29 Nov 2013

Prey by Michael Crichton (Posting Bareng November BBI, Thriller-Horror)



Judul: MANGSA (PREY)
Penulis: Michael Crichton
Alih bahasa: Hendarto Setiadi
Sampul dikerjakan oleh: Marcel A.W
Diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama
Agustus 2003
ISBN: 979-22-0449-0
Genre: Thriller, Horor, Suspense, Mystery, Science Fiction
Status: Antara punya dengan nggak. Buku ini milik seseorang yang Bunda sandera karena Bunda belum digaji waktu kerja dengan orang tersebut. #eh


Di gurun pasir Nevada, suatu eksperimen berubah menjadi bencana. Sekelompok nanopartikel - robot mikro - lolos dari laboratorium. Robot-robot ini mandiri dan bisa bereproduksi. Mereka juga cerdas dan belajar dari pengalaman. Bisa dibilang, mereka merupakan makhluk hidup.
Kelompok robot ini diprogram sebagai predator. Dengan cepat mereka berevolusi, menjadi makin mematikan dalam hitungan jam.
Semua usaha untuk menghancurkannya gagal.
Sementara waktu terus berjalan.
Dan kitalah mangsanya. 

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Fyuuuh! Bunda ikut Posting Bareng lagi, nih! Kali ini temanya Thriller/Horror! Waduh! Bunda agak anti sebetulnya dengan tema ini. Jadi, terkadang Bunda ga pengen baca yang baru. Makanya, Bunda pilih PREY yang sudah pernah Bunda baca sekitar 10 tahun lalu, karena Bunda udah tahu ceritanya. Hihihi. Minimal, "ketegangan"nya bisa diantisipasi sebelumnya. Eaaaa...

Ternyata cara Bunda berpikir sepuluh tahun lalu dengan hari ini berbeda jauh, ya. Begitu juga cara Bunda membaca buku ini. Jauh berbeda dibanding sepuluh tahun lalu. Dan yang paling penting dari semuanya, ternyata Bunda lupa 90% detailnya. Hahaha.

Oke, ini termasuk buku favorit Bunda yang keren banget. Bunda terkesan dan jatuh cinta pada karya Michael Crichton dimulai dari buku ini. Walau sebelum baca buku ini, film Jurassic Park sudah beredar dan Bunda belum baca bukunya, Bunda jatuh hati pada karya beliau lewat buku ini.

Sinopsis buku ini...

Buku ini bercerita tentang Jack Forman, seorang programmer yang menjadi bapak rumah tangga selama enam bulan setelah dipecat dari tempatnya bekerja karena dianggap membahayakan perusahaan. Sebetulnya, lebih tepatnya, membahayakan kedudukan bos-nya, karena dia tahu rahasia pribadi sang bos. Salah bosnya sendiri, sih, selingkuh ga hati-hati. Transaksi pribadi pake email kantor. Ya kebaca lah, sama Jack Forman ini. Karena semua email yang masuk, bisa dia baca. Hihi.

Sementara Jack Forman jadi bapak rumah tangga yang mengurus rumah dan ketiga anaknya: Nicole, abege berumur 11 tahun; Eric bocah berumur delapan tahun; dan Amanda si bayi yang berusia enam bulan; Julia Forman, istrinya, lebih banyak menghabiskan waktu di tempatnya bekerja. Saat ini, perusahaan tempat Julia bekerja, Xymos, sedang mengembangkan sebuah teknologi yang akan mengubah dunia. Untuk itu, perusahaan ini memerlukan suntikan dana yang sangat besar untuk pengembangan lebih lanjut. Karenanya, Julia jarang pulang di waktu anak-anaknya masih terjaga.

Tidak hanya itu, lama kelamaan sikap Julia pun semakin aneh. Suatu ketika, Amanda tiba-tiba menangis seperti kesakitan tapi tidak ada demam. Ketika dibawa ke rumah sakit oleh Jack, sekujur tubuh Amanda tiba-tiba merah. Dan ketika dicari penyebabnya tidak ketemu, dokter memutuskan melakukan scan MRI yang malah berakibat mesinnya rusak.

Beberapa hari kemudian, tubuh Amanda tiba-tiba berubah warna menjadi ungu. Ketika Jack berada di rumah sakit, ternyata ada beberapa orang yang masuk ke dalam rumah mereka, seperti membersihkan sesuatu. Ini diketahui oleh Eric dan Nicole, tapi Julia tidak bicara apa pun mengenai ini pada Jack. Semakin hari, tingkah Julia semakin aneh dan ini membuat Jack berkesimpulan bahwa Julia, berselingkuh dengan rekan kerjanya, Ricky. Apalagi, ketika Jack kebetulan bertemu dengan Ricky di sebuah supermarket, sikap Ricky begitu aneh. Pun ketika membahas Julia. 

Hingga suatu ketika, Jack bertemu dengan salah satu agen yang membantunya mencarikannya pekerjaan, Jack ditawari kembali ke perusahaannya. Kebetulan, perusahaan tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan perusahaan tempat Julia bekerja. Itu sebabnya, kenapa ada Ricky, mantan anak buah Jack, di Xymos. Semula Jack tidak mau. Tapi, Annie, agennya ini, mengingatkan Jack, bahwa programmer nganggur enam bulan itu berarti posisi Jack tidak menguntungkan. Kalo peluang ini ga diambil, dia akan menganggur selamanya.

Ketika akhirnya Jack Forman pergi ke Nevada, tempat pabrik Xymos berada, dia menemukan banyak keanehan. Di antaranya munculnya nanopartikel yang lepas dan menjadi tidak terkendali. Juga segala sesuatu yang ga sinkron. seperti tidak kompaknya kata-kata Ricky dengan kata-kata Mae, ahli biologi mereka atau Chaley, salah satu programmer.

Nah, mulai dari sini berasa aura tegangnya, bagaimana Jack Forman menemukan sarang "makhluk hidup baru" ini, menghadapi mereka dan perasaan mereka ketika rekan kerja mereka ada yang mati dan berkhianat.

Pendapat Bunda

Sepuluh tahun lalu, Bunda terkagum-kagum ketika membaca ini dan memberikan lima bintang untuk buku ini. Karena, meski PREY ini novel, fiksi, Michael Crichton menulis berdasarkan riset, sehingga seluruh alur di sini berasa nyata, membuat kita berpikir bahwa bisa saja ini terjadi. Yeah. Mungkin saja.

Nah, sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk bisa mengubah cara berpikir Bunda. Kali ini Bunda ngasih empat bintang jadinya. Meski belum masuk ke angka ribuan jumlah buku yang Bunda baca, beberapa buku yang Bunda baca telah mengubah cara Bunda berpikir. Termasuk cara mengapresiasi apa yang Bunda baca.

Dulu mungkin, karya yang katanya cemen, tetap akan Bunda bilang bagus. Sekarang, Bunda sudah punya banyak pembanding. Atau, sekarang, Bunda sudah punya cara pandang yang baru, sehingga bisa melihat mana yang efisien atau nggak, mana yang terlalu bertele-tele di dalam sebuah cerita.
Iya, kurang lebih seperti itu.

Memang ada bagian-bagian yang tidak tertebak, tapi lebih banyak bagian-bagian yang mudah ditebak, cuma pembaca tetep digiring supaya ga tahu. Padahal kebaca jelas, kok, bisa ditebak. Untuk bagian-bagian yang ga tertebak, Bunda acungi jempol. Keren!

Lalu, apa yang membuat Bunda terpaksa menurunkan rate dari lima ke empat? Di bagian ending atau penutupnya, dibuat kesimpulan yang sebetulnya sudah bisa ditebak oleh pembaca sejak pertengahan jalan cerita. Semua "teka-teki" sudah bisa dirangkai sendiri oleh pembaca. Nah, sebetulnya, oke-oke aja, sih, bikin kesimpulan. Tapi sepertinya memang harus dengan cara lain yang tidak terduga. Terus terang, endingnya sih udah ketebak kayak gimana. Dan ini bukan karena Bunda udah pernah baca, ya. Jujurly, Bunda udah lupa sama sekali ending ceritanya gimana. Horornya di sebelah mana. De-el-el. Jadi, anggap aja Bunda baru baca.

