja. Seperti itulah. :D

Terus, karakter apa yang paling Bunda suka di buku ini? Cuma tiga. Tiganyanya nyata banget bikin nyaman kalo tidur #eh

"And when I hear a TOCK, I know a ZLOCK's behind the CLOCK"
 
"But the BOFA on the SOFA acts as if he doesn't care"

"But the ZILLOW on my PILLOW always helps me fall asleep"

Sudah tahu, kan, yang mana karakter favorit Bunda? Hati-hati membedakan, mana kata benda dan mana karakter favorit Bunda di buku ini... ;)

Eniwei baidewei baswei...
Bunda membacakannya dan direkam di Soundcloud. Ada backsound adek ngakak-ngakak pas ngedengerinnya. Bunda sebenernya bingung. Adek kenapa ketawa? Pilihannya:
#1 Cara Bunda bacain emang lucu
#2 Adek sudah paham apa yang Bunda katakan (sounds impossible, mengingat Adek baru berumur 2 tahun)
#3 Karena rhyming lalu terdengar lucu?
#4 Entahlah....

Mau membuktikan Adek ketawa? Silakan cek di link ini....

All in all, Bunda sukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa sekali buku ini! Ukurannya kecil, warnanya kuning ngejreng, terus, kata dalam berima-nya..... TOP banget! Wajar, kan, kalo Bunda kasih 5 bintang buat buku ini? ;)
Terusin baca - [Posting Bareng BBI Bulan Juli 2013] There's a Wocket in My Pocket - Dr. Seuss

19 Jul 2013

Generasi 90-an

Judul buku: Generasi 90an
Digambar, disusun, gambar lagi, susun lagi oleh: Marchella FP
Diterbitkan oleh: KPG
Jumlah halaman: 144 hlm, 20 x 20 cm
ISBN-13: 978-979-91-2535-6
Cetakan Kedua, Maret 2013
Genre Buku: HOBI (HAH? *ngakak bentar*)
Status: Punya sendiri, beli di Books and Beyond Istana Plaza, waktu ngedate makan siang sama Papa, kapan itu. Harganya 75,000 IDR



#Q: Buku apaan nih?
#A: Judulnya aja "Generasi 90an", ya pasti ngebahas semua yang berbau 90an.

#Q: Terus yang dibahas apa aja?
#A: Hiburan 90an, khususnya sih musik, tontonan, mainan, fashion, jajanan dan bacaan.

#Q: Intinya apa?
#A: Jadi semua kebahagiaan dikumpulin jadi satu di sini.

Kebahagiaan itu sederhana, nostalgia salah satunya, dan di sini mesin waktunya
(dari kaver belakang)

----

ALERT: TULISAN INI FULL OF SPOILER

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...

Pertama kalinya Bunda lihat buku ini di Path, waktu itu Om Dodi yang pamerin bukunya di sana. Sekilas, Bunda pengen, lah. Soalnya, kan, biar gimana juga, Bunda termasuk generasi 90-an.

Terus pas ngeliat di Rumah Buku, habis. Ada sih, satu. Tapi udah lecek, karena kayaknya udah dibaca banyak orang. Dan harganya mahal banget. Ngorbanin 75,000 IDR buat buku lecek mah... mikir lagi, dong!

Si mbaknya sih bilang, "worth it, kok, harga segitu..."
Bunda jawab, "Iya, kalo bukunya baru. Kalo buku lecek begini... OGAH!"

Lalu, setelah daftar pesan buku, nggak ada kabarnya juga dari Rumah Buku, Bunda memutuskan buat ya sudahlah. Lupain aja. Hahaha...

Lalu, satu ketika, di tanggal 21 April, papa ujug-ujug ngajak Bunda makan siang bareng. Yang Bunda inget kronologisnya waktu itu, Bunda datang siang ke kantor, karena sepagian Bunda nungguin Kakak Ilman di sekolah yang lagi pake baju adat. Pas nunggu Papa jumatan, Bunda mampir ke Books and Beyond di Istana Plaza buat lihat-lihat.

Tapi masalahnya, Bunda ga tau mau beli apa. Sampai akhirnya nemu Cloud Atlas sama buku yang mau direview ini.

Dan, Bunda baru aja bacanya beberapa hari lalu. Kebiasaan, sih. Beli buku nggak langsung dibaca, karena banyaknya timbunan yang mau dibaca :D

Yang jelas, Bunda kemudian nggak terlalu merasa rugi beli ini. Terus terang, Bunda banyak ngakak pas bacanya. Banyak yang Bunda banget, yang belum tentu kalian akan merasakannya.

