Tampilkan postingan dengan label PostBarBukuSanta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PostBarBukuSanta. Tampilkan semua postingan

30 Jan 2015

PostBarSSBBI2014 - Meet the Sennas by Orizuka


Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...
Sama seperti di postingan sebelum posting ini, Bunda tetep nggak akan ngebongkar siapa Santa Bunda. Hihihi. Bunda hanya akan posting review aja. Sebetulnya nggak wajib review keduanya, sih. Tapi, berhubung Bunda udah kelar bacanya (salah satunya karena ada event Readathon Day pada hari Sabtu lalu, 23 Januari 2015), Bunda merasa harus bikin reviewnya juga. Ini salah satu bentuk terima kasih Bunda pada Santa, kan...


Judul: Meet the Sennas - Bahkan Matematika pun Nggak Serumit Cinta
Penulis: Orizuka
Penyunting: Dellafirayama
Penyelaras aksara: Fakhri Fauzi, Lian Kagura
Penata aksara: Nurhasanah
Perancang Sampul: Fahmi Ilmansyah
Penggambar ilustrasi: Maima Widya Adiputri
Diterbitkan oleh teen@noura
Cetakan I, Januari 2014
ISBN: 978-602-7816-66-4
Jumlah halaman: 364 + Galeri halaman, 13x19 cm
Genre: Novel Remaja, Romance, Family, Young Adult, Coming of Age, Indonesian Literature, Contemporary Fiction, Humor
Status: PUNYA. Hadiah dari Santa

Aku Daza Senna.
Anak kedua dari tiga bersaudara. Yang artinya aku anak tengah...

Astaga. Aku menulis apa, sih?
Oke, mari coba lagi.

Aku Daza Senna.
Aku tinggal bersama orang-orang yang sama sekali tak bisa disebut normal. Dan sialnya, orang-orang itu adalah keluargaku.

Hmm, ini sudah lebih bagus.

Siapa sih yang mau tinggal dengan orang-orang yang memberi semacam formulir pendaftaran dan serangkaian ujian kepada setiap cowok yang ingin dekat denganku? Memangnya cowok-cowok itu mau SNMPTN? Coba bayangkan penderitaanku. Belum terbayang? Berarti kalian harus bertemu dengan mereka.

Tinggal bersama keluarga besar yang hampir semuanya "aneh" itu luar biasa. Hihihi. Setiap hari, pasti ada yang dicemaskan. Ketika Daza ulang tahun ke-17, semua anggota keluarganya memberinya hadiah-hadiah luar biasa. Luar biasa menyebalkan maksudnya. Mulai dari Bundanya yang menghadiahinya Rumah Barbie, Ayahnya yang menghadiahinya piano Casio kecil (aduh, itu jaman Bunda SD, harganya mahaaaaal banget! Tapi keren, dan Bunda seneng banget maininnya. Entah barang itu berada di mana sekarang. Sudah rusak, mungkin?), Kakek yang menghadiahinya sempoa, Nenek yang memberinya ban renang berbentuk bebek berwarna pink, Om Sony memberi komik Doraemon jilid pertama, Tante Amy yang menghadiahi Daza sebuah diari dengan bau menyengat, Denis, abang Daza, memberinya gamewatch Tetris yang bisa ditekuk, dan terakhir, Zenith, adik Daza, memberinya permainan halma.

Sebenernya semuanya nggak aneh, sih, kalo menurut Bunda. Namanya juga hadiah ulang tahun. Tapi yang paling ajib emang hadiah dari Bunda dan Nenek. Di satu sisi, ini jelas aneh, sebetulnya, mengingat ternyata, Kakek dan Ayah Daza adalah konglomerat. Jadi, mereka pasti mampu beliin hadiah super mewah. Kemudian, di sisi lain, Daza adalah seorang gadis SMA yang sedang bertumbuh, wajar saja kalo dia berharap ada hadiah keren, misalnya mobil (ingat, ini Daza yang sedang berulang tahun ke-17, berasal dari keluarga kaya tujuh turunan, dan sudah boleh punya KTP juga SIM, kan?) atau apa, deh, hadiah lain yang agak-agak waras. 