Untuk semua ketegangan dan jalan cerita, tetap saja, Michael Crichton jagoan Bunda. Empat bintang, layak, lah :D

Oya, ini tentang penulisnya:

Michael Crichton (1942–2008) was one of the most successful novelists of his generation, admired for his meticulous scientific research and fast-paced narrative. He graduated summa cum laude and earned his MD from Harvard Medical School in 1969. His first novel, Odds On (1966), was written under the pseudonym John Lange and was followed by seven more Lange novels. He also wrote as Michael Douglas and Jeffery Hudson. His novel A Case of Need won the Edgar Award in 1969. Popular throughout the world, he has sold more than 200 million books. His novels have been translated into thirty-eight languages, and thirteen have been made into films.



Cheers! Love you both! xoxo
Terusin baca - Prey by Michael Crichton (Posting Bareng November BBI, Thriller-Horror)

25 Nov 2013

No One to Someone - Nina Moran

Judul: No One to Someone
The Story of Gogirl! Magazine and Friends
Penulis: Nina Moran
Penyunting: Nurjannah Intan dan Ikhdah Henny
Perancang sampul: Gogirl!
Pemeriksa aksara: Titish A. K dan Chalida
Penata aksara: Dian Nareswari dan Adfina Fahd
Foto: Arman Yonathan
Make up: Jeinita Ant
Art Direction: Anita Moran
Diterbitkan oleh: Penerbit B First (kelompok Bentang Pustaka)
Jumlah halaman: x + 194 hlm; 20 cm
ISBN: 978-602-8864-82-4
Genre: Kehidupan, Inspiratif
Status: Punya, beli di bukabuku, edisi bertanda tangan





"What if, we can actually make it work?
What if it can actually come true?"
Gogirl! lahir dari pertanyaan di atas yang terus menerus dipikirkan Nina Moran, Anita Moran, dan Githa Moran. Three sisters yang punya mimpi besar dan kecintaan tinggi terhadap majalah. It was born out full of passion on "maganizism".

Tepat setelah Gogirl! kali pertama terbit, banyak yang meramalkan majalah ini tutup setelah 4 edisi saja. But now, they proved them wrong! Gogirl! berhasil menjadi icon remaja cewek yang creative, smart, and stylish.

Akan tetapi, semua kesuksesan itu tentu saja nggak instan. Buku ini ditulis sebagai bukti bahwa keberhasilan itu kadang cuma terasa semenit. Dan sisanya, penuh dengan pergumulan, kerja keras, kesedihan, air mata, dan kemauan untuk terus maju.

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Entah karena Bunda sempat sakit pekan lalu, entah karena semangat setelah mudik ke blog masih terbawa, Bunda tumben banget jadi agak cepat bacanya. Cepat di sini bukan berarti satu buku sehari, ya. Nggak. Itu masih jauh dari harapan. Paling nggak, 3 hari ada yang kelar satu buku. Yang Bunda mau review ini. Hihihi.

Lah, kan halamannya dikit, Bun?

Itu dia. Mau halamannya sedikit, kalo kecepatan baca menurun, tetep aja lamaaa banget kelarnya. Bisa sebulan!

Separah itu, Bun?

Iyaaaaa! Separah ituuuu!

Sekarang separah itu. Sebab, sepulang Bunda dari kantor kan nemenin kalian dulu. Apalagi adek tidurnya malem. Weekend cuci setrika karena kita gak punya bibik. Jadi ya diatur dari situ waktu tersisa buat baca.

Buuuun! Kok malah curhaaaat? Katanya mau review?

Eh. Iya! Maaf... Ayok, balik lagi... Mari kita balik ke review...

Buku ini bercerita tentang petualangan pengalaman ibu Nina Moran, ibu Anita Moran, dan ibu Githa Moran sewaktu membangun Gogirl!.

Bunda udah pernah dengar ceritanya, sih, dulu ibu Nina Moran pernah diwawancara oleh Farhan di sebuah stasiun tv swasta. Nah, waktu itu memang nggak cerita sedihnya yang diceritain. Lebih ke motivasi, tujuan, dll sih. Tapi ya Bunda senang aja menyimaknya.

Apalagi ternyata, ibu Nina Moran mau bercerita lewat buku. Yang Bunda kaget, semua dikupas tuntas sampai sedetail mungkin. Mulai dari awal mula ibu Nina iseng bikin business plan yang ketahuan oleh ayah mereka. Terus waktu akhirnya muncul keputusan merealisasikan majalah ini. Gimana ibu Nina mulai mencari dana yang dibutuhkan. Semuanya bikin Bunda menahan napas. Ya ampun... Majalah yang Bunda kagumi ini, ternyata kelahirannya begitu berat dan sulit...

Kenapa Bunda kaget dengan detail cerita di dalamnya? Sebab, nggak semua perusahaan mau cerita sampai sedetail ini. Nggak semua perusahaan mau cerita susahnya mereka. Jadi yang mau diperlihatkan sukanya aja. Nah, ibu Nina beda. Dia bahkan berani "bongkar aib" untuk cerita kalo dia sendiri yang ngebungkusin semua merchandise ketika pihak percetakan yang seharusnya mengerjakan nggak mau mengerjakan.


Salah satu masalah antara lain, susahnya dapat iklan, karena mereka masih baru dan belum dikenal pasar. Belum lagi cibiran orang-orang, terutama yang sudah bergerak terlebih dahulu di dunia permajalahan. Atau, ketidak cocokan dengan percetakan.

Bayangin aja, setelah majalah didistribusikan ke pasar dan sampai ke konsumen, ternyata majalahnya lepas semua. Ini emang karena percetakan sedang bereksperimen dengan jenis lem baru yang ternyata nggak kuat, tapi sayangnya mereka nggak mau mengganti.

Belum lagi soal merchandise yang adaaaa aja ributnya. Duh!

Meski Bunda nggak ikut nangis pas baca pengalaman ibu Nina, tapi Bunda bisa bayangkan gimana beratnya perjuangan mereka sehingga Gogirl! bisa sebesar sekarang. Dan yang bikin Bunda envy adalah mereka bertiga begitu kompak. Belum lagi dukungan pacar masing-masing (yang sekarang sudah jadi suami masing-masing) dan keluarganya. Juga dukungan ibu dan ayah mereka yang begitu dahsyat. 

Yang jelas, buku ini bercerita tentang kekuatan tekad, kekuatan kekompakan, dan kekuatan cinta serta dukungan keluarga itu memang penting dalam memulai usaha. Di buku juga diceritakan, bahwa mereka sekarang "senang", sebetulnya karena hasil kerja keras mereka yang yah, begitu menguras tenaga, air mata, emosi, dan lain-lain. Intinya, yang namanya bisnis itu susah. Bukan nakut-nakutin. Tapi, di dunia bisnis, cuma yang kuat yang maju. Kuat di sini bukan kuat nyewa preman buat "membunuh" usaha-usaha lain. Tapi kuat keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan akan membantu.

Bunda jadi teringat, mantan pacar Bunda dulu pernah bilang, bahwa di dalam hadits dikatakan, "dari 12 pintu rejeki, 11 di antaranya adalah berniaga". Dan bisnis adalah berniaga. Ada 11 pintu rejeki, lhoooo!

Terus, Bunda jadinya mau mulai berbisnis atau gimana?