Takuya Kimura ketika itu
Jadi, di masa 90-an itu, ada sinetron yang walau udah tamat, muncul sekuelnya terus aja sampai babak 7, kalo nggak salah. Di era itu dimulailah sinetron yang tayang setiap hari. Dorama Jepang juga udah mulai banyak yang masuk, disiarkan oleh Indosiar.
 
Ga salah, kan, kalo Bunda naksir cowok pertama kalinya ke dia? XD
Yang jelas, Bunda "ketemu" cinta pertama Bunda di salah satu dorama itu. Iya, siapa lagi kalo bukan Takuya Kimura alias Kimutaku. Hahaha. Pertama kali Bunda naksir makhluk bernama laki-laki ya sama Kimutaku itu. Soalnya emang dari situlah, Bunda nargetin kalo ngeceng cowok, harus setipe Kimutaku... Walau yah... kemudian ceritanya.... *hilang sinyal*


Asunaro Hakusho - Ordinary People
Di era 90-an juga, Bunda kenal sama yang namanya tukar koleksi. Kalo pas 80-an Bunda suka tukar koleksi bungkus permen, pas tahun 90-an tukeran kertas isi binder. Nilai "jual" kertas isi binder itu bergantung pada kadar wangi, tekstur kertas, juga motif gambar :D

Makin wangi kertas, makin halus tekstur kertas dan motif gambar berupa tokoh terkenal seperti Mickey Mouse atau tokoh-tokoh Sanrio, pasti "nilai jual"nya mahal kalo dibandingkan ama kertas isi binder yang motifnya cuma bunga, apalagi nggak wangi. Hahaha...

Dulu, ada benda "collectable" bernama Tazos. Benda ini bisa diadu, bergambar tokoh-tokoh Looney Tone. Hadiah dari Chiki Balls. Oya, setelah kami menikah, Papa bawa harta karunnya berupa kumpulan Tazos yang sangat banyak ke rumah. Kayaknya terus dibuang, soalnya udah pada lapuk :(
Yang jelas, sih, sebelum benda itu bisa dikoleksi, pasti dijilat dulu sama yang nemu di dalam kemasannya. Soalnya nggak terbungkus plastik. Jadi campur ama butiran snack Chiki Balls bersama bumbunya... Hahaha...

Bunda juga punya diary, dong... Cuma nggak bergembok, karena Yangti ga mau beliin yang bergembok. Alasan Yangti, biar bisa dibaca oleh beliau. IYA! Bunda nggak punya privasi karena diary Bunda dibaca Yangti! Huh!

Bunda juga punya game watch (gembot) yang disebut tetris. Kalo battle ship itu punyanya era 80-an. Tetangga sebelah rumah beli Tetris yang kalo kalah, ada suaranya, "Bego Lu!" IH! Bunda masih inget banget suaranyaaaa X)) Asli nyebelin banget! Pas udah kalah main, eh, dibego-bego! #toyoryangbikingametetris

 Oh, ya! Di era ini juga, Bunda rajin rekam lagu dari radio :D
Degdegan nelpon stasiun radio buat rikues lagu, nelponnya dari boks telepon umum pake koin 100 tebel. Kenapa nggak nelpon dari rumah? Takut kena marah... X))

Terus, bilang ke operator yang nerima telpon, "Mas, nanti bilangin ama penyiarnya, ya, jangan dipotong lagunya. Mau direkam. Nggak dikirim buat siapa-siapa. Buat sendiri aja." (kasian amat ya, Bunda. Belum punya pacar, jadi nggak dikirim ke siapa-siapa lagu spesialnya... hahahaha)

Lalu, sampai suatu ketika, Yangkung beli tape recorder yang double record! Waaaah! Seneng banget, dong! Tau, nggak? Dari situ, Bunda bisa bisnis, lho... nyahahahaha.... Iya! Bunda berbisnis jualan lagu-lagu yang Bunda rekam ke temen-temen Bunda. Lumayan, deh. Harga kaset komplikasi kompilasi hari itu sekitar 15,000 IDR, Bunda jual cuma 10,000 - 12,000 IDR dengan modal kaset 2,500-3,000 IDR saat itu XD

Ih. Bunda ngambil untung banyak!

Nggak, dong! Itu kan udah dihitung ama biaya listrik! (padahal yang bayar listrik kan Yangkung! Biaya listrik apaan!)

Di masa ini juga, Bunda udah mulai kenal komputer yang kalo nyimpen data pake disket. Ini masih kejamanan sih, sampai Bunda kuliah. Ada, sih, flash disk. Tapi itu harganya super mahal untuk kantong Bunda. Disket ini cuma bisa nampung data sebanyak 1.44MB di mana kalo buat nyimpen satu file doc kerjaan Bunda aja nggak akan muat, kecuali semuanya dipindahin ke format .txt nyahahaha...
Mungkin kalo buat nyimpen lagu Barney, sepotong intronya aja nggak cukup, ya... hihihi...