Nggak sampai di situ. Tante Amy sedang hamil besar, ternyata menikah dengan teman kuliahnya, yang lalu meninggalkannya, tapi Tante Amy santai aja. Kayak nggak ada masalah atau beban, padahal dia sedang mengandung. Badass, sih, menurut Bunda, Tante Amy ini. Karena dia santai dengan persoalan besar ini. Kebayang kalo Bunda yang ngalamin.

Cerita bermula dari keputusan Ayah untuk memberi Daza seorang guru les matematika. Guru les matematika Daza ini adalah sahabat Dennis yang super galak. Udahlah Daza benci Matematika, ditambahin lagi harus les Matematika, setiap hari. Namanya Logan.

Ternyata, Logan ini galak-galak ngangenin. Meski Logan galak, judes, menyebalkan, dia telah berhasil membuat Daza memikirkannya. Kalo Daza bertanya urusan pribadi Logan, Logan pasti marah dan memintanya untuk nggak mencampuri urusannya.

Sementara itu, ada seorang Dalas yang manis, yang jelas-jelas suka padanya. Mereka memutuskan jadian, tapi back street, karena Daza khawatir, Dalas akan dikerjai oleh keluarganya. Ternyata benar! Meski mereka pacaran back street, ketahuan juga hingga akhirnya Dalas harus mengikuti ujian demi ujian supaya bisa menjadi bagian dari keluarga Daza. Duh. Kebayang, ya, kalo anak Bunda diperlakukan begitu sama keluarga pacarnya... Bunda pasti nggak rela. Terlebih lagi, ternyata emang keluarga Daza nggak menginginkan keberadaan Dalas, meskipun Daza suka padanya atau Dalas suka banget sama Daza.

Meet the Sennas menurut Bunda pas buat jadi bacaan remaja. Dari segi bahasa dan penuturan enak banget, mengalir. Humor yang dilemparkannya juga segar, nggak krik krik. Gaya penuturan Orizuka nggak kaku untuk novel remaja ini. Bunda kemudian baru tahu kalo ternyata sebelumnya, Meet the Sennas pernah diterbitkan dengan judul berbeda di tahun 2006. Nggak diceritakan oleh penulisnya gimana nasib bukunya itu. Yang jelas, di Meet the Sennas, pastinya banyak perombakan yang disesuaikan dengan tahun terbit, 2014.

Covernya pun dibuat segar. Warnanya eye catching, meski Bunda nggak ngerti, kenapa gambarnya harus roti? :D Bookmarknya juga lucu.
Ilustrasi bagian dalam juga pas untuk ukuran novel remaja. Cuma bagi Bunda, masih kurang bikin naksir sama Logan kalo berdasarkan ilustrasi semata. Tapi, Bunda bisa kebayang cakepnya Logan atau cute-nya Dalas, kalo dari imajinasi cerita. Hihihi...

Sepertinya, Bunda masih bisa baca novel buat remaja, ya. Hihihi. Mungkin aja, kalo teman-teman seusia Bunda baca ini bakal bilang, garing atau apa. Bunda sih suka-suka aja. Walau Bunda emang nggak berharap banyak sama cerita ini, Bunda mendapat twist yang cukup keren. Bunda kasih tiga untuk Meet the Sennas ;)


Cheers! Love you both! xoxo




Terusin baca - PostBarSSBBI2014 - Meet the Sennas by Orizuka

PostBarSSBBI2014 - Train Man (Densha Otoko) by Hitori Nakano






Halo, Kakak Ilman dan Adik Zaidan...

Ketemu lagi sama posting berbau Secret Santa BBI 2014 :D
Tapi... jangan seneng dulu... Di sini, nggak akan ada posting nebak siapa santa Bunda, karena posting ini hanya untuk review aja. Biar nggak campur aduk. Pengennya, ya postingan khusus review, biar buat review aja. Nggak dicampuri hal lain.