#terpekur

Yang jelas, selain mengenai kerja keras, tahan bantingan dan lain-lain, kreativitas juga diperlukan dalam berbisnis. Juga melihat sebuah peluang dan bagaimana memanfaatkan peluang itu. #lirikatasanBunda :P

Nah, sejauh ini, sih, Bunda yang memang langganan Gogirl! dan fans berat ketiga pendirinya, tentu buku ini wajib punya. Eh, Bunda termasuk Gogirl! Tribe, bukan, yaaa... hihihi... masa ibu-ibu kok, bacanya Gogirl! Yah, soalnya, sewaktu Bunda belum menikah dulu, nggak ada majalah sekeren ini. Yang bisa kasih informasi fashion (meski ga mengubah Bunda jadi fashionista juga, sih), tentang self education, make up, pengetahuan umum, psikologi, lingkungan hidup bahkan sampai political views kayaknya cuma Gogirl!. Jadi, yah, dimaklum aja, deh, kalo Bunda ikut-ikutan kayak abege baca beginian :D

Sayangnya, ada beberapa "masalah" yang bikin Bunda agak gimanaaa gitu sama buku ini.

Pertama, bahasanya yang campur aduk. Memang, sih, Bunda jadi belajar bahasa Inggris juga dengan bahasa campuran macam begini. Kadang emang ga nyampe kalo ditulis dalam bahasa Indonesia. Tapi, ya, tetep aja. Rasanya aneh. Terutama, untuk wawancara dengan ibu Dian Noeh Abubakar, kalo ga salah. Yah, jadi berasa baca Vickytisasi gitu deh.

Apa itu Vickytisasi? Jadi, pernah ada di sini, di negeri ini, seleb yang memalukan sok-sok nginggris gitu yang bikin jijay bajay. Nah, walau pun misalnya memang ibu Dian ini bicaranya begitu, sebaiknya sih, penyunting bisa membantu dengan menyunting bahasanya biar enak dibaca. Iya, jatuhnya jadi kurang enak dibaca. Bunda sih, sudah terbiasa dengan bahasa campuran khas Gogirl! Tapi, untuk yang bagian wawancara itu tadi, agak terbaca kampungan. Maaf, ya... Sayang aja, sih. Mending sama penyuntingnya disunting atau dipilihin kalimat yang lebih nyaman untuk dibaca. Karena itulah guna penyunting a.k.a editor... ^_^

Kedua, untuk foto. Bunda tahu, warna merah ikut mendominasi hitam putih yang jadi warna buku ini. Tapi, kalo foto hitam putih ikut ditambahin warna merah, rasanya aneh. Sepia bukan. Black and white bukan, terus pewarnaan merahnya bikin mata kurang nyaman.

Itu aja, sih, komplen Bunda. Yang lainnya tetep inspiring dan khas Gogirl!

Jadi, bintang 3 kayaknya layak, ya...

sebagian merchandise dari majalah Gogirl! yang Bunda punya :D

Ini dia penulisnya:
 
Nina Moran is a media entrepreneur in Indonesia. Together with her sisters Anita Moran and Githa Moran published a monthly teen magazine in 2004 called Gogirl! The name is not a typo, it's meant to be that way so that it can be registered in Indonesian copyright office yet still sounded the same.

The magazine that they published was once predicted to survived only 4 editions. They had to fight all critics that said that they will not be able to compete with other magazines that was produced by other and larger media companies.

Right now, Gogirl! is not only successful but also thriving. By now they also have e-magazine, video channel, website, online mall, etc.

Aside from building her company, Nina Moran has a passion for teaching and writing. Since she was 24, despite her young age, she had been invited to speak about marketing strategies, strategic management, entrepreneurship, and self developments.

Her first book is "No One To Someone, The Story of Gogirl! Magazine and Friend", or the way she calls it; The NTS book. Like the tittle suggest, it is her story of building Gogirl! Magazine. The funny thing is, although Nina Moran always wanted to write a book, but she imagined she'd write books on business strategies or life strategies. She never thought of a semi-autobiography like The NTS book.

Needless to say, The NTS book will not be the only book she writes.


Oke. Bunda mau pulang dulu, ya... Sampai ketemu di rumah!

Cheers! Love you both! xoxo

Terusin baca - No One to Someone - Nina Moran

16 Nov 2013

#5BukuDalamHidupku - Someday






Someday when we are wiser,
When the world's older,
When we have learned.
I pray someday we may yet live to live and let live.
Someday life will be fairer,
Need will be rarer
Greed will not pay.
God speed this bright millennium on its way.
Let it come someday.
Someday our fight will be won then,
We'll stand in the sun then,
That bright afternoon.
Till then, on days when the sun is gone,
We'll hang on,
Wish upon the moon.
There are some days dark and bitter
Seems we haven't got a prayer
But a prayer for something better
Is the one thing we all share

(Someday - All 4 One/Mariah Carey)

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Ini adalah hari terakhir dari serangkaian proyek mudik bareng ke blog sendiri. Terima kasih untuk om @irwanbajang atas ide dan kesempatannya. Sekali lagi, motivasi Bunda ikut ini bukan untuk dapat hadiah, walau, yeah, kalo dapet hadiah seneng banget, ye... Tapi, Bunda ingin berbagi, bahwa ada banyak buku yang Bunda baca telah mengubah hidup Bunda.

Bunda sengaja memilih buku ini untuk menutup serangkaian proses mudik bareng ini. Sejak awal, Bunda nggak tahu gimana caranya bisa bikin review komedi dari semua buku yang Bunda baca. Termasuk, nggak bisa bikin cerita komedi untuk kisah buku-buku Bunda. Jadi, Bunda minta maaf kalo asli garing. Hawhaw...

Nah.. yuk, kita mulai...

Begini. Sejak banyak orang curiga dengan perkembangan Kakak Ilman di usia dua tahun, seperti nggak menyahut ketika dipanggil, belum bisa berbicara alias masih bubbling, nggak berkomunikasi dua arah, menyendiri, dan lain-lain, Bunda makin defensif dan over protective ke Kakak. Bunda menyangkal kalo memang ada sesuatu yang harus dicurigai atas "unresponsive"-nya Kakak.

Kenapa Bunda menyangkal? Sebab, kalo sama Bunda, Kakak mau bertatapan mata. Kalo Bunda panggil, Kakak mau lihat Bunda. Karena Bunda baru pertama kali punya anak, jadi menurut Bunda, ga ada masalah dengan Kakak. Bunda marah sekali pada papa yang berkali-kali membujuk Bunda untuk memeriksakan Kakak.

Sampai suatu ketika, Bunda baca artikel mengenai anak autis yang terlambat ditangani. Makan waktu lebih lama untuk memperbaiki keadaan. Dan itu karena kesalahan orangtuanya yang "denial". Waktu itu, Bunda menangis. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Kakak dan itu karena Bunda sibuk denial, maka Bunda-lah yang patut disalahkan.

Maka, Bunda memberanikan diri membawa Kakak ke ahli tumbuh kembang. Kaget banget Bunda. Ternyata, untuk biaya observasi, terapi okupasi, terapi wicara dan terapi perilaku butuh biaya yang sangat besar. Waktu itu, Bunda dan papa nggak punya uang sebanyak itu untuk perilaku. Akhirnya, Bunda berusaha mencari tempat lain yang bisa dijangkau dengan harga lebih murah.

Sampai akhirnya, Bunda ketemu dengan sekolah tempat Kakak bersekolah sekarang. Sampai akhirnya, Bunda tahu bahwa diagnosa Kakak bukan sekadar "speech delayed". Bunda akhirnya tahu, bahwa speech delayed itu gejala dari salah satu ciri-ciri anak berkebutuhan khusus. Sekitar dua tahun lalu, setelah Kakak diperiksa secara intensif oleh salah satu psikiater dari RSHS, Kakak didiagnosa asperger.

Ini PR besar untuk Bunda juga papa. Karena kami berdua buta dan minim pengetahuan mengenai asperger. Ditambah lagi, kami harus menghadapi keseharian kami dengan Kakak yang seringkali tak terduga. Jangan salah. Kakak Ilman amazing banget. Seperti mampu menghafal nursery rhymes "This Old Man" yang panjang itu dan kata-kata berima yang bahkan Bunda aja butuh waktu lama untuk menghafalnya. Kakak melakukannya dalam waktu sebentar. Kakak juga mencoreti dinding dengan bagian-bagian lirik untuk membantu menghafal. Dan itu terjadi di usia kakak yang kelima tahun.