 All in all, Bunda seneng banget ada buku ini. Cukup buat bernostalgia dan mengingat bahwa ada masa-masa di mana apel dan black berry emang cuma nama buah. Cukup untuk mengingatkan Bunda, bahwa pernah ada masa-masa di mana interaksi antar manusia secara langsung sangat berharga ketimbang ngobrol lewat layar ponsel atau komputer. Ada masa-masa Bunda berinteraksi main sama teman-teman dan terlibat bikin naskah drama secara nggak langsung lewat "tek-tekan" (boneka kertas) yang Bunda bikin sendiri rumahnya dari susunan dus rokok yang udah ga kepake. Bisa bikin sofa, tempat tidur, dan lain-lain :D


Oh iya. Di bonus stiker buku ini ada foto Kurt Cobain. Dia adalah penyanyi yang meninggal karena over dosis. Kurt Cobain ini salah satu pentolan band Nirvana, musiknya lumayan keras. Ada cerita "lucu" di balik berita kematian Kurt yang dialami sepupu Bunda. Duh, maaf, ya, bukan ngetawain kematian om Kurt. Tapi ini mah ngetawain kebodohan sepupu Bunda.

Dia baca koran. Di situ ada headline, "Kurt Cobain Mati Karena Over Dosis"

Sepupu Bunda itu heran. Ini kalimatnya gimana sih? "Kurt Cobain Mati Karena Over Dosis". Kalo baru nyobain, kenapa ada kata "karena"? Oalah. Jadi, ternyata, sepupu Bunda ini *yang emang nggak tau siapa Kurt Cobain*, mikirnya, ada seseorang bernama Kurt melakukan percobaan bunuh diri lewat over dosis, dan merasa ada yang salah dengan tata letak kalimatnya.
Akhirnya dia paham bahwa Kurt Cobain itu nama orang, dibaca "Kobein", bukan dibaca "Cobain" setelah ketemu Bunda dan dia cerita tentang isi koran itu. *dulu belum ada google, jadi ga bisa nanya* Hihihi...



Kalo lihat halaman yang ini...


Bunda bakalan bilang, "Siapa bilang? Kakak Ilman sama Adik Zaidan tahu!" X))
Terusin baca - Generasi 90-an

20 Jun 2013

Matilda



Judul: Matilda
Penulis: Roald Dahl
Diterbitkan oleh: Puffin Books (Penguin Groups), 2001
Jumlah halaman: 231 halaman
ISBN: 0-141-31136-3
Status: punya. beli seken di BukuMoo
Genre: Fantasy, Children, Classics


Matilda's parents have called her some terrible things. The truth is, she's a genius and they're the stupid ones. Find out how she gets the better of them and her spiteful headmistress, Miss Trunchbull, as well as discovering that she has a very special power. (dari kaver belakang buku)

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Aduh... Bunda baru sadar, kalo ini udah tanggal 20-an dan linky buat Books In English Reading Challenge belum Bunda buka...
Maafkan, ya, buat semua peserta Books In English Reading Challenge... :(
Belakangan lagi hectic banget, terus ga kekontrol, deh jadinya..

Tapi tenang aja. Penilaian semua link yang masuk bukan berdasarkan tanggal kapan baca, kok. Jadi, walaupun masukin review bulan Januari di linky Juni pun tak apa-apa...

Kalo ada yang nanya, ih, kok challenge-nya nyantei gitu?
Menurut Bunda, nggak semua orang pintar berbahasa Inggris. Nggak semua orang sanggup baca buku berbahasa Inggris dalam waktu sebentar. Makanya, bikin aturan challengenya juga nggak terlalu maksa. Cuma, tetep, kenapa ada hadiah, karena emang harus buat review dan masukin linknya di linky.
Setiap host challenge bebas-bebas aja, kok, dalam bikin aturan challenge.. Hehehe..

Nah, udah, ya...
Matilda ini Bunda baca dua kali. Pertama kali dulu banget, baca terjemahannya, hasil pinjaman. Trus, Bunda pernah nonton filmnya juga, walau ga dari awal. Maklum, nontonnya lewat channel tipi, taunya udah setengah jalan baru lihat.
Terus, di BukuMoo ada stok Matilda, Bunda jadi kepingin punya. Iya, buku-buku itu kan nantinya akan Bunda wariskan buat anak-anak Bunda... ^^;

Sekarang, Bunda mau cerita soal kesan Bunda tentang Matilda...

