Judul: Wizard Bakery
Penulis: Gu Byeong Mo
Penerjemah: IinglianaEditor: Juliana Tan
Ilustrasi sampul: Staven
Cetakan pertama, 2021
Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 208 hlm; 20 cm
ISBN: 978- 602-06-5739-4
Genre: Fiction, Novel, Fantasy, Young Adult, Magical Realism, Asian Literature, Korean Literature, Magic, Drama, Asia, Young Adult Fantasy
Status: Pinjam punya Budhe Truly Rudiono
Karena ayahnya menikah lagi setelah ibunya meninggal dunia, seorang anak laki-laki berumur 16 tahun terpaksa tinggal serumah dengan ibu tiri dan adik tirinya. Hubungannya dengan ibu tirinya tidak pernah baik, jadi ketika ia mendadak dituduh melakukan pelecehan terhadap adik tirinya, ia pun kabur. Di tengah kepanikannya, ia berlari ke toko roti yang ada di dekat rumahnya. la sama sekali tidak menduga bahwa dunia penuh keajaiban menunggunya di sana. Sekilas pandang, Wizard Bakery terlihat seperti toko roti biasa, tetapi sebenarnya tempat ini menjual roti dan kue yang mengandung sihir. Sementara anak laki-laki itu berada di sana, ia menyaksikan sikap egois orang-orang yang ingin memiliki kekuatan sihir demi kepentingan pribadi. Walaupun Tukang Roti dan asistennya, Burung Biru, sering mengomeli anak laki-laki itu, mereka juga memberinya hiburan, berbeda dengan keluarganya sendiri. Namun, ketika polisi mulai menyelidiki toko roti itu, anak laki-laki itu pun sadar bahwa waktunya kembali ke kenyataan semakin dekat.
Halo, Kakak Ilman dan Zi...
Sebenernya aku baca buku ini dari tahun lalu terus mandek, gara-gara ceritanya nggak semanis bayanganku tentang yang namanya bakery. Cake shop, coffee shop, dan bakery adalah setting tempat kesukaanku saat baca cerita. Ketika di dalam cerita diceritain gimana manisnya cupcake coklat, tart coklat, atau apapun itu... aku merasa bisa ikut merasakannya di lidahku.
Tapi sayangnya, Wizard Bakery nggak sepenuhnya bercerita tentang kue-kue yang enak. Ada kisah pedih di dalamnya, yaitu tentang karakter utama yang adalah anak SMA, kabur dari rumahnya setelah mendapat tuduhan melakukan pelecehan seksual pada adik tirinya.
Kisah remaja SMA ini sudah cukup memilukan, karena dia harus mendapati ibunya mengakhiri hidupnya, setelah ayahnya kemudian menikah lagi dengan seorang guru, penderitaannya nggak pernah berkurang. Ditambah lagi dia mendapat tuduhan melakukan perbuatan nggak pantas pada adik tirinya. Kurang nelangsa gimana lagi, coba, yang baca?
Berhubung menjelang tahun baru 2023 ini aku tergeletak sakit dan mumpung jadi "mati rasa", aku baca ini lagi. Sakit fisik lumayan sempet bikin mati rasa, jadi pas lanjut baca ini datar-datar aja. Tapi ya ga mau terus-terusan sakit juga demi baca buku-buku sakit begini... -____-
Kue-kue yang dijual di Wizard Bakery umumnya harus dipesan dulu karena mengandung sihir tertentu dan kekuatannya terbatas waktu. Telat mengonsumsi, efek sihirnya hilang. Dan karena kue ini mengandung sihir, nggak sembarangan dijual. Pemesanannyapun lewat website mereka yang sering berubah-ubah, karena selalu terendus polisi. Tidak terhitung berapa kali bakery ini harus pindah karena selalu terciduk polisi. Jadi Tukang Roti dan Burung Biru harus segera meninggalkan tempat mereka sebelum polisi datang dan menciduk mereka. Jadi, Tukang Roti dan Burung Biru selalu lolos dan Wizard Bakery selalu bisa beroperasi, walau pindah tempat.
Membayangkan kue-kue enak ini tentu bikin jadi pengen makan kue. Yang selalu kebayang itu kue-kue dari cake shop setiap baca deskripsi kue-kue ini, terlepas dari kue-kue ini adalah kue-kue dengan muatan sihir.
Misalnya aja ada ginger bread yang ternyata adalah boneka voodoo. Di bagian tertentu kue itu ada sesuatu yang "ditanam" dan nyampe ke korban voodoo-nya.
Suatu hari, sewaktu si pemuda ini lagi lihat-lihat website Wizard Bakery, dia lihat ada kue yang statusnya "masih dalam penelitian" yang kalopun dijual, harganya akan sangat mahal. Kue itu adalah kue keberuntungan, di dalamnya berisi kertas yang menentukan akan kembali ke waktu yang dia mau. Tapi kue ini tidak bisa dipesan karena risikonya terlalu besar. Sampai suatu ketika, polisi mulai mengendus beberapa kejadian yang mengarah pada Wizard Bakery dan si pemuda ini harus segera pulang, karena nggak akan ada tempat lagi baginya di situ. Nggak disangka, Tukang Roti malah ngasih kue keberuntungan pembalik waktu itu. Tinggal "kebijaksanaan" si pemuda ini aja, mau makan kue itu atau tidak.
Membaca buku ini sebaiknya nggak dalam keadaan mood swing sedang buruk, karena latar belakang si pemuda ini lumayan memicu depresi. Tapi kalo dalam keadaan seneng juga bisa bikin mood ambyar. Hahaha. Jadi kapan tepatnya? Saat kalian sedang merasa akan datar-datar aja dalam bereaksi. Soalnya it worked while I was not in a good shape. Tapi tergantung kalian aja sih mau bacanya kapan.
Meski begitu, buku ini bagus banget. Terjemahannya juga enak. Tapi kalo bagus banget, kenapa aku cuma kasih empat stars aja? Karena.... yah itu... sempet bikin mogok berbulan-bulan karena bisa mentrigger depresiku. Dan masa harus nunggu aku sakit dulu biar perasaanku datar saat baca ini? -__-
Salah satu pesan yang aku dapat dari buku ini adalah bahwa di hati setiap manusia itu pasti ada tersimpan niat jahat. Dan sihir, bisa mendukung niat manusia berbuat jahat hingga melukai atau membuat orang lain itu sangat menderita. Tapi sebagai manusia yang juga punya sisi baik, tentunya selalu bisa mempertimbangkan risiko melaksanakan niat berbuat jahat dan membatalkannya.
Aku nggak akan cerita soal endingnya, soalnya buatku endingnya ga ada yang genah. Kayak nyangkut gitu...
Oke, segitu dulu ceritanya... Sampai ketemu di posting berikutnya, buku kedua yang selesai kubaca di bulan Januari...
Buku ini dibaca untuk memenuhi tantangan baca:
- Goodreads Challenge
- BBI Joglosemar Babat Timbunan 2023
- Abroad & Beyond Reading Challenge
- BBBBC Reading Challenge 2023
Love you both... xoxo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tirimikisih udah ninggalin komen di sini... *\(^0^)/*