Kakak Ilman bahkan membuat takjub bu guru Kakak di TK Sarijadi, karena di hari kedua Kakak bersekolah, Kakak langsung menyusun balok huruf menjadi sebuah kalimat: T - H - I - S - O - L - D - M - A - N. Masih banyak hal-hal menakjubkan lain yang selalu membuat kami terpana. Kakak sudah kenal dengan mesin pencari bernama Google sejak usia 2 tahun. Kakak bahkan mengetik SMS berbunyi "EVERYTHING", "BONGKAR", "BENTO", dll di usia 2 tahun. Kakak sudah bisa mengetik semua kata di komputer, di usia 3 tahun.

Di sisi lain, kami terkadang lelah kalo harus menghadapi Kakak yang tantrum. Energi Kakak luar biasa sekali kalo sedang tantrum, mengingat usia Kakak masih batita.

Yang Bunda takutkan adalah... Bunda nggak mampu membimbing dan mendidik Kakak sehingga Kakak bisa menjadi orang yang bisa memanfaatkan potensi Kakak. Padahal, dengan seluruh energi dan cara berpikir Kakak, Bunda yakin, Kakak bisa menjadi agen perubahan bagi dunia menjadi lebih baik.

Nah, ketika baca buku ini, Bunda belajar bagaimana mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Bunda belajar untuk tidak memaksakan kehendak supaya Bunda dimengerti oleh orang lain. Bunda  belajar, bahwa orang-orang cenderung punya pendapat sendiri dan terkadang sok tahu. Untuk bisa tahu perasaan orang lain, kita memang harus bisa merasakan berdiri di sepatu orang lain. Kalo nggak salah, peribahasa dalam bahasa Inggrisnya tuh, "standing on other's shoes".
 
Sehingga, Bunda tahu, bahwa apa pun keadaan Kakak Ilman, Kakak adalah anugerah untuk Bunda. Untuk papa. Untuk eyang. Untuk adek Zidan. Untuk semesta. Kami diminta untuk mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Sulitnya komunikasi dengan Kakak membuat kami berusaha untuk mencari alternatif cara lain berkomunikasi, sehingga sekarang, komunikasi dengan Kakak lebih mudah.

Dengan kehadiran Kakak Ilman di kehidupan kami, justru membuka cakrawala kami. Bahwa Allah menciptakan manusia secara unik. Kita aja ga pernah tahu. Sejak Bunda mulai terbiasa dengan titel ibu dengan anak berkebutuhan khusus, Bunda belajar mensyukuri segala sesuatu mulai dari hal yang paling tampak sepele. Bunda belajar mengagumi kebesaran Allah, melalui hal paling kecil semisal debu. 

Buku apa yang membawa perubahan paling besar dalam hidup Bunda?

Judul: Letters to Sam - Pelajaran dari Seorang Kakek tentang Cinta, Kehilangan, dan Anugerah Hidup
Penulis: Daniel Gottlieb
Penerjemah: Windy Ariestanty
Editor: Ninus D. Andarnuswari
Proofreader: Christian Simamora
Penata Letak: Nopianto Ricaesar
Desain Sampul: Dwi Annisa Anindhika
Diterbitkan oleh: GagasMedia
Cetakan kedua, 2011
Jumlah halaman: xiv + 218 hlm; 14 x 20 cm
ISBN 979-780-510-7
Nonfiksi/Memoar
 
Reviewnya bisa dilihat di sini


Quote favorit Bunda yang juga nasihat untuk Kakak Ilman adalah:
“Aku berharap kau sanggup mengubah kemarahanmu menjadi energi untuk berjuang demi keadilan bagi orang lain” —Daniel Gotlieb
Terima kasih, Kakak Ilman. Terima kasih, Adik Zidan. Lewat kalian, Bunda belajar bersyukur dan melihat dunia lebih baik.

Bunda mengakhiri proyek mudik Bunda dengan ucapan: Alhamdulillaahirabbil'alamiin...

*Ditulis dalam rangka mudik ke blog sendiri yang digagas oleh @irwanbajang. Syarat dan ketentuan ada di blog penggagas. Makasih, om Irwan!
 
Cheers! Love you both,
Terusin baca - #5BukuDalamHidupku - Someday

15 Nov 2013

#5BukuDalamHidupku - Looking Through The Eyes of Love


Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Nggak terasa sudah hari keempat Bunda ikut proyek mudik bareng ke blog sendiri. Semoga besok bisa bertahan. Sayang, kan, tinggal sehari lagi.

Kok, nadanya kayak udah mulai jenuh, ya? Sebetulnya bukan jenuh. Hanya saja, konsentrasi jadi terbelah ke mana-mana padahal ada deadline. Bingung mau nentuin mana duluan yang harus dikerjakan. Hiks. It's so me. Hiks (lagi)

Di hari ketiga ini, Bunda pengen cerita tentang sebuah buku bergenre young adult - romance yang sempat membuat Bunda mabuk kepayang.

Awalnya iseng aja, ngajakin tante Alvina baca bareng. Terus ternyata, tante Desty dan tante Putri juga ikutan. Jadi, teman-teman Spank Club minimal sudah pernah baca ini. Entah dengan pak presnya. Hihihi...

Sekarang, Bunda ngerti, kenapa buku ini dapat nominasi penghargaan di Goodreads. Sedang menanti vote. Bunda juga ngerti, kenapa buku ini banyak dibicarakan orang.

Genre romance, young adult, udah jelas, dong, arahannya ke mana? Pastinya tentang sepasang remaja yang saling jatuh cinta. Gitu, kan? Iya, memang tentang jatuh cinta yang kayak begitu, kok. Terus, jatuh cinta itu umumnya standar, gitu-gitu aja. Ada yang akhirnya pacaran, ada yang nggak. Iya, memang kayak begitu.

Terus, apa bedanya dengan cerita romance - young adult lainnya?

Bunda nggak tahu. Karena Bunda belum punya pembanding. Atau dibandingkan dengan salah satu novel romance - young adult lain kayak Anna and the French Kiss juga ga sebanding, sih. Ceritanya mungkin boleh klise. Ide ceritanya mungkin nggak asing.

Tapi yang membuat Bunda suka adalah meski tentang jatuh cinta, karakter yang ada di dalamnya membuat Bunda terpikat. Sangat terpikat. Dan asal kalian tahu, Bunda sadar bahwa Bunda pernah mengalami masa-masa mabuk kepayang.

Kalian perlu tahu sesuatu. Bunda ini orangnya nggak banci tampil. Benci malah kalo harus terlihat tampil. Itu sebabnya, kadang Bunda malu kalo nama Bunda terpajang di sebuah struktur organisasi, sementara Bunda belum tahu posisi Bunda atau tugas Bunda apa. Yang lebih mengenaskan lagi, Bunda malu kalo Bunda ga pernah berkontribusi apa-apa. Nampang iya, tapi kontribusi nggak ada. Bunda lebih suka bergerak di belakang layar. Lebih banyak orang yang ga tahu kalo itu hasil karya Bunda, lebih baik. Bunda merasa lebih comfortable dengan itu. Cuma emang susahnya, kalo ada yang complaint, mereka jadi ga tahu mesti complaint ke mana :D

Kenapa bisa begitu? Karena, Bunda punya... ummm... masalah dengan percaya diri. Parah banget, deh. Jadi ingat sewaktu Bunda pacaran dengan seseorang-yang-bukan-papa-kalian, selama empat tahun, dia bekerja keras mendongkrak Bunda supaya Bunda bisa semakin pede. Sedikit aja ada prestasi Bunda, dia kasih pujian. Anehnya, pujian itu malah bikin Bunda terpuruk. Bunda malah merasa itu adalah sarkasme. Parah banget ya?

Memang, sih, setelah menikah dan punya anak, masalah ga percaya diri ini seperti terabaikan. Mungkin karena Bunda punya banyak kesibukan, jadi nggak sempet lagi terlihat minder. Padahal, setiap ngobrol sama seorang sahabat Bunda, si pakde, mesti keluar ga pedenya. Bahkan ngobrol dengan papa pun, mesti ga keluar ga pedenya. Mesti curhat yang ujung-ujungnya "menjatuhkan" diri Bunda sendiri. What the heck is it?