Matilda Wormwood lahir dari keluarga berkecukupan. Ayahnya punya perusahaan Wormwood Motor Company, yang bergerak di bidang jual beli mobil bekas. Ibunya termasuk sosialita, suka bergaul dan main kartu. Karena kakak Matilda, Michael juga sibuk, Matilda sering kesepian di rumah.

Matilda mulai belajar membaca lewat koran yang dibaca ayahnya. Juga buku resep punya ibunya. Lama-lama, Matilda mulai haus akan membaca, sementara orangtuanya nggak suka baca buku apalagi punya buku di rumah untuk dibaca - selain buku masak, tentu saja, dia mulai mencoba datang ke perpustakaan setempat. Semula, Mrs. Phelps, pustakawan di perpustakaan itu, tertegun karena melihat Matilda datang sendirian, tanpa orangtua. Bayangkan, anak sekecil itu. Ternyata, pada akhirnya, justru Mrs. Phelps lah yang meminjamkan Matilda banyaaaaak sekali buku yang dengan cepat dilahap oleh Matilda.

Kemudian, Matilda mulai bersekolah. Kemampuan Matilda akan banyak hal membuat Miss Honey, guru kelasnya terkesima, sehingga memberanikan diri untuk menemui Miss Trunchbull, kepala sekolah tempat Matilda bersekolah, yang mengerikan. Miss Honey bermaksud ingin memindahkan Matilda ke kelas yang lebih tinggi, karena kemampuan Matilda membuatnya nggak cocok berada di kelasnya. Matilda butuh kelas yang lebih tinggi supaya kemampuan Matilda bisa terus terasah. Karena ditolak dan justru membuat Miss Trunchbull marah, akhirnya Miss Honey berusaha untuk mengajari Matilda sendiri di kelas, dibedakan materinya dengan teman-temannya yang baru bisa mengeja.

Iya, Miss Trunchbull, meski dia kepala sekolah dasar, dia tidak suka anak-anak dan sering menyakiti anak-anak. Bahkan dia menebar kebencian di hati anak-anak terhadap dirinya. Miss Trunchbull suka memakai kekerasan dalam mengajar anak-anak. Sementara Miss Honey mengajar dengan lembut dan penuh kasih sayang, sehingga Miss Honey disukai oleh murid-muridnya.
Matilda akrab dengan Miss Honey, sampai suatu ketika Miss Honey mengundang Matilda main ke rumahnya. Matilda merasa miris dengan keadaan Miss Honey, apalagi ketika tahu bagaimana keadaan ekonomi Miss Honey sebenarnya dan siapa yang merampas kebahagiaan Miss Honey. Dengan sebuah kekuatan, Matilda melakukan suatu hal yang membuat Miss Honey mendapatkan kembali harta bendanya.

Lalu... ini pendapat Bunda tentang Matilda.

Ah! Bunda iri sama kehebatan Matilda...
Belum umur lima tahun, dia udah mampu baca banyak buku klasik.... Bunda belum pernah baca buku karya Charles Dickens, Charlote Bronte atau siapa lagi, ya? Yang semuanya terkenal. Belum pernah. Huhuhu...

Ternyata, walaupun memiliki ayah yang sering membentaknya, Matilda tidak goyah. Kecerdasan Matilda tidak berubah, meski ayahnya sering mengatainya, "bodoh", "pembohong", dan lain-lain. Meskipun orangtua Matilda tidak suka buku, Matilda mampu melahap banyak buku. Matilda tidak terpengaruh oleh keluarganya yang nggak suka baca buku, untuk tetap membaca buku.

Pesan yang mau disampaikan oleh Roald Dahl lewat cerita ini, menurut Bunda, antara lain adalah... walaupun kalian (misalnya) punya orangtua yang nggak suka baca buku, bukan berarti kalian tidak perlu suka membaca buku. Gara-gara membaca buku lah, Matilda punya pengetahuan yang sangaaaaaat luas. Mampu menjawab banyak hal. Selama hal itu baik dan belum ada contohnya, lakukanlah.

Pesan lain Roald Dahl lewat Matilda adalah: "membacalah, kalian akan pintar". Kalian tahu, kan, ayat pertama yang Allah turunkan adalah "iqra". Iqra berarti membaca. Nah, kalo Allah saja sudah menyuruh kita membaca, maka bacalah. Membaca itu meluaskan wawasan kita. Syukur-syukur kita bisa berbagi pengetahuan karena kita membaca. Cuma, Bunda berpesan. Kalian nggak perlu pamer udah baca apa aja. Kalian nggak perlu menertawakan atau mengejek orang lain yang nggak belum suka membaca. Rekomendasikan bacaan apa yang menurut kalian bagus, dengan bahasa yang baik. 