Oke. Boleh diskip ke judul lain, kok. Bunda akan tetep lanjutin ngetik review Bunda mengenai Train Man yang udah lama Bunda idam-idamkan ini.. :D




Judul: Train Man (Densha Otoko)
Penulis: Hitori Nakano
Penerjemah: Kanti Anwar
Penyunting: Tim Redaksi Qanita
Proofreader: Wiwien Widyawati
Desain cover: Agung Wulandana
Diterbitkan oleh Penerbit Qanita
Cetakan 1, Mei 2013
ISBN: 978-602-9225-71-6
Jumlah halaman: 436 halaman; 20,5 cm
 Genre: Romance, Kultural Jepang, Japanese Literature, Fiksi Jepang, Kontemporer, Young Adult, Asian Literature


Berdasarkan statistik, cowok otaku akan menyerah saat jatuh cinta pada cewek sungguhan. Apalagi kalau cewek itu berkali-kali lipat lebih baik darinya.

Mereka juga putus asa.

Namun, Pria Kereta Api tidak begitu. Saat jatuh cinta dengan gadis yang ditolongnya, dia langsung main ke sebuah forum internet untuk meminta dukungan. Untungnya, teman-temannya di dunia cyber baik-baik dan sangat bersemangat.

Mereka memberi tips-tips pada Pria Kereta Api agar dia bisa bersatu dengan gadis itu.

Masalahnya, terkadang tips-tips itu agak aneh dan diusulkan para jomblo yang tidak berpengalaman. Berhasilkah Pria Kereta Api meluluhkan hati gadis cantik yang perlahan-lahan mengubah hidupnya?



Cuma satu kata: SUKAAAAAAAAAA!

Baca sejak halaman pertama tuh, serasa lagi ada di dalam utas/forum otaku, tapi cuma jadi silent reader. Ikut degdegan juga di setiap perkembangan yang ada. Hihihi.

Jadi, ceritanya, si Pria Kereta Api tuh curhat. Di dalam kereta api yang dinaikinya, ada seorang kakek mabuk yang mengganggu di dalam kereta. Korbannya adalah para penumpang perempuan. Bunda sih kebayang serem, ya, kalo di dalam kereta, ada orang mabuk, terus melakukan tindakan senonoh. Nah, karena melihat para penumpang wanita ketakutan, Pria Kereta Api berusaha menghalau si kakek pemabuk itu dari mengganggu para penumpang wanita. Ketika akhirnya si kakek mabuk digelandang di kantor keamanan stasiun, kemudian Pria Kereta Api menjadi saksi, para penumpang wanita itu mengucapkan terima kasih padanya. Dan dari semua perempuan yang berterima kasih padanya, ada satu perempuan (dia sempet nyebut "bibi") yang disukainya. Dan tanpa disangka, ternyata si bibi yang disukainya itu mengiriminya hadiah berupa cangkir merk Hermes, sebagai tanda terima kasih. Wohohoho...

Namanya juga suka, pas dapet hadiah dari orang yang disukai tuh rasanya gimana gitu yaa...

Akhirnya atas dorongan warga utas, Pria Kereta Api berhasil mengontak si bibi, yang kemudian dipanggil Nona Hermes oleh warga utas. Pria Kereta Api ini betul-betul mengubah total penampilannya, jadi rajin belanja pakaian, bahkan datang ke salon untuk mengubah penampilannya, supaya dia tampak menghargai Nona Hermes.

Begitulah. Cerita terus bergulir. Kalian mungkin sudah bisa menebak bagaimana endingnya. Iya. Bunda kasih sopilernya. Happy ending.

Tapi...

Bukan endingnya yang Bunda nikmatin. Dari awal emang udah ketebak, kok, ceritanya akan berakhir di mana...

Bunda menyukai obrolan di dalam utas ini. Seperti yang Bunda bilang di atas tadi, rasanya Bunda seperti silent reader di dalam utas itu, yang ikut degdegan pada setiap berita terbaru. Lucunya lagi, mereka main ikon. Heuheu. Atau istilah akan ada korban bergelimpangan, karena ini adalah peperangan. Yep. Perang antara Pria Kereta Api dengan rasa takut saat mendekati Nona Hermes. Wuih! Seru! Selalu bikin ngakak setiap ada respons yang masuk. Hihihi...