Awal tahun ini pun, ketika Bunda dekat dengan seseorang, dan entah kenapa, bisa keluar tuh "menjatuhkan" diri di depan dia, sampai dia berkomentar, "kamu itu kok, nggak ngajeni?"

Jedang.
Mampus.

Berita buruknya sih, sayangnya dengan seseorang ini udah nggak dekat lagi. Mungkin beliau sudah ga peduli lagi #iyainicurhat

Balik lagi ke masalah ga percaya diri. Meski di luaran Bunda keliatan banci tampil atau apa aja, terkadang faktor-faktor orang dekat lah yang bikin rasa percaya diri Bunda jatuh, hancur berkeping-keping. 

Lalu, Bunda baca buku ini. Di sana karakter cowok pernah bilang dalam hati, kalo si cewek kayak pengen tetep terlihat jelek.

Jleb.

Nggak pernah dipuji cantik bukan berarti jelek, lho. Sekalinya dipuji cantik tuh, bukan berarti sarkasme. Meski 99 dari 100 orang bilang ga cantik, pasti ada 1 orang yang bilang cantik. Hehe.

Nah, dari situlah, Bunda "bangkit". It's not about the way people look at you. It's about how you look into yourself. No matter how people see or treat you, if you respect yourself, you're a great person.

Satu lagi. Bunda belajar dari buku ini, kalo berharap punya anak yang menghormati dan menghargai orang lain, maka anak ini harus dilimpahi kasih sayang yang berawal dari rumah dan orangtuanya. Jadi, kalo kalian bertemu dengan anak yang ga bisa menghormati atau menghargai orang lain, kasihanilah. Mungkin dia nggak pernah tahu rasanya dihormati dan dihargai.  Mungkin di rumahnya dia ga pernah dapat itu semua...

Selama baca buku ini, Bunda selalu terngiang lagu Looking through the Eyes of Love - Nikka Costa:

Please, don't let this feeling end
It's everything I am
Everything I wanna be
I can see what's mine now
Finding out what's true
Since I've found you...
Looking through the eyes of love...
 
Buku itu adalah...


Judul: Eleanor & Park
Penulis: Rainbow Rowell
Diterbitkan 12 April 2012
Penerbit: Orion
ISBN13: 978-1409-116-332
E-book
Jumlah halaman: 329 halaman
Genre: Fiksi Kontemporer, Romance, Young Adult
Status: Punya. Trus lagi pre-order juga di Bookdepository, seperti diceritakan di sini 
 
Reviewnya bisa dilihat di sini.
 
*Ditulis dalam rangka mudik ke blog sendiri yang digagas oleh @irwanbajang. Syarat dan ketentuan ada di blog penggagas.
 
Cheers! Love you both,
 
Terusin baca - #5BukuDalamHidupku - Looking Through The Eyes of Love

[BBI Goes to IRF] Blinkie Button BBI Goes to IRF



Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Nggak kerasa, sudah H-23 menuju IRF 2013. Supaya gaung dan semangat menuju "BBI Goes to IRF" terpelihara, Bunda dimintain bantuan oleh tim publikasi, dalam hal ini tante A.s Dewi buat bikinin button. Tadinya sih  ga kepikir bikin blinkie, maunya button still image aja. Eh, tau-tau gitu aja deh jadi si blinkie. Muhaha.

Teman-teman Bunda pengen pasang juga? Silakan copas link di bawah ini, ya, buat dipasang di blog masing-masing...




 

Cara pasangnya mudah.
Kalo untuk di Blogspot:
1. Buka Dashboard di tab kiri ada Layout > Add Gadget > Add HTML/Java Script
2. Paste script code yang udah dicopy dari tempat di atas.
3. Boleh kasih title, misalnya "BBI Goes to IRF"
4. Klik Save
5. Klik Save Arrangement
6. Selesai

Kalo untuk di Wordpress:
1. Buka Dashboard, di tab kiri cari Appearance/Widgets
2. Drag and Drop "Text" dari Available Widgets di sebelah kiri ke bagian kanan.
3. Copy paste kode script ke dalam widget
4. Klik Save
5. Selesai

Makasih untuk tante Melisa Surga Bukuku atas tutorial pemasangan button di Wordpress ^_^

Oke, sekian pengumuman dari Bunda. Selamat memasang button. Ayo, sebarkan semangat BBI Goes to IRF di blog kalian!

Cheers! Love you both,


Terusin baca - [BBI Goes to IRF] Blinkie Button BBI Goes to IRF

14 Nov 2013

Curhatan Emak-emak dalam Komik - Mamomics

Judul: Curhatan Emak-emak dalam Komik
Penulis: Mamomics
Penyunting: Juliagar R. N
Ilustrator: Mamomics
Penata Letak: Andipa Sandy
Desain cover: Ticks
Diterbitkan pertama kali oleh: Anak Kita
Paperbacks, 116 halaman
Cetakan pertama: 2013
ISBN: 978-602-286-002-0
Genre: Parenting, Komik, Aktual, Spiritual
Status: punya. Beli di buku-plus
Harga: IDR 27.700 belum sama ongkir


Mereka bisa membuat ruangan yang sudah rapi, jadi berantakan dalam sekejap.

Mereka punya keingintahuan besar yang membuat orang dewasa kagum.

Mereka punya daya imajinasi yang liar dan bebas, juga kepolosan yang bikin tercengang.

Mereka punya 1001 tingkah ajaib yang membuat hari-hari para emak jauh dari yang namanya bosan.

Inilah cerita hari-hari para emak bersama tingkah laku anak-anak mereka, si "monster kecil" dengan sejuta pesona.

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Rekor, loh! Bunda berhasil baca satu buku dalam waktu sekejap tadi malam! Padahal jumlah halamannya lumayan di atas 100. 116 kurang lebih. Hihi. Soalnya dalam bentuk komik, sih. Yeah! Kasih standing applause, dong, ke Bunda, karena berhasil kelarin baca buku sebentar. Komik aja biasanya berhari-hari, kan... Biasa sih. Ditinggal tidur.

Bunda tertarik baca buku ini bukan karena komik semata. Bukan juga karena Bunda kebetulan "kenal" dengan salah satu dua komikus di dalamnya. Tapi memang karena komik yang mereka buat terinspirasi dari anak-anak mereka sendiri. Semacam curhat yang dibuat dalam bentuk komik. Apa yang bikin menarik? Karena disampaikan dalam bentuk gambar. 

Menurut seorang praktisi pendidikan seni rupa untuk anak-anak yang Bunda kebetulan kenal juga (karena Bunda pernah ikut jadi salah satu fasilitator di klub bermain miliknya), ibu Luna Setiati, bahasa rupa atau bahasa gambar itu lebih mudah dicerna dan mampu bercerita banyak daripada teks. Jadi, kalo mau memperkenalkan membaca pada anak, kenalkan dengan buku-buku minim teks yang gambarnya maksimal. 

Sebentar. Bunda kok malah bahas teori belajar membaca, sih? 

Ayo, balik ke tujuan semula!

Yah, intinya, curhat dalam bentuk gambar itu ga bisa bertele-tele mainin kata-kata. Sedikit kata-kata tapi berbicara banyak. Begitu, deh, kurang lebih. Makanya, ketika baca setiap halaman di buku ini, feel-nya dapet. Bunda bisa ngakak terpingkal-pingkal. Sekaligus terharu. Nangis, bisa juga, karena terharu.

Ada lah empat orang emak-emak dan satu orang gadis yang doyan curhat lewat komik. Mereka suka curhat di facebook mereka, kejadian sehari-hari dengan anak-anak mereka. 
Kita bahas satu persatu, ya...

1. Andriani Suryansyah
Karya ibu dua anak cowok ini, di keseluruhan judul, ceritanya bikin ngakak semua.
Baik ibu maupun kedua anaknya sama-sama kocak. Ini Bunda ambil dari facebook Mamomics aja, ya... hehe...