Oya, ada lagi, nih, pesan lain yang Bunda tangkap di sini. Kejahatan nggak harus dilawan dengan kejahatan lagi. Dalam hal ini, Matilda berusaha melawan Miss Trunchbull, tapi dia nggak mengatakan hal-hal yang buruk pada Miss Trunchbull. Dia hanya menggunakan kecerdasannya untuk membalas kejahatan Miss Trunchbull.

Ah, Bunda makin kagum dengan kakek Roald Dahl. Bunda sangaaaat berterima kasih pada Kakek Roald Dahl yang udah bikin banyak cerita mengagumkan, seperti cerita Matilda ini. Bintang limapun rasanya nggak cukup untuk menyampaikan kekaguman Bunda pada beliau....

Diposting untuk:

Di bawah ini linky untuk ngepost review bulan Juni #2013BooksInEnglishRC ya... ^^;



Terusin baca - Matilda

23 Mei 2013

Bad Girls


Judul: Bad Girls
Penulis: Jacqueline Wilson
Ilustrator: Nick Sharratt
Diterbitkan oleh: Corgi Yearling Book
Tahun diterbitkan: 1997
Teenlit, Novel
ISBN: 0-440-86356-95
ISBN13: 9-780440-863564
Paperback
Status: Punya. Beli seken di BukuMoo.




Kim's gang had better watch out! Because Tanya's my friend now, and she'll show them!

Mandy has been picked on at school for as long as she can remember. That's why she is delighted when cheeky, daring, full-of-fun Tanya picks her as a friend. Mum isn't happy - she thinks Tanya's a BAD GIRL and a bad influence. Mandy's sure Tanya can only get her out of trouble, not into it... or could she? (from back cover)

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Walau Bunda ngumpulin e-book Jacqueline Wilson, jujur aja, baru dua yang dibaca. *sigh*

Kenapa Bunda suka buku-buku bu Jacqueline Wilson? Bukunya cewek banget. Hehehe...
Gaya bu JW agak mirip lah dengan gaya bu Ono Eriko dalam menyampaikan cerita. Bedanya, kalo bu Ono kan pake komik, kalo bu JW pake cerita dalam bentuk novel.

Bad Girls ini tentang apa, Bun?

Ada gadis bernama Mandy White yang selalu jadi sasaran empuk bullying teman sekelasnya, Kim. Nggak hanya itu, Kim bersekongkol dengan Melanie, yang dulu pernah jadi sahabat karib Mandy dalam bullying ini.

Suatu ketika, Mandy tidak melihat jalan dan dia tertabrak bus. Hal ini membuat ibunya protes pada gurunya, bullying sudah membuat Mandy celaka.

Di saat masa istirahat pemulihan dari kecelakaan itu, Mandy kenalan dengan gadis berpenampilan aneh, bernama Tanya, yang ternyata usianya nggak terlalu jauh. Yah, keliatannya, Tanya bukan gadis baik-baik kalo dari penampilannya.

Setelah berakrab ria dengan Tanya, ibu Mandy justru resah. Pertama, karena ibu Mandy tidak suka penampilan Tanya, berikutnya, karena Tanya nggak jelas latar belakangnya. Ibu Mandy khawatir kalo Tanya justru akan memberi pengaruh pada Mandy yang cerdas.

Dan memang, sih, ada beberapa perilaku Tanya yang justru melibatkan Mandy dalam masalah. Hanya saja, itu tidak membuat rasa sayang Mandy terhadap Tanya luntur, karena Tanya-lah yang tulus padanya.

So far, ceritanya begitu seru dan menakjubkan. Banyak kejutan yang nggak Bunda sangka ada di dalam cerita ini. Bullying, apapun bentuknya, bukanlah perbuatan baik dan menyenangkan.

Bunda mau kutip kalimat yang diucapkan guru kelas enam Mandy, Miss Moseley, ketika mereka membuat lingkaran di kelas, membahas bullying.


"And I think we have to try to work out why people bully. Then we can maybe stop it before it gets too much of a habit. So. Why do you think people bully?"

"Are bullies happy people?"

"Think about when you're very very happy. Say it's your birthday and all your family and friends have given you a big hug and some lovely presents and you feel really great. Now, do you want to hurt anyone when you're in that short of situation?"
"Of course not, you just want to be nice to people. But suppose you've had a really bad day and got into trouble at school and your friends got off with someone else and your mum and dad are cross and they've given you little sister a treat and yet they just tell you off... Do you want to be nice to people now? Or do you feel like being nasty?"