Somehow, Bunda bisa memahami perasaan orang yang sedang jatuh cinta. Ada perasaan takut ditolak, yang mana harga diri akan jatuh jika ditolak, juga perasaan ingin terbang di kala ternyata si orang yang disukai itu punya perasaan yang sama. Jadi, aura kasmaran sekaligus kegugupan Pria Kereta Api terasa banget di sini. Dan mungkin juga karena diterjemahkan langsung dari Bahasa Jepang, ya, kerasa banget lah, kalo memang bersetting di Jepang.

Terjemahannya enak, mengalir. Mudah-mudahan nggak ada yang lost in translation (pinjam istilah Tante Stefanie Sugia). Jadi, rasanya kalo Bunda kasih bintang 5 itu sama sekali nggak berlebihan, karena emang Bunda sukaaaaaaaaaaaaaaaaa banget cerita ini. Tapi untuk dibaca lagi dalam waktu dekat, nggak dulu, deh. Timbunan Bunda yang lain masih buanyaaaaaaaaaaaaaak. Baru dapat banyak kiriman buku juga dari Uwak Threez. Sayang kalo nggak dibaca.

Lalu, ketika Bunda sampai di halaman penutup, Bunda menemukan ini


Pria Kereta Api 
Penulis/Hitori Nakano*

Hak cipta dari keseluruhan buku ini tidak dimaksudkan untuk membatasi hak cipta tulisan anonim dengan cara apa pun. Hak untuk penerbitan buku ini didasarkan pada kesepakatan khusus dengan 2 channel dan dipegang oleh (PT) Shinchosha. Hak cipta masing-masing penulis di 2 channel sendiri tidak hilang. Karena penulis-penulis anonim di sini sulit ditelusuri identitasnya, kami memperoleh kesepakatan khusus dengan 2 channel sebagai pemegang hak. Selain itu, kami telah meminta persetujuan terlebih dahulu tentang kemungkinan mengutip/mencetak ulang kuki (cookies) dalam 2 channel. Berdasarkan hal tersebut di atas, terhadap rekan penulis asli, kami mohon dengan maklum atas cetak ulang tanpa izin dan imbalan. Selain itu, terkait dengan penerbitan log lama di buku ini, terlebih dahulu kami mohon maaf atas beberapa suntingan yang tidak mengubah makna seperti kesalahan atau kelalaian pengetikan.

*Hitori Nakano adalah nama rekaan yang bermakna "orang-orang lajang yang berkumpul di papan buletin internet".

Sewaktu Bunda posting reading progress di Goodreads, yang cross post ke facebook, Bunda dapat komentar dari tante Syifa yang bilang, kalo dia udah nonton doramanya. OH! Ada doramanya, toh? Bunda terus ngecek, kan, ke tempat forum dorama. MEMANG ADAAA! Di sinopsisnya dibilang kalo cerita Train Man diambil dari kisah nyata. Haduuuh! Jadi pengen donlot! Ntar, deh. Kemaren abis donlot drama Koreyah yang panjang banget episodenya demi si akang x))

Nah, jadi, dear Santa... Bunda senaaaaaaaaaaaaaaaaaang sekali dapat hadiah buku ini. YAY! Bunda juga udah bilang, kan, di twitter (kalo Santa baca, sih... hihi...) MAKASIH, YAAA! Semoga kebaikan Santa dibalas Tuhan! 
Soal pembalasan, Bunda lagi siapin hadiah buat Santa, sih... masih in progress. Sabar, ya, Santa... 

OK. Bunda mau review buku hadiah dari Santa satunya lagi. Abis itu, Bunda akan bongkar hasil investigasi Bunda mengenai siapa Secret Santa Bunda di tahun 2014. Semoga nggak salah tebak kayak dua tahun lalu, yaaa....

See you....

Cheers! Love you both! xoxo







Terusin baca - PostBarSSBBI2014 - Train Man (Densha Otoko) by Hitori Nakano