See? Kocak semua, kan? X)) Itu baru seprintil. Masih banyaaaak lagi di komik ini... :D

2. Dyah Dydy
Ibu dua anak ini tinggal di Amerika. Kalo lihat gambarnya, duh... Rasanya Bunda jadi pengen di rumah aja, menikmati imajinasi kalian. Tapi gimana. Saat-saat ini, Bunda masih harus kerja di kantor.







3. Dyotami Febriani
Nah, ini salah satu komikus yang tadi Bunda bilang, Bunda "kenal". Kenal akrab di dunia maya, sih, dari jaman dulu masih di Multiply. Pssst! Bunda fans berat uwak Dyo ini, lho! Sebab, dulu, Bunda suka baca nomik (novel komik) terbitan DAR! Mizan yang novelnya ditulis oleh uwak Ali Muakhir sementara bagian komiknya dibuat oleh uwak Dyo. Uh! Keren banget! Uwak Dyo pernah bikin Bunda mimpi jadi komikus. Mimpi doang. Belajar nggambarnya ga pernah. #mintadigetok

Dulu sewaktu di Multiply, uwak Dyo suka sharing tentang Ziya, seumuran kakak Ilman, kalo ga salah. Eh, di atas kakak Ilman, ding. Bunda juga suka sharing tentang kakak Ilman di Multiply. Nah, karena inilah jadi "akrab". Trus, karena Multiply bubar, ya gitu, deh. Nyaris putus komunikasi. Tapi ketemu sih, di pesbuk. Hihihi.. 

Kalo bacain status-status uwak Dyo sewaktu dia hamil si kembar Aji dan Magi, keknya seru. Padahal, yang dulu pengen hamil anak kembar tuh Bunda. Lah, yang dapet anak kembarnya malah uwak Dyo. Alhamdulillaah... :D

Ini salah sekian karya uwak Dyo di komik ini



Kebayang ribet dan serunya punya anak kembar X))
Di bagian jurnal uwak Dyo juga ada yang bikin Bunda menitikkan air mata. Yaitu waktu salah satu dari si kembar demam. Hiks...

4. Harlia Hasjim a.k.a Ibu Ranger
Beliau ini Bunda udah "kenal" lamaaa banget dari jaman Multiply juga, tapi baru berinteraksi beberapa bulan lalu karena pesan kaos Totoro ke beliau :D
Bunda termasuk fans berat si abang yang keren. Ngefans juga sama ibunya, sih. Ini salah satu karyanya di buku ini


5. Lia Hartati
Kalo dia ini, karena belum berkeluarga, jadi bercerita tentang pengalaman keluarga orang lain. Bikin ngakak juga. Yang paling bikin ngakak sih sebetulnya baca profilnya. Ngakunya suka banget nggambar cowok pake celemek sambil ngegendong anak. Nggak ada kesan melambai, melainkan tampak macho. IH! ITU SIH IYA BANGET! Bunda paling suka lihat pria gendong anak. Bunda paling suka lihat Kimutaku lagi gendong anak. Serius! Loh! Kok, bawa-bawa Kimutaku? Maksudnya, kalo pemandangan papa gendong anak sih emang biasa, walau di hati berbunga-bunga liyatnya... Uhuk! Apalagi kalo lihat dia mengerjakan pekerjaan rumah. Uh! Gitu, deh! :P

Tentu saja, tingkah anak-anak itu memang sering bikin kesal, tapi di lain waktu, bikin ketawa. Bener juga, sih. Selama ini, Bunda belum pernah merasa bosan sejak kehadiran papa lalu ada kalian berdua. Meski kadang kalian tuh suka bikin tensi naik alias esmoni, tapi di sisi lain, kalian adalah penyejuk hati Bunda. Sumber semangat Bunda. Sumber inspirasi Bunda. Bunda memang bukan ibu yang sempurna, tapi Bunda, sama seperti ibu-ibu yang ada di dunia ini, sangat mencintai anak-anaknya. 

Komik ini nggak cuma mengajari banyak hal atau mengajak menertawai diri sendiri melihat tingkah laku "perwakilan" anak-anak di dunia. Buku ini berhasil mengajak Bunda bersyukur atas semua yang Bunda miliki, termasuk kalian berdua juga papa. Buku ini juga berhasil mengajak Bunda membuka wawasan, bukan cuma kalian anak-anak yang heboh. Anak-anak memang pada dasarnya heboh dan itu normal. Alaminya anak-anak. 

Karena Bunda pesan buku ini pas pre-order, Bunda dapat hadiah stiker.

 
Oya. Buku ini jadi rebutan Bunda dan papa, lho! Setelah Bunda berhasil menyampulinya dulu, Bunda langsung kasih ke papa, biar papa baca duluan. IH! Ga sampai lima menit, papa selesai bacanya. Huhuhu... I envy you, papaaa... Bunda butuh 30 menit buat beresin baca... :(


Kesimpulannya, sih... Ilmu parenting itu nggak melulu harus teori pakar. Ilmu parenting bisa dibagi oleh semua orang yang mengalami menjadi orangtua dengan keseharian mereka menjadi orangtua. Berbagi pengalaman menjadi orangtua itu juga ilmu parenting. Dan ilmu parenting juga ga melulu harus dituangkan dalam bentuk teks. Komik seperti yang dibuat Mamomics ini terbilang unik tapi jleb. "Pesan"nya sampai.

Tentu saja, Bunda suka buku ini. Nggak salah, kan, kalo Bunda sematkan empat bintang untuk Mamomics edisi pertama ini? Bunda doakan, ada Mamomics edisi kedua dan seterusnya. Ada yang Bunda tunggu. Karya Uwak Sheila Rooswita belum masuk, nih ^_^


Nah, Kakak Ilman dan Adik Zidan... makasih, ya... udah jadi inspirasi Bunda. Memang nggak mudah untuk ga marah-marah kalo kalian ngeselin. Setiap hari, Bunda belajar dari kalian... Doakan, Bunda dan papa selalu mampu memperbaiki diri dan bisa menjadi orangtua terbaik untuk kalian...

Cheers! Love you both, 
Terusin baca - Curhatan Emak-emak dalam Komik - Mamomics

#5BukuDalamHidupku - Timbunanku...


Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
Wah! Nggak terasa, sudah hari ketiga Bunda ikut proyek ini. Biasanya, blog Bunda biarkan bersarang laba-laba. Ini jadi tiap hari ditengokin. Makasih, om @irwanbajang :D

Motivasi Bunda bukan pada hadiah, walau pun proyek mudik bareng ini berhadiah. Motivasi Bunda adalah untuk tetap menjenguk blog Bunda. Memperhatikan interaksi di sana. Dan terlebih, jadi lebih sering blog walking. Memang menghabiskan waktu. Tapi, berkenalan dengan orang lain lewat tulisan mereka itu bermanfaat, kok ^_^

Kali ini, Bunda mau cerita tentang sebuah buku lain yang mengubah hidup Bunda. Kalo kemarin Bunda cerita tentang berdirinya Spank Club karena beberapa kesamaan di antaranya karena #FiftyUnited dan #BukuBiruLegendaris, kali ini Bunda mau cerita tentang proyek baca bareng setiap bulan.

Sejak setahun lalu, ketika Bunda "ditemukan" oleh Rahib Tanzil, eh, kok sounds wrong, ya?

Oke, Bunda ralat.

Sejak setahun lalu, ketika blog khusus review buku Bunda ditemukan oleh Rahib Tanzil dan masuk ke salah satu daftar blogger buku di Goodreads, link blog buku Bunda ada di sana. Terus, Bunda nanya ke tante Ally, memangnya ada persyaratan tertentu untuk masuk komunitas itu? Karena setahu Bunda, memang tante Ally ada di sana. Bunda nggak tahu kalo kemudian ternyata tante Ally-lah justru salah satu pendiri komunitas ini.