"No-one ever asks to be bullied. But you're right, sometimes people get bullied because they're stupid. Though that's not a very kind word. People can't help it if they're not very bright. And that's a terrible reason for bullying someone, just because they're not clever."

"And other times someone can get bullied because they're ever so clever. Say they come top of the class and the bully doesn't like it because they're clever too and they want to be top."

"The big baboon screams a lot and bites all the little ones. All the other big baboons copy, screeching and scratching for fleas. Now, no-one here in my class wants to act like a bully baboon with a bright red bottom, do they?"

Nah. Kalo Kakak Ilman dan Adik Zidan menjadi saksi bullying, laporkan. Kalo kalian juga jadi korban bullying, ngomong ke Bunda atau Papa, ya... Kita harus hentikan semua bentuk bullying. Bunda pengen kalian berdua tahu, Bunda akan memerangi semua bentuk bullying...

Love you, kiddos...

diposting untuk ikut Fun Year Event with Children's Literature



Oh! Anyway by the way busway! Bunda punya freebies buat teman-teman Bunda berupa bookmark yang bisa diunduh!

Ini previewnya...



Kalo mau unduh, silakan klik link ini, ya... ^^

Terusin baca - Bad Girls

1 Mei 2013

[posting bareng] Mr. Penumbra's 24-Hours Bookstore

 Judul: Mr. Penumbra's 24-Hours Bookstore A Novel
Penulis: Robin Sloan
Diterbitkan oleh: Farrar, Straus and Giroux
First edition, 2012
e-book
273 pages
e-ISBN: 9780374708832



Sinopsis Goodreads:   

A gleeful and exhilarating tale of global conspiracy, complex code-breaking, high-tech data visualization, young love, rollicking adventure, and the secret to eternal life—mostly set in a hole-in-the-wall San Francisco bookstore

The Great Recession has shuffled Clay Jannon out of his life as a San Francisco Web-design drone—and serendipity, sheer curiosity, and the ability to climb a ladder like a monkey has landed him a new gig working the night shift at Mr. Penumbra’s 24-Hour Bookstore. But after just a few days on the job, Clay begins to realize that this store is even more curious than the name suggests. There are only a few customers, but they come in repeatedly and never seem to actually buy anything, instead “checking out” impossibly obscure volumes from strange corners of the store, all according to some elaborate, long-standing arrangement with the gnomic Mr. Penumbra. The store must be a front for something larger, Clay concludes, and soon he’s embarked on a complex analysis of the customers’ behavior and roped his friends into helping to figure out just what’s going on. But once they bring their findings to Mr. Penumbra, it turns out the secrets extend far outside the walls of the bookstore.

With irresistible brio and dazzling intelligence, Robin Sloan has crafted a literary adventure story for the twenty-first century, evoking both the fairy-tale charm of Haruki Murakami and the enthusiastic novel-of-ideas wizardry of Neal Stephenson or a young Umberto Eco, but with a unique and feisty sensibility that’s rare to the world of literary fiction. Mr. Penumbra’s 24-Hour Bookstore is exactly what it sounds like: an establishment you have to enter and will never want to leave, a modern-day cabinet of wonders ready to give a jolt of energy to every curious reader, no matter the time of day.

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Seharusnya, Bunda posting ini kemarin, dalam rangka #PostingBarengBBI untuk tema #Buku. Iya, kan, bulan April kemarin tuh ada World Books International Day yang jatuh pada tanggal 23. Cuma, berhubung koneksi internet yang seperti siput melendut, Bunda menyerah. Ditambah kan mesti nyiapin meeting untuk siangnya.

Sebetulnya, Bunda juga bingung kenapa milih buku ini untuk ikut event baca bareng BBI bulan April. Hihihi. Kenal juga nggak, tapi pas nemu e-booknya, malah milih ini. Awalnya sih satu: tertarik sama covernya yang simple namun misterius. Kesannya ga digarap serius supaya menarik. Justru Bunda malah penasaran. Apakah ceritanya sesimpel covernya?

Ternyata nggak! Di dalamnya, Bunda mendapatkan banyak ketegangan #halah dan misteri. Juga pengetahuan baru.

Mr. Penumbra's 24-Hours Bookstore cerita tentang Clay Jannon, seorang desainer web, yang baru saja kehilangan pekerjaan di NewBagel, karena perusahaan ini tutup. Di NewBagel, Clay bekerja sebagai desainer yang membuat tampilan website juga promo kit perusahaan. Karenanya, Clay akrab dengan berbagai macam desain. 

Berhubung hidup harus terus berjalan juga dibiayai, mau nggak mau Clay harus mendapatkan pekerjaan, kan? Iya, lah. Dengan bekerja, kita bisa menghasilkan uang untuk menyambung hidup, termasuk bayar sewa apartemen, seperti yang Clay lakukan. Lalu, di sanalah, di Mr. Penumbra's 24-Hours Bookstore, Clay bekerja sebagai clerk sekaligus penjaga toko shift malam.

Unik juga, ya, ada toko buku 24 jam. Biasanya, kan, toko yang buka 24 jam itu semacam toko obat atau apotek. Ini toko buku, lho!

Yang bikin aneh, selain karena buka 24 jam, buku yang dijual di sana juga ga umum. Clay baru menyadarinya ketika ada calon pelanggan masuk toko menanyakan buku biografi Steve Jobs, pendiri Apple Inc. Buku itu tidak tersedia di sana. Sebagai toko buku, tentu saja ini hal yang aneh. Bahkan, Clay hanya menjual beberapa kartu pos saja dari toko ini.

Keanehannya nggak hanya di situ. Pertama, Clay dilarang buka-buka buku yang ada di rak belakang. Dilarang baca pun. Clay menyebutnya "Waybacklist shelf". Kedua, pada jam-jam tertentu di giliran shift Clay bekerja, muncul pelanggan yang datang mengembalikan buku dan meminjam buku lain. Bukunya pun bukan buku biasa. Dan mereka punya kartu anggota dengan kode tertentu.

Akhirnya, Clay terpikir untuk membuat sebuah simulasi model dengan menggunakan software Ruby, di mana dia bisa memperkirakan siapa saja yang akan datang pada jam-jam tertentu. Oya, ada yang terlewat. Clay juga Oliver *yang jaga sebelum Clay*, diwajibkan menulis data pelanggan yang datang dengan ciri mendetail di logbook. Misalnya, pakai baju apa, dan lain-lain. Ternyata, logbook ini kemudian berguna dalam membuat simulasi model itu.

Clay punya cita-cita pengen membuat toko buku tempat bekerjanya ini dikenal orang banyak dan menjadi tempat mampir orang-orang karena menarik. Nggak hanya itu, Clay pun membuat semacam advertising di Google, yang membuatnya bertemu dengan Kat, seorang karyawan Google yang jenius. Pertemuannya dengan Kat-lah yang membuat cerita di buku ini mulai menemukan keseruannya.

Bukan! Bukan kisah kasih Kat dan Clay-nya yang seru. Malah kalo boleh dibilang, hambar banget. Sepertinya, fokus Robin Sloan memang bukan di kisah kasih Kat dan Clay. Melainkan pada pemecahan misteri. Bunda jadi inget serial The Secrets of The Immortal of Nicholas Flammel.

Oke, Bunda nggak mau spoiler, ya. Ini buku wajib kalian baca. Hihi... Dan, gara-gara baca ini, Bunda jadi melakukan beberapa riset, di antaranya mengenai

1. Ruby
Apa itu Ruby? Untuk penggemar perhiasan, ruby adalah batu mulia berwarna merah delima. Biasanya ya dipasang di perhiasan, semisal kalung, cincin atau gelang. Ruby yang diceritakan di sini adalah bahasa pemrograman yang dirancang oleh Yukihiro "matz" Matsumoto. Kelebihan Ruby adalah walau berbasis script, pemrograman ini berorientasi pada obyek. 
Apa maksudnya berorientasi pada obyek?

Di Ruby, semua adalah obyek. Setiap informasi dan kode bisa diberi property dan action. Pemrograman berorientasi obyek memanggil property dengan nama variabel instan dan action, yang disebut sebagai metode. Pendekatan murni berorientasi obyek terutama terlihat pada demonstrasi sedikit kode yang diberikan pada number. (sumber: website Ruby)

Aplikasinya di cerita ini, Clay memasukkan data-data dari logbook. Kemudian setelah dicompile, muncullah visualisasi yang tampak nyata. Misalnya: Fedorov *salah satu pelanggan unik itu* datang jam berapa, pakai baju apa dan apa yang dikatakannya. Di sini, Clay bisa memperkirakan sehabis pinjam buku C, Fedorov akan pinjam buku F. Kurang lebih seperti itu. Maka, ada kejadian, di mana ketika Clay berhadapan dengan satu tamu dalam dua dunia. Satu di dunia nyata, satunya di layar monitor.

2. Typografi
Sewaktu Clay harus "mencuri" salah satu logbook lama demi kepentingan modelling di Ruby, Clay dan Mat membuat tiruan logbook yang "dicuri" itu supaya bisa sama persis. Mat, teman seapartemen Clay, adalah pembuat model. Jadi, membuat tiruan logbook dengan sangat presisi ini membutuhkan ketelitian, termasuk font yang digunakan pada embosan sampul logbook. Yang digunakan di logbook ini adalah Gerritszoon Display.