Nah, ketika oleh tante Ally Bunda diundang masuk ke grupnya, betapa takjubnya Bunda. Ternyata grupnya heboh. Memang bukan pertama kalinya Bunda "masuk" ke komunitas bookworm atau kutu buku. Mungkin ini komunitas kedua Bunda ada di dalamnya. Komunitas pertama lebih sinting, apalagi mereka menamai diri mereka adalah "KuBuGil" alias "Kutu Buku Gila". Ada proyek baca bareng juga nulis review. Kadang ada hadiahnya juga. Tapi, seiring dengan ngehe-nya jejaring sosial bernama Multiply (yang sekarang sudah almarhum), komunitas itu pun ikut "mati suri". Kebanyakan masyarakat komunitas ini beralih ke otang (oven tangkring) dan kesibukan masing-masing setelah berkeluarga. Meraih cita-cita dan impian masing-masing. Semoga kelak dibangkitkan kembali dari kematiannya. Bunda kangen dengan komunitas itu.

Sama dengan KuBuGil, komunitas ini juga ada proyek baca bareng dan posting bareng. Dan yeah, hampir semua punya akun di Goodreads. Senang juga kalo bisa ikut proyek baca bareng. Apalagi ternyata, blog Bunda masuk ke agregator komunitas ini. Sehingga, kemungkinan besar, banyak yang tahu blog buku Bunda dari agregator ini. Otomatis, ini juga yang meningkatkan jumlah pengunjung blog Bunda.

Sebetulnya, apa, ya, keuntungan banyaknya jumlah pengunjung blog? Nggak tahu. Cuma seneng aja kalo lihat di statistik, pengunjung blog Bunda meningkat. Hahaha. Ini baru kesenangan pribadi. Keuntungannya sendiri Bunda belum tahu.

Ada satu lagi. Selain masuk ke agregator, ternyata, link postingan Bunda juga suka masuk ke twit komunitas ini. Jadi, ya, siapa tahu memang begitu adanya. Karena baca bareng, posting bareng, masuk agregator terus ditwit, pengunjung blog Bunda bertambah? Nggak tahu juga, sih. Wallaahu 'alaam. Yang penting, Bunda harus rutin produksi tulisan untuk menjamu tamu. Titik.

Hanya sajaaaaa... Komunitas ini seperti mengorek-ngorek kelemahan Bunda paling fatal. Dari sebelum kenal komunitas mana pun, Bunda terkenal tukang menimbun buku. Beli bukunya kapaaan, dibacanya entah kapan. Setelah berada di dalam komunitas ini, Bunda makin nggak berdaya. Terutama dalam hal menimbun buku. Itu sebabnya, kenapa nama blog Bunda: Ketimbun Buku. Karena memang beginilah adanya.

Nah, karena program baca bareng ini bertujuan meluaskan wawasan, terutama sebetulnya karena bacaan Bunda masih satu tema yang sama, otomatis membuat Bunda jadi compulsive buyer. Alasannya karena "Eh, Bunda kan ga punya buku itu? Gimana, dong? Mau ikut baca bareng..." terus, akhirnya beli.

Dari asalnya alasannya begitu, makin lama, makin mudah tergoda. Ada diskon, nitip. Ada yang lagi keluar negeri, nitip. Ada yang lagi di toko buku seken, nitip. Gitu aja terus. Sementara, kemampuan membaca Bunda berbanding terbalik dengan kemampuan membeli. Ini berbahaya sekali sebetulnya. Dan Bunda baru menyadari sekarang ini, setelah menyaksikan timbunan paket buku yang bahkan belum Bunda buka sama sekali. Sigh.

Itu sebabnya, Bunda berhenti ikutan giveaway. Itu sebabnya, Bunda ingin sekali berhenti belanja buku untuk sementara ini. Tapi entahlah. Bunda tuh mudah tergoda. Apalagi kalo baca reviewnya yang rata-rata bagus. Belum lagi godaan kaver buku. Belum lagi godaan sale. Titip menitip. Sigh. Sekali lagi, walau ini bertujuan investasi, tetep aja: BAHAYA.

Meski begitu, karena komunitas inilah, Bunda jadi termotivasi untuk membaca dan menulis reviewnya. Kalo nggak karena komunitas ini, Bunda ga akan tahu ada proyek mudik ke blog sendiri. Kalo nggak karena ada komunitas ini, mungkin blog Bunda bakalan bersarang laba-lama karena ga pernah disentuh. Selalu ada positif dan negatif dari semuanya. Untuk hal positif tinggal ditingkatkan. Untuk hal negatif, harus diperbaiki, kalo perlu ditinggalkan.

Komunitas apakah itu?
Blogger Buku Indonesia.

Ketika komunitas ini mulai "serius" dengan punya struktur organisasi, Bunda malah diajak terlibat di dalamnya. Dan yang bikin Bunda merasa "terhormat", Bunda bahkan dipercaya untuk mengurus sosial medianya. Uhuk. Terharu. Mudah-mudahan, Bunda nggak mengecewakan banyak orang, ya. Memang, sepak terjangnya, sih, terus terang, banyak yang rese. Tapi, itulah hidup. Hahaha. Nggak semua orang menyenangkan, toh :P

Lalu, buku apakah yang kemudian menjadi pengaruh dalam hidup Bunda di kemudian hari, karena keterlibatan Bunda ikut program Posting Bareng?

Judul: Love, Aubrey
Penulis: Suzanne LaFleur
Penerjemah: Ary Nilandari
Penyunting: Khairi Rumantati
Korektor: Herlina Sitorus
Tata Letak: MAB
Cover: Indra Bayu
Cetakan Pertama: Desember 2010
Diterbitkan oleh: M-pop (Kelompok Penerbit Matahati)
Drama/Teen Fiction
ISBN: 602962553-5
5 dari 5 bintang
Reviewnya bisa dibaca di sini

Waktu itu, pollingnya adalah baca bareng buku terbitan Serambi, Matahati, dan lain-lain. Yang tertinggi adalah terbitan Serambi dan tertinggi kedua adalah Matahati. Dan waktu itu Bunda lagi pingin baca buku Aubrey, maka Bunda ambil pilihan kedua dan memang jadinya diposting bareng. Sejak saat itu, Bunda selalu berusaha ikut baca posting bareng, walau pun buku yang dijadikan "seragam" bukan cangkir teh Bunda (maksudnya sih, my cup of tea :P). Posting-nya jarang bareng karena telat melulu :D

Minimal, karena ada acara ini, timbunan (seharusnya) berkurang. Tapi, karena ada program ini juga, terkadang timbunan malah bertambah. Bukunya nambah, yang dibaca makin kurang. Selalu ada dua sisi dalam setiap kehidupan. Tsaaah.

Karena nulis postingan ini, Bunda jadi terpikir sesuatu. Sudah waktunya mulai menghabiskan timbunan dan rajin memelihara blog ini. Dan blog-blog Bunda yang lain. Terima kasih, BBI. I love you a lot.

*Ditulis dalam rangka mudik ke blog sendiri yang digagas oleh @irwanbajang. Syarat dan ketentuan ada di blog penggagas.

Cheers! Love you both, kiddo


Terusin baca - #5BukuDalamHidupku - Timbunanku...

13 Nov 2013

Wishful Wednesday #25


Salam hari Rabu! Salam Wishful Wednesday!

Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...
wuiiih! Bunda melewatkan banyak hari Rabu tanpa posting WW ya... hehehe...
Gara-gara ngobrol ama seseorang yang bilang, dia ga mau mengotori blognya dengan meme, Bunda jadi sempat ikut mogok beberapa waktu. Soalnya, Bunda akui, produksi review Bunda lebih sedikit ketimbang produksi meme. Sungguh mengenaskan sekali... :((

Tapi, gara-gara Bunda baru saja posting review buku ini, Bunda jadi kepingin punya paperback-nya. Nggak masalah, kan, kalo Bunda jadi punya alasan untuk ber-WW lagi?