Sebagai seseorang yang pernah menjadi web designer, tentu Clay sangat akrab dengan berbagai macam font. Clay pun bercerita, sewaktu kuliah, dia pernah dapat tugas membuat font yang akhirnya nggak selesai. Makanya, Clay nggak pernah berani pakai font bajakan, karena tahu susahnya mendesain font. Berhubung font Gerritszoon Display ini ternyata harganya ribuan dolar dan Clay nggak punya uang sebanyak itu untuk membelinya... dia terpaksa mengerahkan salah satu kenalannya, Grumble, untuk mendapatkan bajakannya.

Ternyata proses membuat font rumit juga, ya. Bunda baca di sini dan di sini. Bunda jadi ingat. Salah satu teman Bunda di kantor, pernah cerita, font buatannya yang diupload di sebuah website khusus font mendapat komentar dari seseorang di luar negeri sana. Dia minta ijin buat pakai font karya teman Bunda itu. Dan nanya, kalo dipake buat bikin kaos 50 buah, dia mesti bayar berapa? Teman Bunda kaget, sih. Ternyata font-nya dihargai sebegitunya. Awalnya, dia mau pasang tarif. Tapi, akhirnya, dia memutuskan untuk menggratiskan alias silakan pakai aja, toh, cuma sedikit ini kaosnya dan sudah minta ijin.

Bunda yang selama ini sembarangan pake font buat scrapbook, jadi mikir. Eh, tapi Bunda sih dapat font gratisan, kok. Cuma ga tau juga. Jangan-jangan, gratisannya hasil bajakan, ya? #berpikirkeras. Terus terang, Bunda jadi pengen bikin font sendiri. Nanti Bunda namai font Bunda: Peni Astiti. Hahahahahaha....

Dari teman Bunda ini juga, katanya sih, ada film mengenai typografi ini. Judulnya Helvetica. Mungkin bisa dilihat trailernya di bawah ini... ^_^



3. Aldus Manutius
Manutius disebut-sebut di sini sebagai "leluhur" pemilik toko buku misterius ini. Jadi, Penumbra itu salah satu "murid" Manutius. Karena Bunda kepo, maka Bunda meluncur ke engine search, mencari nama Aldus Manutius
Aldus Manutius adalah seorang publisher yang mendirikan Aldine Press pada tahun 1495. Aldus juga menciptakan beberapa font, di antaranya Aldine 401, Poliphilus, juga Bembo. 

Kesan Bunda terhadap buku ini? Buku ini keren banget, menurut Bunda. Walau nggak disebut setting tahun cerita berlangsung secara pasti seperti di buku yang ngayal edan ini, buku ini up to date banget. Iya, sih, terbit tahun 2012. Cuma semuanya berasa nyata. Bunda sampai googling tuh, penasaran sama yang namanya font Gerritszoon Display itu, yang ternyata hanya rekaan semata. Hahaha. Sebel... -_____-"

Trus, Robin Sloan berhasil membuat Bunda percaya dengan khayalan-khayalan mengenai apa yang akan dihasilkan oleh Google. Seperti Google Smell, mungkin? :P

Pasti kalian bertanya-tanya, terus buku tentang bukunya di sebelah mana? Cuma cerita tentang toko bukunya? Nah... itu dia. Di sini diceritain tentang codex-vitae. Semacam catatan perjalanan hidup seseorang yang bisa menjadikannya immortal. Hihi... Baik Manutius mau pun Penumbra, bahkan punya tuh codex vitae-nya. Dari sini juga, Bunda ngerti soal proses bikin e-book...

Oya, ini adalah quotes yang sempat Bunda abadikan:

"I did not know people your age still read books," Penumbra says. He raises his eyebrow. "I was under the impression they read everything on their mobile phones."
"Not everyone. There are plenty of people who, you know-people who still like the smell of books."

"It is the text that matters, brothers and sisters. Remember this. Everything we need is already here in the text. As long as we have that, and as long as we have our minds, we don't need anything else."

"How can you stay interested in anything - or anyone - for long when the whole world is your canvas?"

"When you read a book, the story definitely happens inside your head. When you listen, it seems to happen in a little cloud all around it, like a fuzzy knit cap pulled down over your eyes."

"It's easy to find a needle in a haystack! Ask the hays to find it!"

Buku ini rekomen buat kalian? Banget! Wajib baca! :D

Diposting juga buat ikutan:

Fantasy Reading Challenge



Finding New Authors 2013 Challenge

What's in a Name Challenge 2013


Books in English
Terusin baca - [posting bareng] Mr. Penumbra's 24-Hours Bookstore