Ini kedua kalinya Bunda kepingin buku dalam bentuk paperback justru karena udah baca versi e-booknya. Yeah. Because it's worth to collect :D #alesannimbun


Edisi terjemahannya pun sudah ada. Kebetulan yang nerjemahin tante Icha dan diterbitkan oleh Atria. Tapi, Bunda nggak nolak kalo ada yang berbaik hati mau kasih Bunda buku satu ini... :D

Seperti biasa, kalo teman Bunda mau ikutan meme Wishful Wednesday...
  1. Silakan follow blog Books To Share    
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!    
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Cheers! Love you both!
 
Terusin baca - Wishful Wednesday #25

Wonder - R.J Palacio


Judul: Wonder
Penulis: R.J. Palacio
Diterbitkan oleh: Knopf Books for Young Reader, 14 Februari 2012
ISBN: 978-037-589-9881
Jumlah halaman: 314 halaman
Format: e-book
Bahasa: Inggris
Genre: Young Adult, Realistic Fiction, Childrens - Middle Grade, Fiksi Kontemporer, Book Club, Family, Academic, Young Adult - Teen
Status: Punya. Dan pengen punya paperbacknya


I won't describe what I look like. Whatever you're thinking, it's probably worse.
August Pullman was born with a facial deformity that, up until now, has prevented him from going to a mainstream school. Starting 5th grade at Beecher Prep, he wants nothing more than to be treated as an ordinary kid—but his new classmates can’t get past Auggie’s extraordinary face. WONDER, now a #1 New York Times bestseller and included on the Texas Bluebonnet Award master list, begins from Auggie’s point of view, but soon switches to include his classmates, his sister, her boyfriend, and others. These perspectives converge in a portrait of one community’s struggle with empathy, compassion, and acceptance. (dari Goodreads)
Halo, Kakak Ilman dan Adik Zidan...

Sewaktu memutuskan mau baca buku apa untuk #PostBarOkt #Debut BBI, Bunda bingung. Mau baca apa, ya? Sementara buku ini sebetulnya masih masuk ke dalam rak wish list. Tapi, Bunda punya e-booknya. Dan mengingat buku ini banyak mendapat award seperti Carnegie Medal in Literature Nominee (2013), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Medalist (2013), NAIBA Book of the Year for Middle Readers (2012), Waterstones Children's Book Prize (2013),  
rasanya pantas-pantas aja Bunda menempatkan buku ini untuk posting bareng.

Lalu Bunda mulai baca. Sayangnya, nggak seperti yang diperkirakan. Adaaaa aja distraksi yang membuat Bunda lama banget menyelesaikan baca buku ini. Jadi semakin mempertanyakan kemampuan Bunda dalam membaca sepanjang tahun ini. Turunnya kok makin mengenaskan begini, ya? #iyainicurhat

Oke, seperti kata sinopsis di atas, buku ini bercerita tentang August Pullman atau Auggie, yang mengalami deformed face sejak lahir. Walau sudah dilakukan banyak operasi untuk memperbaiki bentuk wajahnya, tetap saja dia mirip alien. Membuat semua orang yang melihatnya pertama kali takut. Dan buku ini bercerita tentang pengalaman Auggie memasuki middle school, yang mana ini pertama kalinya Auggie masuk ke sekolah resmi. Sekolah di mana ada gedung berisikan ruang kelas, auditorium, laboratorium, loker, kantin, guru, kepala sekolah, teman-teman sekelas, dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Auggie bersekolah di rumah alias home schooling. Ibunya yang menjadi gurunya. Auggie terpaksa home schooling karena jadwal operasinya yang memakan waktu sekolah. Meski begitu, Auggie bukan anak yang bodoh. Dia bahkan tertarik pada science subject.

Sebagai anak dengan deformed face, tentu dia mengalami banyak hal. Terutama reaksi orang-orang sekitar setiap melihat wajahnya. Dan Auggie sebetulnya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Tepatnya, dia berusaha membiasakan diri. Auggie punya kakak, ibu, dan ayah yang sayang padanya. Dan itu bisa menjadi salah satu kekuatan Auggie menghadapi semuanya.

Buku ini disampaikan dalam berbagai PoV. Baik itu dari sisi Auggie sendiri, Via (kakak Auggie), Justin (pacar Via), Miranda (sahabat Via), Jack (teman sekelas Auggie), juga Summer (teman sekolah Auggie yang sering bersamanya di saat istirahat makan). Masing-masing PoV terkait satu sama lain, tapi alurnya ga terlalu jauh mundur, sehingga meski buku ini mirip puzzle, kita tetap bisa menikmati buku ini, walau berbeda sudut pandang.

Di sini diceritakan gimana pertama kalinya Auggie ditawari untuk bersekolah di sekolah formal oleh orangtuanya. Kita bisa merasakan kegalauannya. Kekhawatirannya untuk menapaki dunia baru. Pengalaman hari pertama di sekolah barunya. Gimana perasaannya sewaktu dia menemukan fakta bahwa orang yang dia kira best friend-nya ternyata bersandiwara. Cuma suruhan Mr. Tushman, kepala sekolahnya.

Semua karakter di buku ini adorable. Auggie yang bikin Bunda pengen meluk. Mom dan Dad-nya yang keren. Via yang yeah, meski abege dan sempat labil, tapi dia kakak penyayang. Daisy, anjing mereka yang adorable. Justin yang ternyata punya sifat melindungi. Summer yang unyu. Jack yang setia. Mr. Tushman yang wow! Beliau ini mengingatkan Bunda pada pak Kobayashi di cerita Totto Chan.

Meski begitu, nggak semua karakter di sini adorable, sih. Ada Justin dan ibunya yang bikin pengen lemparin kulit pisang. Ke ibunya, sih. Soalnya, ibunya Justin ini ngingetin Bunda ke Malcius Malfoy. Kenapa, ya, dewan sekolah itu, kok, isinya orang songong semua? Atau karena mereka songong, makanya dijadiin dewan sekolah? Kalo ya, crap banget!
Ada anak bernama Eddie yang perlu diajari sopan santun. Perlu diajari empati. Kemungkinan besar, dia berasal dari keluarga yang nggak pernah punya kasih sayang di dalamnya. Karena, untuk menumbuhkan empati pada orang lain, harus dibangun di dalam keluarga dulu. Keluarga itu rumah segala perasaan, kok...

Setiap chapter dalam buku ini hanya satu-tiga halaman. Nggak lebih. Dan ini yang membuat cerita mudah dicerna. Penggunaan kalimatnya nggak bertele-tele. Meski to the point, cara penceritaannya berhasil membangun emosi pembaca. Nggak salah emang, kalo buku ini memenangkan berbagai award. Karena emang buku ini keren banget. Dapet banget emosinya. Dan ada banyak quote yang pantas menenangkan hati kita.

Ini Bunda kumpulin quote-nya. Bunda mau bikin bookmark dengan quote ini.

The things we do are like monuments that people build to honor heroes after they've died. They're like the pyramids that the Egyptians built to honor the pharaohs. Only instead of being made out of stone, they're made out of the memories people have of you. That's why your deeds are like your monuments. Built with memories instead of with stones. - Auggie
"Sometimes you don't have to mean to hurt someone to hurt someone", said Veronica, Jack's baby sitter
Do people look the same when they get to heaven?"
“I don’t know, sweetie.” She sounded tired. “They just feel it. You don’t need your eyes to love, right? You just feel it inside you. That’s how it is in heaven. It’s just love, and no one forgets who they love. 
Dan masih ada lagi. Nanti Bunda masukkan ke bookmark dan Bunda jadiin freebies ^_^

Akhirnya, nambah satu lagi, deh, wish list Bunda. Worth it to collect, kok. Walau kavernya (meski representatif) kurang catchy :D

Tentang penulis:


R. J. PALACIO lives in NYC with her husband, two sons, and two dogs. For more than twenty years, she was an art director and graphic designer, designing book jackets for other people while waiting for the perfect time in her life to start writing her own novel. But one day several years ago, a chance encounter with an extraordinary child in front of an ice cream store made R. J. realize that the perfect time to write that novel had finally come. Wonder is her first novel. She did not design the cover, but she sure does love it. (copas dari Goodreads)

Cheers, Love you both!
Terusin baca - Wonder - R.J Palacio